Penulis buku, The Purple Ribbon. Buku tentang kelainan neurologis akibat cacat kongenital tengkorak, diterbitkan oleh Pustaka Obor Indonesia, 2024.
Diaspora berasal dari bahasa Yunani yang berarti penyebaran atau penaburan. Kata ini kemudian dideskripsikan sebagai kumpulan orang yang tinggal di luar negara asalnya.
Diaspora Indonesia tersebar di berbagai penjuru dunia, salah satunya di Jerman, negeri yang telah aku tinggali sejak lebih dari 20 tahun yang lalu.
Di kota Stuttgart, ada banyak grup-grup diaspora Indonesia, sebut saja:
Frauen Brunch. ini adalah komunitas ibu-ibu Indonesia. Mereka berkumpul untuk membicarakan tema-tema pilihan, misalnya mengaktualisasi informasi-informasi tentang Indonesia, mengisi acara dengan latihan alat musik Indonesia, misalnya angklung, memperkenalkan kuliner Indonesia, terlibat dalam perayaan HUT Proklamasi, dan banyak kegiatan lainnya.
Ngaji Stuttgart. Dari namanya sudah diketahui bahwa ini adalah perkumpulan masyarakat muslim Indonesia Stuttgart yang bertemu untuk melaksanakan ngaji bersama dan saling mempererat silaturahmi lewat tausiyah.
Perkumpulan ini juga aktif dalam acara-acara bazar kuliner yang menyajikan makanan-minuman khas Indonesia.
Perki (Persekutuan Keluarga Kristen Indonesia) Stuttgart. Seperti saudaranya Ngaji Stuttgart, Perki juga berkumpul untuk ibadah bulanan dan sering diundang pada acara-acara festival kota untuk membawakan lagu-lagu daerah atau lagu nasional Indonesia.
Pada perayaan Herbsfest (Festival Musim Gugur) pada bulan November tahun lalu, Perki membawakan beberapa lagu di Gemeinde Stuttgart Botnang. Seperti pada video yang ditampilkan di atas.
Agenda berikut yaitu pada tanggal 11 Maret 2025 diundang pada acara pembukaan pameran di Landesbibliothek Stuttgart (Perpustakaan Negara bagian Baden-Wuerttemberg di Stuttgart).
Pada kesempatan tersebut, vocal grup yang dimotori oleh Sebastian Romuli akan membawakan beberapa lagu, salah satunya adalah Rayuan Pulau Kelapa, lagu yang berisi kecintaan pada tanah air Indonesia.