Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1
Masalah sampah, terutama sampah plastik adalah masalah yang sangat pelik. Sampah plastik sekali pakai apakah itu tas kresek atau sedotan juga cup (gelas) es nyaris tak bisa terurai.
Kabarnya sih, butuh waktu 100-500 tahun agar tas kresek bisa terurai di alam. Menurut info dari Green Peace, dalam setahun manusia bisa menghasilkan sampah sedotan sebanyak 500 juta sedotan.
Jutaan biota apakah itu ikan, penyu atau satwa lainnya mati karena menelan atau terjerat sampah plastik.
1 orang di Indonesia bisa menghasilkan sekitar 700 tas kresek setiap tahunnya. Jika limbah tas kresek ini dibakar akan menghasilkan zat dioksin yang menyebabkan kanker.
Hati-hati menggunakan tas kresek karena ada sebagian kresek yang bahan bakunya dari limbah serta menggunakan pewarna tekstil.
Jerapah di KBS Surabaya berumur 32 tahun mati karena di dalam perutnya ditemukan 20 kilogram kresek.
Sudah saatnya untuk memulai diet plastik (tas kresek). It's now or never kata Elvis sebab kalau menunda-nunda akan terlambat dan tidak baik akibatnya, tomorrow will be to late.
Ayo pakai tas yang bisa dipakai berulang kali. Katakan tidak jika diberikan tas kresek.
Artikel terkait :
