KS Story
KS Story Petani

Kisah PNS Asyik Bertani Di Sebuah Kebun Mini Miliknya, KS Garden Kuansing Namanya. (Kebun Buah Yang Disinari Matahari, Sayuran Yang Berwarna Cerah, Mimpi Yang Dipanen, Keranjang Berlimpah, Usaha Yang Membuahkan Hasil, Akar Yang Bersemangat, Panen Manis, Dari Ladang Ke Meja Makan😅)

Selanjutnya

Tutup

Video

Pejuang Mimpi Episode 89 Bagian Kita Dimana

7 Juni 2025   23:50 Diperbarui: 7 Juni 2025   23:54 75 0 0

KS Garden
KS Garden



Pejuang Mimpi Episode 89
Bagian Kita Dimana

Sadar ga sih teman-teman, kalau kita tu di dunia ini punya jatah kita masing-masing. Mau segimanapun kita berusaha..., kalo itu bukan takdir kita disitu, kita ga akan mendapatkan itu, __karena jatah kita bukan disitu. Tapi kita harus cari tahu, BAGIAN KITA DIMANA...? Caranya gimana....?

Cobain, cobain segala hal. Sampai akhirnya kita ketemu, oh ternyata bagian dan peran saya di dunia ini disini. Takdir adalah bagian dari petualangan hidup kita. Kadang-kadang kita harus mencari dan menjelajahi untuk menemukan jalan yang benar-benar milik kita. Cobalah segala hal, karena dalam setiap percobaan, __kita bisa menemukan jejak takdir kita. Dan ones, kita menemukan itu, __kita mungkin akan terkejut dengan apa yang sebenarnya menjadi takdir..., bagian, dan peran kita di dunia ini.

Saya belajar bahwa menggantungkan hidup pada orang lain itu adalah sebuah kesalahan besar..., dan satu hal yang akan sangat merugikan saya sendiri. Sehingga apabila saya harus memilih, saya akan memilih menjadi WANITA KARIR atau setidaknya PRODUKTIF. Mau jadi apa..., saya? Kalau saya tidak berkarir? Mau bagaimana..., saya? Kalau saya tidak produktif? BAGIAN SAYA DIMANA? Ini tentang Manajemen Diri Sendiri.

*Apa itu Manajemen Diri?*
Manajemen diri adalah tentang menjadi kapten kapal kita sendiri. Dengan kata lain, ini adalah kemampuan untuk mengendalikan pikiran, perasaan, dan tindakan seseorang secara sadar. Sederhananya, manajemen diri berarti bertanggung jawab atas hidup kita sendiri. Hasilnya, kita memahami peran kita dan bagaimana kita mengambil tindakan untuk memenuhinya.

Manajemen diri berakar pada kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional sangat erat kaitannya dengan konsep pengelolaan diri ini. "Pengaturan diri" adalah istilah lain yang digunakan untuk menggambarkannya. Hal ini melibatkan kesadaran akan pikiran, keinginan, dan emosi kita sendiri. Sebagai hasil dari kesadaran diri ini, kita dapat memahami dan mengekspresikannya secara efektif. Kita juga dapat menganggapnya sebagai membangun fondasi yang kokoh. Dan untuk menghadapi tantangan hidup, baik secara pribadi maupun profesional, kita harus mengembangkan kesadaran diri dan kemampuan mengatur diri yang kuat.

Tentang bagaimana kita memanajemen diri kita sendiri adalah keterampilan penting yang setiap individu perlu kembangkan untuk mencapai kesuksesan dan kepuasan pribadi. Kemampuan untuk mengatur waktu, mengelola emosi dan mengambil keputusan yang tepat, __dapat mempengaruhi kualitas hidup dan pencapaian tujuan kita. Dalam episode ini, saya akan membahas pentingnya manajemen diri sendiri serta beberapa strategi yang dapat membantu kita menjadi pribadi yang lebih efektif dan produktif. Cari tahu, BAGIAN KITA DIMANA!

Pernahkah kamu merasa seperti ditarik ke berbagai arah? Selain itu, menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan terasa mustahil saat daftar tugas menumpuk dan tenggat waktu semakin dekat. Saya pernah. Di sinilah manajemen diri menjadi berguna. Kemampuan mengelola diri sendiri secara efektif dapat membawa perubahan positif dalam kehidupan profesional dan pribadi seseorang. Oleh karena itu, episode ini menjelaskan tentang pengelolaan diri, membahas manfaatnya, dan mencantumkan beberapa kiat untuk melakukannya. Saya mau share tentang bagaimana saya menguasai hidup saya dan seni mengelola diri sendiri.

*CERITA LAGI YUK! Pengalaman Pribadi;*
Ini tentang manajemen diri sendiri. Sederhananya, saya perlu berinvestasi dalam manajemen diri. Ini pada akhirnya akan membuka potensi pribadi dan profesional saya. Cara mengasah keterampilan manajemen diri sendiri, saya dapat mencapai produktivitas dan pertumbuhan pribadi yang lebih besar dengan menguasai beberapa keterampilan dalam manajemen diri ini. Dan saat saya mengeksplorasi setiap keterampilan itu, saya akan mendapatkan kiat-kiat yang dapat saya tindaklanjuti. So, keterampilan apa saja yang perlu diasah dalam proses memanajemen diri sendiri?

