Omjay Labschool
Omjay Labschool Guru

Blogger Handal di Era Global wa 08159155515

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

PGRI Abal-Abal yang Kecewa Luar Biasa (KLB)

16 Oktober 2024   13:02 Diperbarui: 16 Oktober 2024   15:32 430 2 2

Input sumber gambar dokpri
Input sumber gambar dokpri

PGRI Abal-Abal sekarang ini mengalami Kekecewaan yang Luar Biasa. Kami menyebutnya PGRI KLB. Hasil Kongres Luar Biasa yang tak dihadiri pengurus PGRI dari Aceh sampai Papua. Hanya sedikit orang yang hadir di Surabaya.

https://youtu.be/Dc-IsYOka58

Mereka ingin menggulingkan Unifah Rosyidi dari Surabaya Jawa Timur tanpa kongres yang sah sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) PGRI.

Prof. Dr. Unifah Rosyidi/dokpri
Prof. Dr. Unifah Rosyidi/dokpri

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) adalah organisasi profesi yang seharusnya menjadi wadah bagi para guru untuk bersatu, berbagi pengalaman, dan memperjuangkan hak serta kesejahteraan anggotanya. 

Namun, belakangan ini muncul istilah "PGRI abal-abal" yang mencerminkan kekecewaan luar biasa dari banyak pihak terhadap organisasi ini.

Prof Unifah Rosyidi dan anggotanya/dokpr
Prof Unifah Rosyidi dan anggotanya/dokpr

Apa yang Dimaksud dengan PGRI Abal-Abal?

Istilah "PGRI abal-abal" merujuk pada pandangan negatif terhadap beberapa oknum yang mengaku sebagai perwakilan PGRI, tetapi tidak menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka dengan baik. 

Hal ini mencakup penyalahgunaan wewenang, ketidaktransparanan dalam pengelolaan dana, dan kurangnya advokasi yang nyata bagi guru. Mereka akhirnya mengalami kekecewaan luar biasa setelah bergabung di PGRI, karena mereka hanya hidup dari PGRI, dan tidak menghidupkan PGRI. 

Pengurus PGRI yang hidupnya hanya dari PGRI, tentu saja tidak menjadi mandiri, dan akhirnya hanya hidup dari kegiatan PGRI. Mereka kurang melayani anggotanya dengan baik. Seharusnya pengurus PGRI itu bekerja dengan hati, dan rendah hati.

https://youtu.be/eJ7vBt7oktQ

Kekecewaan Anggota PGRI

Banyak guru merasa kecewa, karena PGRI seharusnya menjadi suara mereka di tingkat nasional. Namun, dalam beberapa kasus, anggota PGRI merasa bahwa organisasi ini lebih fokus pada kepentingan segelintir orang daripada memperjuangkan hak dan kesejahteraan seluruh guru di Indonesia. 

Beberapa kekecewaan yang dirasakan anggota PGRI antara lain:

  • Kurangnya Dukungan dalam Masalah Kesejahteraan.  Banyak guru yang merasa PGRI tidak cukup vokal dalam memperjuangkan tunjangan dan hak-hak mereka, terutama dalam situasi sulit seperti pandemi.

  • Transparansi yang Minim. Beberapa anggota merasa bahwa pengelolaan dana organisasi tidak transparan, dengan kurangnya laporan yang jelas mengenai penggunaan dana iuran PGRI.

  • Kompetensi Pengurus. Ada anggapan bahwa beberapa pengurus PGRI tidak memiliki visi yang jelas dan tidak mampu menjalankan program-program yang bermanfaat bagi anggotanya.

Unifah Rosyidi di gedung PGRI/dokpri
Unifah Rosyidi di gedung PGRI/dokpri

Dampak Negatif

Kekecewaan ini tidak hanya berdampak pada kepercayaan anggota terhadap PGRI, tetapi juga pada moral dan motivasi para guru. Ketika organisasi yang seharusnya menjadi pelindung dan advokat tidak menjalankan fungsinya dengan baik, maka dampaknya bisa sangat luas:

  • Menurunnya Semangat Guru. Ketidakpuasan terhadap PGRI dapat menyebabkan guru merasa tidak dihargai, yang berdampak pada kualitas pengajaran yang mereka berikan.

