Di malam penuh cahaya aku berdiri,
Di koperasi mahasiswa langkahku terhenti.
Kau panggil namaku dengan suara lembut,
Saat kutoleh, wajahmu hadir memeluk waktu.
Tak kusangka pertemuan ini terjadi,
Di antara rak sunyi dan malam yang sepi.
Tatapanmu menggetarkan ruang hatiku,
Seolah rindu lama kembali bertemu.
Wajahmu putih bersih bak awan siang hari,
Menyejukkan jiwa yang lama sendiri.
Di matamu kulihat bintang dan rembulan,
Memantulkan harap dalam keheningan.
Cahaya tulus terpancar dari hatimu,
Menyentuh ruang jiwa yang rapuh dan pilu.
Budi pekertimu seelok senyummu,
Malam pun tunduk pada sinar kasihmu.
Pertemuan tak sengaja menjadi rindu,
Dalam satu malam yang mengikat waktu.
Kita bertemu di garis tak terduga,
Menyulam cahaya di hati yang terluka.
Saat luka diam menggerogoti jiwa,
Kehadiranmu membasuh semua.
Terima kasih atas sapa sederhana,
Yang menghidupkan harap di dada.
Jika rembulan tak nampak di langit malam,
Engkaulah cahaya penuntun dalam kelam.
Jika jiwa ini hancur tak berdaya,
Engkaulah obat, engkaulah cahaya.