*Pertama-tama, Manajemen Waktu*
Manajamen waktu adalah salah satu aspek utama dalam manajemen diri sendiri. Ini tentang seni prioritas. Waktu adalah sumber daya yang terbatas, dan bagaimana saya menggunakannya akan mempengaruhi seberapa banyak yang dapat saya capai.  Waktu adalah hal paling berharga di dunia, karena begitu saya menyia-nyiakan waktu, __tidak akan dapat saya peroleh kembali. Bagi saya, penting untuk memiliki perencanaan yang baik, menetapkan prioritas, dan menghindari prokrastinasi. Saya mengatur jadwal, saya menetapkan tenggat waktu, dan saya mengelola gangguan. Itu dapat membantu saya mencapai efisiensi yang lebih tinggi dalam pekerjaan dan kehidupan saya sehari-hari.

Jauh sebelum menikah, saya belajar bahwa menggantungkan hidup pada orang lain itu adalah sebuah kesalahan besar, dan satu hal yang akan sangat merugikan saya sendiri. Sehingga apabila harus memilih, saya akan memilih menjadi *WANITA KARIR atau setidaknya PRODUKTIF. BAGIAN SAYA DIMANA?*. Ketika saya memutuskan tidak berkarir pun, saya pilih produktif. Saya sangat paham dengan ego pria bahwa mereka menginginkan wanita yang tergantung kepada mereka. Saya sendiri sebagai seorang perempuan pun sadar bahwa dalam beberapa hal saya tetap membutuhkan pria untuk membantu saya dalam mengatasi beberapa hal dalam hidup.

Dan justru karena itu saya dulu berpikir..., "Seandainya saya suatu saat berkesempatan untuk menikah, seperti apakah sosok suami saya?". Ha-ha-ha. "Apakah dia sosok pria yang menganggap uang belanja bulanan sebagai nafkah? Apakah dia sosok yang temperamental? Apakah dia sosok yang bertanggung jawab? Apakah dia sosok yang peduli pada istrinya?". Dan berbagai pikiran yang berkelebat di benak saya, wkkwkwaa. Karena sebagian pria ada yang beranggapan bahwa uang belanja bulanan adalah nafkah mereka bagi istri. Dan itu adalah sebuah kesalahan besar. Nafkah adalah pemberian kepada istri yang dapat istri pergunakan untuk memenuhi KEBUTUHAN PRIBADInya. "Apakah calon suami saya memahami konsep ini?". Ha, macam-macam aja yang KS pikirkan tu, kan? Sehingga dulu tu, aduh males ah nikah males banget, ntar berhenti kerja. Eh ternyata bener teman-teman. Ditodong buru-buru nikah karena takut expired ternyata ga enak, saya bukan susu formula.

Saya memiliki perasaan tidak enakan yang cukup tinggi. Termasuk setelah saya resign, saya tentu akan sangat sungkan untuk berkata ini. "Suamiku, aku mau ngumpul sama temen-temen kuliah dulu nih. Minta uang dong buat makan sama jalan ntar". Sekali? Mungkin oke. Tetapi semisal 4--5 kali? Meski suami oke pun, mungkin ipar-ipar yang menjerit ha-ha-ha. Kebayang ga kakak ipar saya bilang gini? "KS, kamu tuh jadi istri boros banget sih. Tau enggak gaji adek aku tuh cuma berapa?". Wew. Saya tidak mau mendapat statement macam itu. Bisa menangis semalam ala Audy Item, sayanya. Belum resiko kalo-kalo suami selingkuh, bercerai, atau ditinggal mati oleh suami. Mau jadi apa saya kalau tidak berkarir? Mau bagaimana saya kalau tidak produktif? Nah, kek gitu-gitu pikiran saya tu dulu.

Terus ada lagi cerita Jleb, ceritanya tu ada orang yang iseng banget nanya ke saya pas kuliah S2. Nanya nya tu tentang hal-hal yang ga penting tau nggak. "Ga repot KS, bekerja sambil dagang, kuliah pulak. Ngurus anak, suami. Belum rumah, toko". Saya tu dulu jawabnya cuma gini aja sambil full senyum. "Repot itu, sudahlah kamu ga ada kerja, pake ngurusin hidup orang lagi, itu malah yang lebih repot, ya gak?".  Dikeramaian, banyak orang yang tertawa. Lucunya, ada juga yang pake yel-yel ala gaya KS sambil nunjuk-nunjuk ke atas langit hahaha. "Laaalaaalaaa yeyeyeyeeee".

Saya melakukan semua aktivitas sehari-hari saya karena adanya dorongan dari diri saya sendiri. Saya mulai dengan membayangkan hari yang ideal versi saya. Saya pagi bangun tanpa terburu-buru..., ada waktu untuk saya memasak, keluarga saya bisa sarapan..., dan saya siap menghadapi tantangan hari itu. Nah, kunci produktivitas saya ada di sana.

