Omjay Labschool
Omjay Labschool Guru

Blogger Handal di Era Global wa 08159155515

Selanjutnya

Tutup

Video

Menulis di Kompasiana Itu Seperti Orang Gila Kalau Mau Dapat Gopay, Mengapa?

9 Oktober 2025   15:14 Diperbarui: 9 Oktober 2025   15:14 176 2 1

Tiap pagi saya Omjay rajin buka Kompasiana sambil nyeruput kopi, dan berkata dalam hati,
"Wah, headline lagi nih, Omjay hebat!" begitu kata Omjay dalam hati sambil ninggiin mutu, hahaha.

Tapi belakangan ini, setelah adminnya ganti, kok rasanya saya seperti mantan yang dilupakan. Tulisan saya Omjay seperti teriak di tengah padang pasir. Tidak dilihat, tidak disapa, apalagi dipajang di halaman depan.

"Kenapa, ya? Apa tulisan saya sudah tidak menarik?" pikir saya Omjay. Atau mungkin admin baru belum kenal siapa Omjay, Guru Blogger Indonesia yang dulu dan sampai saat ini sering jadi pembicara di mana-mana itu.

Bukankah ada pepatah mengatakan, "Tak kenal maka tak sayang"? Mungkin kalau adminnya sudah kenal, nanti headline datang lagi. Hehehe. Maaf hanya bercanda saja hahaha. Jangan dimasukkan ke dalam hati hehehe.

Tapi tidak apa-apa. Saya Omjay tidak pernah berkecil hati. Karena menulis bagi saya Omjay bukan semata soal headline. Menulis adalah cara saya Omjay berbagi. Soal dibaca atau tidak, itu urusan belakangan. Yang penting hati saya Omjay lega karena sudah menyalurkan uneg-uneg dengan cara yang sehat dan positif.

berita dahulu yg bikin gembira/dokpri
berita dahulu yg bikin gembira/dokpri

Menulis di Kompasiana Itu Kadang Seperti Bicara Sendiri

Saya pernah membaca komentar seorang teman Kompasianer, katanya,
"Omjay, saya sering lihat tulisan Bapak di mana-mana, tapi kok Bapak juga sering komentar di tulisan sendiri ya?"

Saya jawab jujur,
"Kadang saya kasih komentar untuk menambah semangat, kadang untuk mengingatkan diri sendiri, kadang karena tidak ada yang mau komentar jadi saya isi sendiri!" wkwkwkwk. Sebab di kompasiana itu banyak orang sibuk, jadi tidak sempat menulis komentar.

Begitulah lucunya dunia menulis di Kompasiana. Kadang tulisan sudah dibuat dengan sepenuh hati, tapi pembacanya cuma dua orang---itu pun saya dan istri! wkwkwkwk.

Namun, justru di situ letak keseruannya. Saya tidak pernah berhenti menulis hanya karena tidak ada yang membaca. Saya menulis karena saya butuh menulis, dan menulis itu adalah sebuah kebutuhan sama seperti kita makan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6