Beberapa kader muda PGRI muncul, seperti Dudung Abdul Qodir, Wijaya Winarja, Sumardiansyah, Catur Nurrochman Oktavian, Basyaruddin Thayib, Kiki, Jejen Musfah, Eko Indrajit, Dian Mahsunah, Fathiaty Murtadho, Siska, Dudi Wahyudi, dan lain-lain.
Beberapa langkah yang bisa diambil antara lain:
Penutup, dan kesimpulan
Kekecewaan terhadap "PGRI abal-abal" adalah panggilan untuk perubahan. Para guru berharap agar PGRI dapat bertransformasi menjadi organisasi yang lebih baik, yang benar-benar memperjuangkan hak dan kesejahteraan anggotanya.
Dengan transparansi, komunikasi yang baik, dan komitmen untuk melayani, PGRI dapat kembali menjadi kekuatan yang positif bagi dunia pendidikan di Indonesia. Omjay berharap PGRI mampu menjadi kekuatan negara yang semakin solid.
Omjay bersyukur diberikan kepercayaan membantu Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd yang terpilih kembali menjadi ketua umum PB PGRI secara aklamasi. Lebih dari 500 pengurus PGRI kota dan kabupaten memilih beliau. Semoga beliau selalu sehat dan dapat memimpin PGRI menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Demikianlah kisah Omjay kali ini tentang PGRI Abal-abal yang Kecewa Luar Biasa (KLB). Mereka ingin mengambil alih kepemimpinan Unifah Rosyidi dengan berbagai cara.
Mereka para oknum PGRI selalu menyebarkan berita hoax yang seolah-seolah merekalah pengurus PGRI paling sah dan sesuai AD/ART PGRI. Namun semua itu gagal, karena anggota dan pengurus PGRI tahu siapa yang layak memimpin PGRI.