Saya memulainya dengan rencana yang jelas. Saya bikin to do list sederhana setiap malam sebelum tidur. Saya menulis tiga prioritas utama untuk esok hari. Nggak perlu panjang, cukup tiga hal yang benar-benar penting. Semacam; "Coba deh KS, pecahkan tugas besar ini jadi langkah-langkah kecil". Ini seperti saya naik tangga pelan-pelan..., __tapi pasti. Misalnya, kalau bisnis plan saya terasa berat, saya mulai dengan riset dulu, lalu saya buat kerangka, baru deh saya tulis isi utamanya.

Salah satu cara terbaik saya untuk menjadi lebih proaktif dalam menggunakan waktu saya adalah dengan memiliki highlight. Highlight adalah sebuah hal yang ingin saya capai dalam suatu hari tertentu. Ketika ditanya "Apa hal terbaik yang terjadi di hari ini?", kemungkinan besar saya ingin menjawab dengan highlight yang sudah saya pilih. Highlight tersebut bisa jadi berupa tugas yang sudah lama ingin saya selesaikan. Entah itu hanya film yang ingin saya tonton..., buku yang ingin saya baca, atau masakan yang ingin saya buat, dan sebagainya. Saya harus menyusun jadwal dan menyelesaikan pekerjaan saya di hari tersebut agar saya dapat melakukan highlight yang sudah saya pilih.

Contoh:
Misalnya highlight saya hari ini adalah membaca buku best seller terbaru di malam hari, artinya saya harus mengatur jadwal dan menyelesaikan pekerjaan saya di hari itu. Sehingga saya bisa membaca dengan tenang tanpa kepikiran pekerjaan yang belum selesai. Dengan memiliki highlight setiap harinya, saya dapat menjadi lebih fokus karena ada suatu tujuan yang ingin saya capai di hari ini.

Nah, bagaimana menentukan highlight saya? Bisa dengan menanyakan hal-hal semacam ini. Apa hal yang paling mendesak yang perlu segera saya selesaikan? Apa hal yang akan bermanfaat untuk saya dalam jangka panjang? Apa hal yang akan membahagiakan saya jika saya melakukannya? *Jika suatu hal itu penting buat saya, pasti saya akan meluangkan waktu untuk hal tersebut.*

*Siapa contoh orang-orang yang telah sukses menerapkan highlight ini?*
Zuckerberg pernah memiliki personal challenge yang ingin dia capai setiap tahunnya, misalnya lari 365 miles setahun, membaca 25 buku, atau coding setiap hari. Sherryl Sandberg setiap hari bisa pulang jam 17.30 agar bisa makan malam dengan keluarganya. Sheryl Sandberg Leaves Work at 5:30 Every Day. Why Can't You? Bill Gates meluangkan waktu setiap tahun selama dua minggu untuk melakukan minggu berpikir (think week). Dia pergi ke sebuah rumah di hutan untuk membaca buku dan mencari ide-ide baru. Bill Gates took solo 'think weeks' in a cabin in the woods---why it's a great strategy. Mereka meluangkan waktu untuk hal-hal yang penting bagi mereka.

Berkaca pada orang sukses itu, saya juga memilih highlight. Selanjutnya adalah bagaimana saya menyelesaikan pekerjaan saya sebaik mungkin dalam waktu yang seefisien mungkin. Ada beberapa tips terbaik dari KS untuk melakukannya. Cobain, ya!

*Pertama, saya ciptakan lingkungan yang bebas gangguan.* Saya menyingkirkan gangguan yang ada pada saat saya mengerjakan sesuatu, misalnya dengan cara memberi password untuk membuka sebuah aplikasi media sosial, atau mungkin cara yang lebih ekstrim dengan melakukan uninstall pada smartphone khusus untuk pekerjaan. Jadi hanya aplikasi khusus terkait pekerjaan yang ada di situ. Kunci pintu. Pakai headset. Jauhkan smartphone. Cobain, gimana rasanya?

*Kedua, saya fokus pada kerjaan di depan mata.* Ketika saya melakukan sesuatu, fokus saya hanya pada pekerjaan yang saya hadapi saat ini. Saya tidak mengerjakan banyak hal secara bersamaan (multitasking). Banyak metode untuk saya dapat bekerja dengan fokus di depan mata. Misalnya Metode Pomodoro (bekerja fokus tanpa gangguan selama 25 menit, lalu break 5 menit).

*Ketiga, saya mencoba mengetahui ritme tubuh dan waktu terbaik saya untuk melakukan sesuatu.* Saya ketahui jenis ritme tubuh saya, apakah saya termasuk orang yang lebih produktif ketika pagi atau lebih produktif ketika malam. Misalkan saya tipenya produktif ketika pagi hari, maka lakukan tugas yang paling berat menulis di pagi hari ketika konsentrasi tertinggi berada di saat tersebut. Dengan melakukan tugas di waktu terbaik saya, hasilnya akan lebih bagus dan waktu yang dibutuhkan jadi lebih singkat. Itu!

