Wahyu Barata.Lahir di Garut 21 Oktober 1973. Menulis puisi, cerita pendek,dan artikel. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Sari Kata, majalah Aksara , Media Bersama, Kompas, Harian On Line Kabar Indonesia, beberapa antologi bersama, dan lain-lain.Kini bekerja sebagai marketing perbankan tinggal di Bandung.
Sumber Video : Video dari Indra Firmansyah yang mengizinkan saya untuk menguploadnya di Youtube saya.
Saat kita melihat ketapel di benak ita tentu teringat di masa kecil, benda ini hanya mainan anak-anak berbahan kayu berujung dua dililit karet, kemudian digunakan dengan cara peluru (biasanya batu kerikil) disimpan di karet lontaran lalu ditarik dan dilontarkan ke sasaran (burung yang sedang bertengger di pohon, buah mangga yang mulai masak di pohon, dan lain-lain).
Menurut Indra " Jahrey" Firmansyah, seorang catapult maker dari Bandung, "Ini Cuma soal mindset. Saya ada beberapa desain. Sejak saya bikin desain ergonomic buat pegangannya. The Wagler, G2 sebagai masterpiece untuk brand saya Jahrey (baca Jahri), sudah terjual lebih dari 400 unit ke Eropa dan Amerika.
Harga G2 biasanya antara 200 -- 250 Poundsterling. Bahannya dari alumunium core 12 mm dengan brass pins dan hollow bass for lanyard. Karetnya karet nomor satu, Latex dibuat khusus untuk ketapel. Sekarang banyak merek-merek Latex yang semuanya diproduksi di Cina. Saya beli langsung dari produsen."
Ini Art Catapult. Indra membuat ketapel itu made to order. Karena ketapel itu private. Di Indonesia baru beberapa orang saja yang punya. Kalau untuk pemula biasanya diberi rekomendasi dan beberapa saran. Hanya untuk orang-orang yang berminat serius.
" Catapult is my life. Ini jawaban dari doa-dpoa saya. Tuhan menunjukkannya melalui ketapel. Setelah melakukan eksperimen-eksperimen, desain saya G2 dibuat selama setahun, dengan tujuh kali revisi.Sampai saya benar-benar merasa puas. Saya mulai sendirian sejak Agustus 2016. Dikembangkan pelan-pelan. Sekarang banyak komunitas ketapel di Indonesia, pentolan-pentolannya dulu mereka mulai latihan di sini. Brand saya Jahrey Slingshot Indonesia bukan brand komunitas, karena saya bukan orang komunitas.
Ketapel itu ada beberapa jenis. Beda jenis beda juga penggunaannya. Sekarang sudah banyak catapult maker di Indonesia. Walaupun belum ada yang bisa dibilang memenuhi standar penembak profesional.
Dalam menggunakan ketapel saya menembak dengan teknik. Bukan asal jepret. Kebetulan saya orang pertama yang memecahkan teknik menembak dengan ketapel. Dan akurasi itu bukan karena ketapelnya, tapi dari penembaknya. Sasarannya tidak boleh makhluk hidup, tetapi dibikin seperti pada olah raga menembak atau panahan. Saya pun tidak melatih semua orang, hanya orang-orang yang saya percaya saja. Takut ketapelnya disalahgunakan.
Saya tidak pernah menawarkan apa lagi mengiklankan atau memasarkan ketapel saya. Semua orang dating begitu saja minta dibuatkan ketapel. Termasuk dari luar negri mereka minta dibuatkan, bukan saya yang menawarkan. Mereka tahu dari video saya menembak dengan ketapel di profile facebook. Penembak sejati takkan mau dibuatkan oleh maker yang bukan penembak.
Tukang ukir sekalipun, belum tentu bisa membuat ketapel. Pemahaman tentang ketapel hanya bisa didapatkan dari teknik atau cara menggunakan." tutur Bapak tiga anak kelahiran Soreang Kabupaten Bandung ini, yang sekarang tinggal di Nanjung, Margaasih.
Jahrey mensponsori beberapa penembak di luar negri serta dua komunitas di Depok dan Tangerang. Di Eropa dan Amerika sejak tahun 2006 ketangkasan menembak denga catapult sudah dipertandingkan di Olimpic Sport. Di Indonesia sejak Indra membuat ketapel belum dipertandingkan, karena belum dipertemukan dengan orang yang mampu membuat satu wadah seperti assosiasi atau federasi.