Kisah PNS Asyik Bertani Di Sebuah Kebun Mini Miliknya, KS Garden Kuansing Namanya. (Kebun Buah Yang Disinari Matahari, Sayuran Yang Berwarna Cerah, Mimpi Yang Dipanen, Keranjang Berlimpah, Usaha Yang Membuahkan Hasil, Akar Yang Bersemangat, Panen Manis, Dari Ladang Ke Meja Makan😅)
Pejuang Mimpi Episode 81
Siapa Mentor Terbaik Kita?
Mentor terbaik kita adalah orang tua. Sebetulnya, mentor terbaik kita memang orang tua. Saya banyak melihat contoh anak-anak yang sukses karena dari awal dibimbing secara benar oleh orang tuanya. Dididik secara disiplin sejak kecil..., disekolahkan jauh-jauh. Setelah selesai kuliah disuruh dulu kerja di pabrik ha-ha ha, dan ujung-ujungnya diminta juga meneruskan usaha sebagai generasi kedua.
Mentor yang baik idealnya memang orang tua kita. Karena orang tua terkait erat dengan darah kita. Sedangkan yang lain sifatnya temporer. Apa kekurangan pengembangan diri tanpa mentor atau bimbingan? Kalau ditelisik lebih jauh, sesungguhnya apa kaitan antara mentoring dan pengembangan diri?
Ada satu fakta yang tak terbantahkan adalah di dunia ini muncul banyak konglomerat besar yang boleh di bilang tidak mengenal dunia mentoring seperti yang kita alami saat ini. Terlebih jika merujuk pada konglomerat-konglomerat dari generasi awal. Pertanyaannya, mengapa mereka bisa sukses luar biasa? Jika tanpa ikut pelatihan-pelatihan yang mengajarkan kesuksesan pun mereka bisa sukses besar, mengapa generasi-generasi berikutnya harus ikut berbagai macam training dan mentoring? Pertanyaan yang menarik bukan?
Pada episode ini saya membuka satu kunci pengembangan diri yang sangat mendasar, yaitu pentingnya mentoring atau hadirnya seorang coach dalam perjalanan sukses kita. Memang, ada sebagian orang yang memiliki kemampuan belajar, beradaptasi, dan berinovasi serta bermental juang yang sangat hebat. Sehingga mereka mampu meraih puncak kesuksesan. Namun kebanyakan dari kita adalah orang-orang yang membutuhkan panduan dan bimbingan dari orang-orang yang berpengalaman di bidangnya.
Dan tentang bagaimana pengembangan diri yang benar, kembali saya tekankan pentingnya attitude. Hal ini terkait dengan masih dominannya pemahaman, baik di level individual maupun koorporasi. Tahukah, bahwa skill dan knowledge adalah pilar utama pengembangan diri? Harapan saya, Episode ini dapat memberikan pemahaman yang utuh mengenai cara mengembangkan diri yang benar.
*Apa kekurangan pengembangan diri tanpa mentor atau bimbingan?*
Begini, kenapa hari ini ada konglomerat yang sangat sukses tanpa mentor? Ya, karena mereka mengembangkan diri dengan sangat disiplin. Pengembangan diri jelas lebih efektif. Contoh, menurut psikologi, seseorang akan menemukan meaning of life-nya pada usia 65-an tahun. Tetapi dengan pengembangan diri, dengan mentoring, orang akan lebih cepat menemukan makna hidupnya.
*Apa bedanya mengembangkan diri secara mandiri dibandingkan dengan mentor?*
Kalau dengan mentor akan lebih cepat, lebih terarah, dan tidak wasting of time. Save cost-nya luar biasa, menghemat keuangan secara luar biasa. Katakanlah kalau kita tidak mengerti mentoring, anak kita disekolahkan di luar kota, bahkan kalo perlu luar negeri. Jadi, ilmu-ilmu semua diperoleh. Kita pikir itu merupakan sarana untuk sukses.