*Tentang bagaimana cara saya mengatur waktu 24 jam agar saya semakin produktif, ada beberapa hal yang selalu saya buat agar target hidup saya produktif khususnya pekerjaan, dan ini memang sudah berusaha saya adopsi dalam 20 tahun terakhir.*

*Target harian yang jelas & Realistis; To-Do List.* Bagi saya, tiap hari saya harus punya target jelas dari saat bangun. Saya biasanya spend 30 menit-1 jam di bed saat bangun termasuk doa, sarapan, berimajinasi dan menyusun target jelas pencapaian hari ini. Setidaknya dalam 1 minggu selalu punya "Target mingguan". Dari target mingguan ini, setidaknya bila masuk ke hari H, ya punya semacam daftar kecil "To do List". Semuanya saya susun berdasarkan target pribadi, progress perkembangan kebun saya yang salah satunya punya terminal cek dan ricek.
Jadi saat bangun, saya punya definisi jelas tentang HAL yang saya mau kerjakan hari ini. Sebagai ibu yang bekerja, tidak setiap hari ada pekerjaan yang saya kerjakan di laptop. Tapi walaupun demikian, saya tetap memplot waktu saya untuk urusan depan laptop, bekerja tentang apa saja termasuk menyusun kerangka-kerangka bisnis saya setidaknya setiap 4 jam bekerja. Satu yang pasti, apapun yang saya rencanakan dalam to-do list, ya harus realistis. Dalam seminggu, ada hari dimana saya hanya memesan makanan dari luar rumah ha-ha-ha. Makan nasi bungkus laagiiee, sesekali kan ga pa-paa. Bukan berarti yang terus-terusan.

*Manajemen waktu yang jelas.* Bagi saya, ini kunci agar hari saya produktif. Jadi karena punya target jelas harian, ini memudahkan untuk manajemen waktu. Untuk ibu rumah tangga seperti saya yang juga bekerja, waktu benar-benar harus diatur baik. Apalagi perkara yang mengharuskan saya mobile keluar rumah. Jadi urusan pribadi saya dan pekerjaan ya harus dibagi jelas. Misalnya saja, urusan keluar rumah untuk belanja yang tidak tercover dalam layanan makanan online yang ada pengantaran ke rumah saya pun harus jelas hari apa dan berapa lama durasinya, lengkap dengan semua daftar belanjaan. Urusan olahraga baik renang anak-anak maupun jalan sore pun harus diatur waktunya.
Saya bersyukur karena saya dari kecil tipe yang membaca lebih baik dari tidur siang, jadi ya tidur siang nya itu ga jelas aja kapan ha-ha. Paling ya, kalau udah capeeek banget. Jadi urusan pekerjaan yang murni analisa, report dll bisa pula saya kerjakan saat tengah malam.

*Tidak aktif menggunakan Media Sosial di waktu kerja.* Bagi saya, ini kunci utama juga dalam menggunakan waktu secara efektif. Tiap orang mungkin punya perbedaan alokasi saya. Misalnya saya, saat ini, saya baru saja berada dalam minggu mengnonaktifkan ulang akun IG, FB, TikTok, dll saya.  Sebelumnya saya rutin membuka entah selama 1 bulan, 2 bulan pun kayak terbaru ini selama 3 bulan tanpa akun IG, FB dll. Kalau di Kompasiana pun, saya paling banter di break pekerjaan. Sekarang lebih banyak berselancar di Kompasiana aja sih dan membaca, jadi silent reader di sana. Pun saya meluangkan waktu untuk kadang membalas jawaban dan mengunggah jawaban di KS Story.

Dalam 24 jam, berapa waktu untuk diri saya sendiri? Kalau saya pribadi butuh waktu sendiri pada saat mau fokus membaca dan menulis ataupun bekerja. Karena disaat melakukan ketiga hal tersebut butuh konsentrasi penuh dan ketenangan. Saya tidak tahu bagaimana yang lain, namun saya pribadi tidak mau menyia-nyiakan waktu yang ada dengan melakukan sesuatu yang tidak berguna. Ya, mungkin faktor usia yang sudah makin dewasa dan tuntutan untuk sukses ehehe. Lalu saya menyendiri untuk have fun atau self healing. Saat capek banget, saya lebih memilih tidur lebih awal atau disaat sore ada waktu, saya lari ke gym untuk berolahraga.

Yang pasti, semuanya ditentukan dengan target harian saya. Semakin cepat target harian saya yang realistis itu tercapai, semakin bisa saya bersenang-senang dengan membaca buku best seller saya, berselancar sebentar di KS Story, melakukan hobi saya di bidang seni, ataupun menonton Video hal baru yang ingin saya pelajari. Saya pencinta video-video sains dan pertukangan dan kerajinan hiiks. Well, seperti itulah pendapat saya bila terkait bagaimana menjadi produktif dalam keseharian saya.

