Saya Nisrina Shidqi Nabila mahasiswa dari Universitas Multimedia Nusantara. Saya suka memperhatikan hal-hal kecil di sekitar saya, terutama tentang bagaimana orang hidup dan saling menjaga. Dari situ, saya belajar banyak hal sederhana yang sering bikin saya merasa lebih dekat dan bersyukur dengan orang disekitar.
Awalnya, proyek karya ini hanya bagian dari tugas semester akhir, ya sudah jelas harus dikerjakan, harus selesai. Tapi semua berubah, waktu saya dan teman-teman program Social Impact Initiative klaster Social Forestry Batch 1 mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (UMN) pertama kali datang ke Kampung Sukagalih, Dusun Pandan Arum, Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi pada Rabu, 17 September 2025.


Kampung kecil ini punya aura yang berbeda. Semakin lama di sana, rasa penasaran berubah jadi nyaman, dan lama-lama... jatuh cinta sama tempatnya. Alamnya pun ikut menambah kesan, hamparan kebun yang luas, udara dingin, hutan damar yang tenang, dan kabut tipis yang turun pelan-pelan seolah menyambut siapa pun yang datang. Apalagi salah satu warga bilang mereka dulu pernah ingin bikin video profil tapi belum sempat terealisasi. Rasanya kayak otomatis: "Oke, kayaknya ini saatnya saya bantu wujudkan."
Kampung ini menyimpan banyak cerita dan niat lama yang belum kesampaian, kenapa nggak sekalian rangkai jadi satu karya yang bisa dinikmati banyak orang dan bermanfaat bagi Kampung Sukagalih ini? Kampung Sukagalih punya potensi besar seperti ekowisata hutan damar, potensi kopi, jalur trekking, aktivitas kelompok-kelompok warganya, tapi daya tarik utamanya ada di kehidupan sehari-hari yang hangat dan apa adanya.
Klik Untuk Tonton Video Teaser Kampung Sukagalih
Tema besarnya: keberlanjutan lewat keseharian.
Tone videonya hangat, semi dokumenter, dan cinematic. Sudut pandangnya dari warga sendiri. Biar penonton ngerasa, "Oh, jadi gini ya rasanya hidup di Sukagalih." Pendekatan ini dipilih karena hal-hal sederhana itu membuat Sukagalih paling menarik.
Mulai dari observasi lapangan, ngobrol sama warga, mengenal jalur kampung, sampai mencari titik yang pas buat ambil video. Shooting dimulai dari subuh untuk mengejar kabut Halimun yang hanya bertahan sebentar. Medan kadang susah, cuaca berubah-ubah, dan beberapa momen harus dikejar dalam hitungan detik. Semua proses ini yang akhirnya memberi 'rasa' ke videonya.

Kalau kamu penasaran gimana sebuah kampung kecil bisa menyimpan cerita sebesar ini, tonton video profil lengkap "Kampung Sukagalih - Indah Lestari." Saya berharap video profil ini dapat menjadi arsip internal yang bisa dipakai sebagai bahan kerja sama dengan mitra luar. Karena di dalam Kampung Sukagalih ini ada kelompok-kelompok hebat yang layak terekspos: Kelompok Tani Hutan dan Pelestarian Lingkungan (KTH Kopel), Kelompok Tani (PokTan) Sukagalih, Kelompok Peternakan Salaras Raksa Jaya, dan Kelompok Wanita Tani (KWT), semua punya kontribusinya masing-masing dalam menjaga Sukagalih tetap berjalan dan tumbuh.
Siapa tahu setelah menonton, kamu bukan cuma tertarik datang, tapi juga melihat potensi kolaborasi yang mungkin terjadi. Selamat menonton! Jangan lupa tinggalkan jejak like, comment, dan share ya! :)