Tapi seringkali ya, setelah pulang ternyata anaknya tidak bisa apa-apa. Orang tua lupa bahwa anaknya ini makhluk sosial. Studi kasus; banyak teman saya yang bersekolah diluar kota atau luar negeri tetapi tidak bisa kembali lagi ke kota asal, dan tidak bisa hidup di Indonesia atau kampung halaman. Belum sempat membangun kampung, terpaksa balik lagi kemana asalnya ia bersekolah, karena ia pikir hanya disanalah ia dapat hidup. Di kota asal tidak ada relasi, mau bisnis, bisnis apa...?
Seandainya ia tahu sejak awal, kita ini makhluk sosial, berelasi akan diberi prioritas yang jauh lebih besar. Ketika diluar kota atau luar negeri, carilah relasi di Indonesia atau di kota asal karena suatu saat kita pasti akan kembali. Lalu, buat konsorsium disini. Bukannya yang menetap disana. Bangun negeri!
Inilah yang terjadi sekarang.
*Apa yang keliru dari contoh kasus tersebut?*
Sang orang tua keliru dalam mementor anaknya. Ia pikir kalau anaknya sekolah di luar kota ataupun luar negeri, dengan ilmu yang lebih tinggi, anak itu akan lebih sukses. Tapi, orang tua itu lupa bahwa attitude lebih menentukan. Contohnya, saya punya teman yang studi desain pesawat di Long Bleach Amerika. Ia pulang, dan bekerja di IPTN. Tetapi beberapa tahun kemudian IPTN di tutup. Akhirnya ia balik lagi ke Amerika. Apa yang salah? Tidak ada yang salah! Kesalahannya, mungkin jalan hidupnya harus kembali lagi ke situ. Kesalahannya, mungkin mentor gratis nya yang membuat ia salah arah, entah orang tua atau dosen yang tidak dapat mengarahkan atau lingkungan yang keliru.
*Apakah kamu punya mentor-mentor sendiri atau lebih banyak belajar sendiri?* Hehehe. Punya lah pasti. Tapi, awalnya begini. Saya berkembang otodidak, secara natural karena terkondisikan. Saya besar di dunia sales. Kalau saya menginginkan omset yang besar, ya saya harus menggunakan tangan orang lain juga. Caranya bagaimana? Saya harus bisa memotivasi sebanyak mungkin orang dalam jaringan saya. Sehingga mereka mampu melipatgandakan penjualan. Ternyata dari proses itu saya menjalankan fungsi seorang leader, inspirator, dan motivator. Semua itu berjalan tanpa saya sadari.
Saya harus berada di lingkungan orang-orang yang mengejar kesuksesan dengan syemangat yang luar biasa. Sementara traning dan mentoring juga mengajari saya untuk sukses atau lebih sukses. Jadi, semua sejalan. Mentoring dalam kehidupan sehari-hari dijalankan oleh orang tua. Mentoring profesional bisa dicari atau kadang ditemukan Tuhan tanpa sengaja. Sering kali tu ya, ia dapat membuat kita lebih tabah dalam menghadapi tantangan hidup. Hehehe.
Saya mencari mentor juga di sekeliling saya. Mentor terbaik saya pertama tetap orang tua. Sudah itu, baru mentor profesional. Dan bagaimana mentor profesional itu..? Ciri-cirinya minimal mereka sudah bisa buktikan buah-buahnya lewat prestasi pribadi mereka. Terutama prestasi klien-kliennya
Siapa itu mentor nya...? Ada di google yach. Ga usah pusing-pusing nyari, gaees. Searching azaa! Yang mana yang kamu suka.