Banyak orang tu ya, membuang-buang waktu terhadap sesuatu yang tidak penting di kehidupan mereka, dan sebagian besar terjadi karena mereka memilih apa yang menjadi kesenangan sesaat mereka pada saat itu. *Pertanyaan saya;*
*Mengapa kamu sebagai manusia sering membuang-buang waktu untuk hal yang tidak penting? Padahal ada hal yang lebih penting yang harus kamu kerjakan.* Tahukah kamu? Hal tidak penting dan penting adalah sesuatu bersifat *relatif dan subjektif.* Saya tahu, apa yang menurut saya penting, belum tentu menurut kamu penting. Ya kan? Dan juga sebaliknya. Karena itulah saya mencoba menjawab pertanyaan ini berdasarkan konteks terhadap diri saya sendiri saja.

Dunia akan jadi lebih indah, bila 24 jam itu kerasa kurang banget. Apalagi buat saya yang punya segudang aktivitas dan mimpi yang pengin dikejar. Kalo kamu pengin lebih produktif, cobain tips dari saya biar waktu 24 jam kamu bisa dipakai seproduktif mungkin. Pertama, bikin list kerjaan yang jelas dan prioritaskan apa yang paling penting dulu. Terus, atur jadwal harian kamu dengan baik dan jangan lupa sisipkan waktu istirahat yang cukup juga. Kalo bisa, cari tahu juga kapan jam produktif kamu dan fokus kerja di jam-jam itu. Nah, untuk membantu kamu tetap fokus, coba matikan notifikasi dari media sosial atau aplikasi yang bisa bikin kamu teralihkan perhatiannya.

*Coba bayangkan, gimana rasanya kalau semua tugas  kamu selesai tepat waktu dan kamu masih punya waktu buat santai? Banyak orang tu sering mengeluh dan stress kenapa waktu mereka terasa cepat habis dan selalu kurang, namun ternyata tidak banyak hasil yang bisa ia peroleh. Penyebabnya, di jaman sekarang, ada dua kondisi yang sering kita hadapi yaitu antara *kamu sibuk* atau *kamu terdistraksi.* *Kamu Sibuk* Kamu selalu sibuk.
Sibuk kerja..., sibuk meeting..., sibuk mengejar deadline, sibuk mengerjakan to-do list, dan sibuk yang lainnya. Pokoknya, kamu merasa setiap waktu harus diisi dengan kesibukan, kalau kamu tidak sibuk, kamu akan merasa waktu tersebut tersia-siakan. *Kamu Terdistraksi* Selain selalu sibuk, kamu juga selalu terdistraksi. Banyak orang kalau bangun pagi pasti pertama kali yang dicari adalah smartphone, sama halnya kalau kamu istirahat atau kamu bosan, kamu juga pasti mencari smartphone. Hal ini karena membuka smartphone sudah menjadi kebiasaan bawah sadar. Semacam perilaku yang kamu lakukan secara otomatis tanpa berpikir (default).

Banyak orang tu berpikir, distraksi itu nggak bisa dihindari. Solusinya? Buat zona kerja bebas gangguan. Matikan notifikasi ponsel dan tentukan waktu khusus untuk kerja. Misalnya, 25 menit fokus kerja, 5 menit istirahat dikenal juga sebagai teknik Pomodoro. Hasilnya bakal lebih maksimal, percaya deh!

Kadang, saya ketawa. Kalo pas ada yang bilang gini. Haha. Ini bukan salah kita, karena media sosial dan smartphone tu memang dirancang untuk membuat kita kecanduan..., dan menghabiskan sebanyak mungkin waktu di aplikasi tersebut. Bahkan ada film yang membahasnya yaitu Social Dillema (The Social Dilemma|Netflix Official Site).

Sadar ga sih teman-teman? Kita sibuk atau terdistraksi disebabkan karena kita bersikap reaktif dalam menjalani hidup, padahal seharusnya kita proaktif. Kita menghabiskan waktu di media sosial (reaktif), padahal waktu tersebut bisa saja digunakan untuk belajar hal baru (proaktif). Kita ikut meeting yang diagendakan orang lain di mana sebenarnya kita tidak perlu hadir di situ (reaktif), padahal sebenarnya kita bisa mengerjakan tugas utama kita (proaktif). Kita membuka pesan atau email setiap kali ada notifikasi yang masuk (reaktif), padahal kita bisa menunggu dan membacanya dalam sekali waktu nanti (proaktif). Proaktif artinya *memilih.*

Teman-teman,
Yang lebih penting bukan seberapa cepat kamu bisa berlari, tapi apakah kamu sudah berlari ke arah yang benar. Menjadi sibuk itu seperti berlari di atas treadmill. Menjadi produktif seperti berlari maraton. Sama-sama berlari, namun yang satu tetap di tempat dan satu lagi maju ke depan. Jadi, bukan seberapa sibuk kamu bisa mengisi waktu yang kamu miliki, tapi apakah kesibukan kamu itu untuk melakukan suatu hal yang tepat. Dan jangan lupa reward diri sendiri. Setelah semua tugas kamu selesai, kasih waktu diri kamu buat istirahat atau menikmati hobi favorit kamu, semacam di videoklip ini misalnya. Picnic bersama anak ke kebun sendiri. Produktif itu bukan soal kerja terus-menerus..., tapi gimana kamu bisa seimbang antara kerja dan istirahat.

