Maafkan aku, sayang, ayah pulang tanpa upah
Tiga bulan waktu terasa seperti musibah
Beras dan minyak habis dimakan doa
Di sudut dapur, hanya sunyi yang setia
Tak apa, ayah, jangan tundukkan kepala
Aku tahu dunia tak selalu ramah pada kita
Perut ini kosong, tapi hatiku belajar
Bahwa cinta tak pernah ikut kelaparan
Malam ini kita makan udara kemiskinan
Menelan pahit, menyimpan ketakutan
Jika dunia ingin kita mati perlahan
Biarlah Tuhan yang jadi tempat pengaduan
Jangan bicara tentang mati, ayahku
Tanganku masih ingin menggenggammu
Selama napas belum benar-benar hilang
Kita masih punya alasan untuk bertahan
Ingat satu hal, dengar janjiku ini
Kita harus tetap berdiri
Sampai air mata berhenti jatuh
Sampai kuat menutup seluruh luka hidup
Jika suatu hari nafasku berhenti di jalan
Dijemput malaikat tanpa perayaan
Jangan malu lahir dari kemiskinan
Karena ayah berjuang dengan ketulusan
Makan udara, minum air mata
Namun harapan tak ikut binasa
Jika hidup berakhir dalam doa
Kita menang... karena tak menyerah