*Bagaimana pengertian mentoring dalam dunia pengembangan diri kamu...? Â
Mentoring dalam pengembangan diri saya adalah sesederhana menyapa dengan nada menyenangkan saat menelepon, nada yang mengatakan saya senang mendengar kabar dari kamu. Ketika saya bertemu orang itu secara pribadi..., saya sapa ia dengan keramahan tulus. Tersenyum. Pelajari namanya, ingat-ingat dan pastikan saya mengeja dan mengucapkannya dengan tepat. Ia adalah orang yang ketika saya ingin bertanya, ingin mendapatkan ilmu, orang ini siap membagikan ilmunya. Misalnya, saya bertanya bagaimana sebaiknya saya bersikap atau bertindak..., ia hanya memberi pandangan, bukan pengarahan.
Mentor yang baik, memang harus begitu. Ia tidak men-drive hidup orang, sebab setiap orang punya misi hidupnya sendiri. Setiap orang unik dan tidak diarahkan harus seperti apa. Jadi, ia berikan kita pandangan..., pandangan yang tidak kita peroleh dari orang tua kita dulu.
Ada pepatah kuno yang mengatakan, "Ketika murid sudah siap, guru akan muncul". Itu mungkin sangat benar. Tetapi ada pula peribahasa lain, yang mungkin lebih kuno, yang mengatakan, "Tuhan takkan membantu satu kaum sebelum kaum itu menolong dirinya sendiri". Seperti yang diungkapkan CEO perusahaan perangkat lunak ternama. "Setiap manusia seperti keping salju. Atau sidik jari. Atau untaian DNA. Kita semua unik. Kita takkan pernah bisa menemukan seseorang yang persis sama seperti kita".
Menemukan mentor bukan berarti hanya ingin meniru seseorang. Menemukan mentor dimulai dengan melihat ke balik penampakan luar, yaitu jati diri orang itu yang sesungguhnya. Menemukan atau menjadi mentor mungkin pengalaman yang terjadi secara alami. Sampai pada tahap tertentu, di sepanjang karir seorang pemimpin, tetapi prosesnya bisa diperlancar oleh kesadaran, fokus..., dan sedikit kerja keras.
Pertama-tama mungkin itu akan menyita sedikit waktu saya. Tetapi sangat bermanfaat dan mungkin juga bisa sangat menyenangkan. Sekarang, mari kita coba telusuri apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan seorang mentor, atau dengan kata lain, mari kita perjelas apa saja yang termasuk di dalam proses mendapatkan mentor. Menemukan mentor bukan berarti mengidentifikasi seseorang yang sangat sukses dan berusaha mencintainya, eh mencontohnya.
Apakah kamu kenal Andrias Harefa? Ia termasuk orang yang cepat lho, menemukan misi hidupnya., jalan hidupnya. Orang seperti dia, pasti happy. Orang happy bukan sekedar punya cita-cita. Banyak orang tu punya cita-cita..., tetapi hidup mereka tidak damai karena cita-cita itu berseberangan dengan misi hidup mereka. Bagaimana dengan kamu?
Syukur-syukur diusia 25 tahun, saya juga sudah menemukan itu. Sehingga saya bisa menemukan makna atau jalan hidup. Saya sebenarnya waktu itu masih terdaftar sebagai karyawati Bank BUMN. Saya jelas sangat menyukai bidang advisor financial nasabah prioritas waktu itu. Tapi tidak butuh waktu lama untuk saya menyadari sesuatu yang lebih penting. Alasan mendasar saya meninggalkan bank itu, ya karena saya menyadari diri saya takkan bisa menjadi yang terbaik di bidang itu. Begitu pilihan dibuat, saya bertanya pada diri sendiri. "Apakah ini diri saya sesungguhnya? Apakah saya benar-benar ingin menjadi seperti ini?.". Ternyata jawaban saya, tidak.