Apakah kamu juga ingin menguasai manajemen waktu? Jika demikian, kamu perlu mengendalikan jadwal kamu. Jika manajemen waktu menjadi tantangan bagi kamu, ikuti taktik sederhana saya diatas. Buat rencana manajemen waktu dan terapkan! Tetapkan batas waktu untuk setiap tugas. Tetapkan rutinitas harian dan ikuti rutinitas tersebut.
Atur tugas kamu berdasarkan prioritas. Tetapkan dan delegasikan tanggung jawab!
Kurangi penggunaan media sosial dan ponsel di tempat kerja. Gunakan alat manajemen waktu, seperti kalender, agenda, dan Teknik Pomodoro, untuk memaksimalkan efisiensi.

*Tentang bagian kita dimana, hanya lah tentang bagaimana cara kamu mengatur waktu 24 jam yang kamu miliki dalam 1 hari untuk melakukan segala rutinitas yang bermanfaat dan berguna dalam kehidupan kamu.* Entah itu kamu membuat catatan untuk diri sendiri..., membuat list harian, apa saja yang akan dilakukan hari ini. Kamu bisa membuat jadwal agar list harian kamu lebih tertata dan terlaksana. Lawan rasa malaas! Bukan mencari waktu luang untuk melakukan hal-hal baik di list kamu, tapi luangkan waktumu untuk melakukannya.

*Bagian kita dimana ini, hanya tentang manajemen diri sendiri. Tentang bagaimana kamu mengoptimalkan waktu 24 Jam kamu dalam sehari agar tidak terbuang sia-sia.* Gampang kan, hanya buat "To Do List" kamu untuk hari esok. Tidak usah muluk-muluk sampai seminggu kedepan, cukup satu hari saja. Begitu menjelang malam, sisakan waktu lagi untuk membuat "To Do List" ke esok harinya lagi. Jaman Now sangat nyaman karena sudah ada gadget yang mendukung keseharian kamu dibanding era tahun 90an yang masih menggunakan buku agenda/notes, ya terus terang saya pun malas menggunakannya. Usahakan memprioritaskan dari yang terberat sampai yang teringan. Misalnya, dari bertemu dengan client penting sampai pada membuang sampah dirumah. Jangan abaikan satu pun dari list kamu, jika belum bisa diselesaikan, lanjutkan di hari berikutnya. Istirahat yang cukup, makan dengan teratur dan tidak menunda pekerjaan.

*Kedua, Manajemen Emosi.* Manajemen emosi juga kunci penting dalam manajemen diri. Kemampuan untuk mengenali, mengelola, dan mengarahkan emosi kita dapat membantu kita menjaga keseimbangan dan produktivitas. Mengembangkan kesadaran diri yang tinggi dan mengasah keterampilan pengaturan emosi seperti relaksasi, meditasi, atau latihan fisik dapat membantu kita menghadapi stres, mengatasi konflik, dan mempertahankan motivasi yang tinggi. Selanjutnya, pengambilan keputusan yang baik adalah keterampilan esensial dalam manajemen diri.

Suatu hari, saya mendapati rumah bertebaran dengan piring kotor. Lho, pembantu ada, kok rumah saya jadi malah kayak kapal pecah? Bertanduk saya. Lalu, saya bilang baik-baik  namun tegas. Dirumah ini, tidak ada slogan "kalo bisa besok, kenapa harus sekarang". Tidak pernah ada dan tidak akan pernah ada. Lalu saya langsung mengerjakannya sendiri dan bertanya. *Apakah kamu pernah berpikir bahwa "kamu adalah pemeran utama dalam kehidupan kamu, yang lain hanya pelengkap?* Ia mengambil posisi saya "biar saya aja nyucinya kak!". Hh, okey. Begini kak, katanya. "Setelah dipikir-pikir, malah saya yang jadi pemeran pelengkap di kisah orang lain ha-ha ha, kan saya pembantu. Dulu saat saya masih sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, ada teman saya yang hidupnya sama persis seperti deskripsi pemeran utama di cerita-cerita. Hidupnya penuh dengan kebahagiaan, punya teman yang sayang dan peduli padanya, keluarga yang harmonis dan berkecukupan, dan memiliki kisah cinta yang bahkan sangat cocok untuk dijadikan sebuah drama. Orangnya juga sangat feminin sama seperti tokoh wanita pada umumnya. Saya? Hanyalah figuran yang bahkan sepertinya tak masuk dalam cerita kehidupannya. Hahahaha. Saya orangnya biasa-biasa saja. Tak cantik bahkan tak buruk, namun kadang saya harus percaya diri dengan penampilan saya. Hidup saya monoton. Pagi sampai dengan sore saya belajar di sekolah dan pulangnya saya langsung berganti baju, kemudian mengambil piring dan setrika untuk berselancar di dunia rumah orang. Tak seperti dia, yang hidupnya bahkan sangat sempurna, yang bahkan selalu membuat saya iri. Saya berpikir, bagaimana orang yang bahkan tak berbicara sepatah katapun untuk meyakinkan orang lain bisa mendapatkan teman sebanyak itu? Ya, dia sangat populer bahkan saya saja mengakui dengan mengatakan padanya bahwa dirinya seperti pemeran utama wanita pada sebuah cerita. Tapi syukurlah saya dan dia sudah berbeda sekolah. Dengan begini saya tak perlu susah-susah memendam rasa iri saya padanya dan bebas berkenalan dengan orang baru, wkwk. Dan sepertinya saya merasa lebih baik. Saya sudah tidak lagi memikirkan bahwa saya hidup di kisah orang lain lagi. Atau mungkin...belum?". Pesan saya sama dia cuma satu : "tiap orang adalah tokoh utama dalam kisah hidupnya masing-masing". Mulai besok, training kamu di rumah saya berakhir. Besok kamu, saya antar pulang. Dalam hati tu gini, bahaya nih pembantu rumah tangga kek gini, suka iri. Bahaya sekali. Begitulah manajemen emosi. Ga perlu, ribut-ribut hanya perkara sepele. Ga suka, ga usah pake pembantu. Gampang kan?

