Jelas beda aura dan getaran lagunya, karya manusia , setiap kalimat terangkai sepenuh hati dan balutan emosi hati nurani , tetap jauh lebih jempolan, jika dibandingkan dengan karya AI.
Manusia mencipta lagu dan syair, setelah terasah ruang jiwanya melewati panjangnya waktu. Itu sebab, lagu-lagu di masa silam sering abadi dan memiliki nyawa dan keabadian. Sampai bisa menyatu lekat di hati dan mewakili cita rasa manusiawi.
Khusus lagu Kalimantan oh Kalimantan, lagu ini sangat mewakili karakter khas melodi dan kata semua lagu Guruh yang bermain di nada Mayor. Kalimat yang menyedot imajinasi ke suasana hutan, kehijauan, burung-burung dan unggas hutan, di atas rimbunnya pepohonan.
Lagu ini menurut persepsi subjetif saya, menggambarkan perjalanan seorang yang tengah mencari kekasih dambaan hatinya di belantara Kalimantan. Seraya menggambarkan suasana kental khas Kalimantan (saat itu). Mungkin gadis pedalaman Dayak , atau seseorang yang berselimut misteri.
Berikut Lirik Lagu , Kalimantan oh Kalimantan
Sungai Mahakam terbentang
Bagai membelah dunia
Berkayuh ku ke seberang
Mencari dambaan jiwa
Gunung biru menghijau
Berhutan bagai beludru
Juwita, di mana engkau?
Hatiku semakin sendu
Ke mana 'kan kucari?
Ke mana, oh ke mana?
Ke mana 'kan kucari?
Ke mana, oh ke mana?
Kudengar kicau burung
Di pohon bercanda riang
Menghilanglah rasa murung
Hatiku pun merasa senang
Wahai kau, burung enggang
Bolehkah daku bertanya?
Di mana kucari sayang?
Dambaanku tak kunjung datang
Ke mana 'kan kucari?
Ke mana, oh ke mana?
Ke mana 'kan kucari?
Ke mana, oh ke mana?