Sama seperti yang Bill Gates lakukan. Ia terdaftar di Harvard University sebagai mahasiswa jurusan matematika. Ia jelas sangat berbakat di bidang matematika, tapi tidak butuh waktu lama baginya untuk menyadari sesuatu yang lebih penting. Banyak mahasiswa lain yang jelas-jelas jauh lebih berbakat dibanding dirinya. Alasan Bill Gates meninggalkan Harvard bukan karena ia terburu-buru mencoba peruntungannya. Itu karena ia memiliki kepribadian yang sangat agresif dan kompetitif. Ia menyadari dirinya takkan bisa menjadi yang terbaik di bidang itu, dan mulai bosan bermain melawan calon Michael Jordan di dunia matematika.
Jadi ia, membawa bolanya pulang. Itulah yang Bill Gates lakukan, pada waktu yang kira-kira bersamaan dengan puluhan orang yang saya tidak pernah dengar namanya. Orang yang dikira takkan pernah bisa menjadi terkenal dunia, yang mungkin melakukan hal yang sama; mereka menyerah. Itulah yang Bill Gates lakukan. Bill Jones juga melakukan hal yang sama, hanya bedanya ia memanggang humberger. Bill Smith juga melakukan hal yang sama, tapi dia hanya menjadi tukang angkut belanjaan. Lha saya? Saya juga memutuskan menyerah di tengah-tengah situasi yang juga sama, karena bagaimanapun, itulah yang dilakukan Bill Gates.
Saya ga membatasi diri dengan sosok yang pernah saya baca. Saya membidik dengan tepat orang-orang yang memiliki perhatian yang sama dan pernah menghadapi masalah yang sama dengan yang saya hadapi saat itu. Berita baiknya, ada saja orang yang telah membuat segalanya lebih mudah daripada sebelumnya.
Saya kira di Indonesia belum terlalu banyak orang yang dengan sengaja mendedikasikan hidupnya sebagai mentor. Dulu. Tapi sekarang..., World Wide Web adalah alat pencari paling luar biasa yang pernah ditemukan, dan surel adalah cara ideal untuk menghubungi calon mentor yang kamu pilih. Jangan malu! Surel jauh lebih tidak mengganggu dibandingkan telepon, sebagian besar orang sukses itu akan menghargai kesempatan untuk membagi apa yang telah mereka pelajari. Ingat, ketika murid siap, guru pun muncul. Jadi bersiaplah!
Â
*Andaikan kamu ingin orang yang ingin dimentori dengan baik...., bagaimana kamu bisa menemukan mentor yang baik?*
Yaa, saya harus lihat keteladanan hidup yang ia berikan walaupun ia tidak bermaksud memberi teladan. Lihat..., bagaimana kehidupan orang itu. Saya selalu percaya hal itu bisa dilihat dari keluarganya. Lihat dari buahnya, bagaimana anak-anaknya? Bisa juga, kita mengobrol dengan anaknya. Mungkin dari situ, kita tahu apakah keluarga ini harmonis atau tidaak, keluarga yang luar biasa atau tidaak. Setelah itu kita bisa melihat kehidupan keagamaannya dan kehidupan sosialnya. Orang seperti inilah yang ideal menjadi mentor kita, selain orang tua.
Saya lihat mentoring yang hebat dan masif itu terjadi di dunia bisnis. Mentoringnya luar biasa. Ketika seseorang sudah sampai pada peringkat tertentu, ia akan mengajarkan caranya. Percaya atau tidak, saya tidak harus memilih mentor dari orang-orang yang bisa saya temui atau hubungi. Atau bahkan dari orang-orang yang masih hidup dalam kurun waktu saat ini.
Saya juga belajar membayangkan dan menghayati kearifan figur mentor yang saya pahami. Tidak peduli kapan ia hidup atau bahasa apa yang ia gunakan. Kemudian, begitu selesai mempelajari fakta tentang sejarah mentor itu, saya membayangkan apa yang akan ia katakan seandainya saya meminta sarannya tentang situasi yang sedang saya hadapi. Ini secara harfiah bisa menjadi semacam meditasi, dimana saya bisa memejamkan mata dan membayangkan bertatap muka secara langsung dengan mentor dari masa lalu haha. Dan bilang...; "Kau mengisi hari demi hari dengan cerita baru yang menyenangkan. Suaramu menenangkan kegelisahan hati..., menyita banyak jiwa yang mendengarnya. Bersyukurnya aku, aku adalah orang yang bisa mendengarmu setiap hari xixixi!".