Saya memiliki pemikiran seperti itu. Saya berpikir kalau saya adalah pemeran utama di dalam kehidupan saya. Saya selalu berpikir kalau saya adalah pemeran utama disetiap cerita huahaha. Hingga akhirnya saya sadar, saya adalah pemeran utama "di dalam cerita hidup saya sendiri." Saya hanya pemeran tambahan di kehidupan orang lain. Begitu juga sebaliknya. Pemikiran ini akan selalu ada di kepala saya, akan selalu saya ingat bahkan saat saya rasa dunia sedang tidak menyenangkan. Saya percaya di kehidupan saya, dicerita hidup saya ini saya adalah pemeran utamanya. Orang-orang yang datang dan pergi itu adalah pelengkap, mereka yang mendukung alur cerita hidup saya dengan beragam karakternya, dan dari sanalah saya berproses, saya bertumbuh dengan cerita dongeng milik saya sendiri. Pun di kisah hidup orang lain, saya ini juga pelengkap. Sebab sejatinya hidup memang saling melengkapi.

Ini juga merupakan peta jalan pribadi saya menuju kesuksesan. Saya dapat mengelola pikiran saya, perasaan saya, dan tindakan saya sehingga saya tidak terganggu. Semakin baik saya menavigasi dunia batin saya, semakin sukses saya dalam setiap aspek kehidupan saya. Terlebih lagi, ketika saya menguasai keterampilan manajemen diri, saya akan membuka manfaat berikut. Saya bisa meningkatkan produktivitas saya ke tingkat yang lebih tinggi..., dan meningkatkan peluang bisnis saya. Karena saya meluangkan lebih banyak waktu untuk mengejar minat saya. Saya mengembangkan hubungan yang lebih kuat dan lebih positif..., maka saya mempertahankan kondisi mental dan fisik yang sehat..., __sehingga hidup saya lebih memuaskan.

Setiap hari, saya dihadapkan pada berbagai pilihan dan keputusan yang perlu diambil. Penting untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan saya, menganalisis opsi yang tersedia, dan mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang. Saya mengembangkan kemampuan analitis saya..., mendengarkan intuisi..., dan berani mengambil risiko. Ini dapat membantu saya membuat keputusan yang lebih baik dan mencapai hasil yang diinginkan.

Selain strategi-strategi yang telah disebutkan diatas, penting juga untuk saya menjaga keseimbangan dalam kehidupan pribadi dan profesional. Meletakkan perhatian pada aspek-aspek penting dalam hidup, seperti kesehatan fisik dan mental, hubungan sosial, dan kegiatan yang memberi kegembiraan, adalah bagian integral dari manajemen diri yang efektif. Mengalokasikan waktu untuk istirahat dan rekreasi, menghindari kelelahan, dan menjaga hubungan yang sehat dengan orang-orang terdekat. Ini dapat meningkatkan kepuasan dan kebahagiaan saya secara keseluruhan.

Ohiya. Dalam mengelola diri sendiri, disiplin dan konsistensi juga sangat penting. Membangun rutinitas yang baik, menjaga komitmen terhadap tujuan, dan mengikuti langkah-langkah yang telah direncanakan akan membantu saya tetap fokus dan terorganisir. Dengan membangun kebiasaan positif dan menghindari godaan untuk mengambil jalan pintas, saya berharap dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan diri yang berkelanjutan.

Kenapa ini kenapa itu? Karena saya sedang di usia produktif jadi most of the time saya habiskan untuk kegiatan-kegiatan yang bisa menghasilkan sesuatu. Menghasilkan di sini ada banyak jenisnya. Kalo saya bagi menjadi 2: Healthiness. Healthiness ada beberapa hal:
Mental. Bisa melakukan beberapa hal seperti: meetup dengan teman, meditasi, melakukan hobi seperti dengar musik, baca buku, dan bermalas-malasan. Spiritual. Tentunya beribadah sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Melakukan kegiatan kemanusiaan juga misalnya. Fisik. Bisa melakukan beberapa hal seperti: olahraga, berkebun, serta melakukan pekerjaan rumah yang saya suka. Dan banyak lagi.