  • Pecah Belah Solidaritas. Kekecewaan ini dapat menyebabkan perpecahan di antara para guru, yang seharusnya bersatu dalam memperjuangkan hak-hak mereka. Sehingga banyak guru yang akhirnya membentuk organisasi guru di luar PGRI.

Arahan ketua umum PB PGRI di gedung guru ndonesia/dokpri
Arahan ketua umum PB PGRI di gedung guru ndonesia/dokpri

Harapan untuk Perbaikan Kepengurusan PGRI

Meskipun banyak kekecewaan, masih ada harapan untuk PGRI agar kembali menjadi organisasi yang kuat dan berfungsi dengan baik. Hal itu mulai terasa dibawah kepemimpinan Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd. Beliau guru besar UNJ yang pandai mengelola organisasi sehingga PGRI mampu berkiprah secara nasional dan internasional. 

Beberapa kader muda PGRI muncul, seperti Dudung Abdul Qodir, Wijaya Winarja, Sumardiansyah, Catur Nurrochman Oktavian, Basyaruddin Thayib, Kiki, Jejen Musfah, Eko Indrajit, Dian Mahsunah, Fathiaty Murtadho, Siska, Dudi Wahyudi, dan lain-lain.

https://youtu.be/OjKDr-Djgh4

Beberapa langkah yang bisa diambil antara lain:

  • Meningkatkan Transparansi: PGRI perlu memberikan laporan yang jelas dan terbuka mengenai penggunaan dana dan program yang dijalankan. Sehingga iuaran anggota PGRI dapat dilaporkan dengan baik.

  • Mendengarkan Suara Anggota: Mengadakan forum atau dialog untuk mendengarkan keluhan dan aspirasi para guru, sehingga kebijakan yang diambil lebih relevan dan mendukung. Kegiatan satu frekwensi yang dilakukan oleh dewan eksekutif PGRI harus terus dilanjutkan.

  • Pelatihan dan Pengembangan: Meningkatkan kompetensi pengurus melalui pelatihan dan pendidikan, sehingga mereka dapat menjalankan tugas dengan lebih baik. Pengurus PGRI harus lebih profesional dalam menjalankan tugasnya.

menyambut tamu di gedung guru/dokpri
menyambut tamu di gedung guru/dokpri

Penutup, dan kesimpulan

Kekecewaan terhadap "PGRI abal-abal" adalah panggilan untuk perubahan. Para guru berharap agar PGRI dapat bertransformasi menjadi organisasi yang lebih baik, yang benar-benar memperjuangkan hak dan kesejahteraan anggotanya. 

Dengan transparansi, komunikasi yang baik, dan komitmen untuk melayani, PGRI dapat kembali menjadi kekuatan yang positif bagi dunia pendidikan di Indonesia. Omjay berharap PGRI mampu menjadi kekuatan negara yang semakin solid.


Omjay bersyukur diberikan kepercayaan membantu Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd yang terpilih kembali menjadi ketua umum PB PGRI secara aklamasi. Lebih dari 500 pengurus PGRI kota dan kabupaten memilih beliau. Semoga beliau selalu sehat dan dapat memimpin PGRI menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Demikianlah kisah Omjay kali ini tentang PGRI Abal-abal yang Kecewa Luar Biasa (KLB). Mereka ingin mengambil alih kepemimpinan Unifah Rosyidi dengan berbagai cara. 

Mereka para oknum PGRI selalu menyebarkan berita hoax yang seolah-seolah merekalah pengurus PGRI paling sah dan sesuai AD/ART PGRI. Namun semua itu gagal, karena anggota dan pengurus PGRI tahu siapa yang layak memimpin PGRI. 

Hidup guru, Hidup PGRI, Solidaritas yes!

Salam Blogger Persahabatan

Omjay/Kakek Jay

Guru blogger Indonesia

Blog https://wijayalabs.com

Omjay anggota PGRI dan pengurus APKS/dokpri
Omjay anggota PGRI dan pengurus APKS/dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4