Saya pun melakukan evaluasi terhadap kehidupan saya. Dan saya, mencatat baik-baik mentor mana saja yang secara positif telah mempengaruhi saya. Saya tulis namanya..., serta pencapaian apa saja yang saya lakukan sebagai buah dorongan semangat darinya. Kemudian, jika saya belum siap..., saya meluangkan waktu untuk menghubungi atau menulis artikel pada nya, memberi tahunya seberapa besar dampak ia bagi kehidupan saya. Mengungkapkan rasa terima kasih juga merupakan cara paling kuat untuk menarik hal-hal paling besar ke dalam kehidupan saya.
Saya selalu meluangkan beberapa saat untuk bermeditasi dengan membayangkan figur mentor itu. Mencari tempat ternyaman dimana saya bisa duduk selama paling sedikit 15 menit tanpa diganggu. Saya mungkin bisa memutar musik pelan dan menenangkan..., atau hanya duduk diam. Untuk memulainya, saya buat daftar kriteria yang saya cari dalam sosok mentor-mentor sempurna itu. Lalu saya niatkan untuk berhubungan dengan sosok mentor sempurna itu. Tarik napas dalam-dalam..., dan saya kosongkan pikiran saya. Ha, saya duduk tanpa bergerak sampai nama, waktu, dan bayangan sosok atau ide mulai muncul di benak saya. Jika itu belum terjadi, cek kembali daftar kriteria dan saya tenangkan diri saya lagi. Jika bayangan itu masih belum muncul juga, jangan pedulikan. Dalam kurun seminggu pasti muncul sosok seseorang. Tapi, jika tetap tidak muncul, saya bisa melakukan riset lewat situs web, atau dengan membaca biografi atau autobiografi. Yakin, bahwa komitmen saya mencari seorang mentor sudah cukup kuat untuk menggiring saya ke arah yang tepat.
*So, siapa mentor terbaik kita?* Mentor terbaik kita pertama adalah orang tua. Karena mentoring dalam kehidupan sehari-hari memang dijalankan oleh orang tua kita. Menurut saya, orang tualah yang bisa mementor anak-anaknya untuk pertama kalinya. Kalau anak ingin berbisnis, orang tua mengarahkan begini. Kalau anak ingin menjadi dosen, mentoring-nya begitu. Itulah sebabnya kalau saya lihat, mentoring yang berjalan itu contohnya; anak seorang dokter juga menjadi dokter. Bapaknya anggota TNI, anaknya juga anggota TNI. Dulu bapaknya kapten, sekarang anaknya jenderal. Ibuknya pedagang, anaknya mau jadi pengusaha haha ha. Itu berarti mentoringnya jalan, jika mentoring-nya jalan, maka insyaallah anaknya berhasil.
Mentor terbaik kita kedua adalah mentor profesional. Ia adalah penasihat terpercaya yang menuntun kita melewati rintangan dalam kehidupan pribadi dan profesional kita. Mentor tersebut tentu memberi kita kritik yang membangun, berbagi pengetahuan, dan memberikan ide yang mungkin tidak kita pertimbangkan. Kutipan mentor juga dapat berfungsi untuk memotivasi dan menginspirasi kita dalam hidup. Ia dapat memperkenalkan kita pada jaringannya, membuat koneksi yang mungkin tidak dapat dijangkau sebelumnya. Seorang mentor juga berperan sebagai panutan..., yang menunjukkan sikap dan tindakan yang diperlukan untuk meraih kesuksesan
Bagaimana dengan coach? Beda tipis lah ya. But. Saya lebih suka menggunakan istilah coach dalam pelatihan pengembangan diri yang saya lakukan. Sebab, mentoring kadang terkesan terlalu berat. Kesannya lebih formal. Sebenernya coach itulah yang diinginkan oleh semua orang, tempat kita bertanya. Idealnya coach adalah orang yang sudah berhasil dibidangnya. Ia adalah tipe orang yang kita idolakan ha-ha ha. Kita..., kita ingin sukses seperti diaa.