Mulai dari anak masih kecil-kecil, sudah tak coba tulis bagaimana normalnya hari saya berlalu dalam seminggu. Senin; Bangun pagi jam 4:45. Cuci muka gosok gigi. Namun jika Ara sudah bangun, saya akan bantu dia cuci muka, gosok gigi dan ganti seragam serta menali rambut. Memandikan Ji sudah menjadi tugas saya setiap harinya. Sedangkan memasang baju anak-anak, itu tugas suami. Ia men cek dan ricek keperluan Ara dan Ji untuk sekolah. Seperti Isi tas dan seragam. Kadang saya siapkan buah atau roti jika mereka minta sarapan. Kadang tidak, karena mereka bisa sarapan di sekolahan. Jadi suami saya tinggal bawa Ara ke sekolah. Dan antar Ji ke rumah neneknya. Jam 6:40 saya dan suami berangkat kerja, sendiri-sendiri. Jam 7:30 kami sudah mulai kerja. Anak pulang sekolah dijemput karyawan. Setelah kerja, saya langsung pulang dan mengajak anak jjs. Itu sudah jam 5 an sore. Lalu main sebentar di ayunan. Jam 6an sore  naik ke rumah, Anak-anak sudah mandi oleh neneknya. Abis magrib, sementara Ara mengerjakan PR, saya siapkan dinner mereka. Dan hari berlanjut sampai jam 8:30 malam. Saya dan mereka siap-siap berbaring di tempat tidur. Hahahaha. Papanya di mana? Dia masih di tempat usahanya, terkadang baru akan pulang sekitar jam 9 malam, kadang juga lebih cepat dari itu. Karena kerja mengikuti maunya dia. Seperti itulah hari-hari saya mulai Senin sampai Jumat. Sabtu juga sambil beresin rumah, cuci baju yang beberapa kali seminggu, sesempatnya aja. Biasanya saya cuci baju malam hari setelah mandi, sambil masak. Jadi saya lumayan sibuk. Kadang kerja juga pas hari sabtu tu. Sekarang udah enggak lagi. Kalo weekend ngapain? Kayak tadi ya, saya bersih-bersih, laundry, masak, dan tentunya spend time with my little family. Tidak ada waktu buat duduk santai. Setiap langkah saya penuh dengan makna. Ciaawoo.

*Apa mbak KS tidak capek?*
For some reason, saat ini saya cuma takut akan kebosanan. Mungkin karena tidak punya bestie yang cocok untuk diajak kopdaran, wkwka. Saya merasa recharge ketika bekerja. Bertemu dengan banyak orang, bisa bercanda tawa dengan rekan kerja. Bahkan pelanggan. Tanpa saya sadari, saya make friends. Saya banyak bertemu cowgan dan cewcan. Itu salah satu yang saya suka. Saya bisa cuci mata ha-ha ha. Kadang saya tebar pesona dengan beramah tamah dengan mereka. Kalian tau sendiri kan, tidak ada waktu saya untuk bergosip. Beramah tamah itu ya begitu saja. Kapan lagi ketemu penjual seramah saya, *kibas rambut.

Setelah saya menoleh ke belakang, saya sibuk sekali ya sejak kecil, wkkwkwaa. Saya tak ingat kapan saya berlelet-lelet dan bermalas-malasan dalam hidup. Mungkin itu salah satu alasan juga kenapa saya bisa berkelana dan hidup. Foto dan video ini hanya sebagai penarik perhatian. Sekarang waktunya pamer video kebun, ya!

Episode ini tu, saya cuma kepikiran bagian kita dimana. Karena pada umumnya manusia membuang-buang waktu di hal-hal yang sifatnya sangat luar biasa menyenangkannya sehingga dapat membuat lupa diri. Seperti ngerumpi bareng teman-teman di cafe, main game rame-rame, berjudi, kebut-kebutan bareng teman-teman dan sejenisnya. Sedangkan aktifitas lebih penting yang harus dikerjakan, sifatnya lebih serius dan memeras pikiran serta perhatian. Jadi yah itu yang terjadi. Memang itulah kodrat manusia yang terbuai tanpa daya dengan segala aktifitas apapun yang yang sifatnya fun.

Padahal Einstein pernah bilang, "semakin lambat kamu bergerak semakin cepat waktu berlalu. Sebaliknya, semakin cepat kamu bergerak semakin lambat waktu berlalu. Sementara itu, hukum kelembaman menyatakan bahwa suatu benda yang diam akan lebih sulit digerakkan dibandingkan benda yang telah bergerak". Di dalam konteks pernyataan ini, sekali terjebak dalam keadaan tidak produktif maka akan sulit untuk menggerakkannya, sementara itu waktu terasa bergerak semakin cepat. Udah. Itu aja dulu KS Story kali ini. Disambung lagi next time. Jangan malas-malas lagi, ya! Cari tau, bagian kamu dimana! Salam bahagia!

#KSStory #KSMotivasi #KSLifestyle #KSGarden #PejuangMimpi #Episode89
#BagianKitaDimana