Ini adalah hubungan yang mendorong pembelajaran berkelanjutan dan mendorong kita untuk keluar dari zona nyaman, yang pada akhirnya mengarah pada peningkatan kepercayaan diri dan pengembangan keterampilan. Mentor juga membantu pertumbuhan pribadi dengan memberikan saran tentang keseimbangan kehidupan dan pekerjaan, manajemen stres, dan pengambilan keputusan.
Kutipan mentor terbaik sering kali dapat membuat kita lebih tabah dalam menghadapi tantangan hidup. Juga memberi kita kesadaran diri yang baru. Tujuan memiliki mentor bukan hanya untuk mendapatkan pengetahuan, tetapi untuk mengembangkan hubungan berdasarkan kepercayaan..., rasa hormat.. , dan pertumbuhan bersama yang dapat secara signifikan mempercepat kemajuan kita dalam mencapai tujuan kita.
Tidak ada cara yang lebih baik untuk menggambarkan kekuatan transformatif dari bimbingan selain dengan kutipan Oprah Winfrey, "Seorang mentor adalah seseorang yang memungkinkan kita melihat harapan di dalam diri kita sendiri." Seorang mentor akan membimbing kita melewati tantangan..., membantu kita mengenali potensi diri..., dan menumbuhkan rasa percaya diri. Mereka memberikan dorongan dan wawasan, memberdayakan kita untuk melihat melampaui rintangan dan membayangkan kemungkinan. Dengan harapan dan keyakinan yang baru, kita akan terdorong untuk meraih keberhasilan. "Tell me and I forget, teach me and I may remember, involve me and I learn".
Sekali lagi. Siapa mentor terbaik kita? Mentor terbaik kita, tetap orang tua. Ada dua kutipan terbaik dari orang tua saya di dalam mobil sebelum ia berangkat haji. Agaknya semacam inilah maksudnya;
"Ingatlah ini, selalu! Kalo kita baik..., kita pasti dicela oleh orang buruk. Sebaliknya, kalo kita buruk? Kita pasti dicela oleh orang baik. Tinggal dilihat saja! Yang mencela itu, orang baik atau orang buruk? Kalo yang mencela orangnya buruk? Itu artinya? Allah sedang menetapkan kebaikan kepada diri kita. Dititipkan lah..., pengakuan itu, __lewat orang yang mencela kita".
"Tenang saja...! Jika sudah waktunya tiba, dengan izin-Nya apa yang kita harapkan, pasti akan Allah wujudkan. Allah telah menuliskan setiap cerita hidup kita dengan indahnya. Maka, teruslah berharap kepada-Nya, teruslah berusaha, teruslah berdoa dan teruslah bersabar. Karena yang terbaik dari Allah, sedang dipersiapkan untuk kita dalam waktu yang tepat. Dan dengan cara yang paling indah".
Dan pada akhirnya; Siapa saja bisa menjadi mentor kita Asal kita menyediakan waktu untuk mempelajari fakta tentang kehidupan mereka dan peranti yang mereka gunakan untuk meraih kesuksesan mereka.
Sekian dulu episode ini. Tetap terhubung dengan KS Story, yaa! Seperti ketika orang menikmati acara talk show. KS Story ini dikemas dengan sangat hidup dan mampu membuat orang hanyut. Definitely worth reading....!
#KSStory  #KSMotivasi  #KSFamily
#KSLifestyle #Parenting
#PejuangMimpi #Episode81
#SiapaMentorTerbaikKita
#MentorTerbaikKitaAdalahOrangtua