Menulis di Kompasiana Seperti Orang Gila: Kisah Omjay yang Tak Pernah Kapok Berbagi. Inilah kisah Omjay di kompasiana tercinta. Omjay menulis di blog gratisan ini tanpa bayar langganan bulanan, dan hanya untuk iseng saja mengisi waktu luang. Kalau dahulu Omjay sering dapat gopay kompasiana dan sering diundang untuk acara podcast. Tapi sekarang Omjay lebih suka jadi MC. Apa itu? Momong Cucu, hehehe.
Ada kalanya saya Omjay tertawa sendiri saat membuka Kompasiana. Betapa tidak, di antara ratusan penulis hebat, nama Wijaya Kusumah alias Omjay masih saja berseliweran di berbagai kategori.
Kadang muncul di rubrik Pendidikan, kadang di Inspirasi, kadang malah nyasar ke Gaya Hidup. Kalau dihitung-hitung, tulisan saya di Kompasiana sudah ribuan, dan komentar saya... entahlah, mungkin lebih banyak dari jumlah siswa di satu sekolah negeri! wkwkwk. Jadi emang eh memang tidak salah pengelola kompasiana memilih Omjay sebagai guru paling ngeblog, hehehe.
Orang bilang, "Omjay itu seperti orang gila. Menulis terus, komentar sendiri, sampai punya tiga akun!" Bahkan pernah terpilih sebagai guru paling ngeblog kompasiana di zaman Kang Pepih Nugraha mengelola kompasiana.
Saya Omjay hanya bisa tersenyum. Ya, memang benar. Saya gila menulis. Kalau tidak menulis, rasanya seperti ada yang kurang. Seperti sayur tanpa garam, seperti guru tanpa murid, atau seperti kopi tanpa gula. Hambar!
Menulis sudah jadi bagian dari napas saya. Dan tempat saya bernapas paling lega adalah di Kompasiana tercinta. Inilah rumah besar para penulis yang katanya bebas berekspresi, tapi tetap harus siap dikritik netizen.
Tiga Akun, Satu Jiwa
Banyak kawan guru yang bertanya, "Omjay, buat apa sih punya tiga akun Kompasiana?"
Saya Omjay jawab santai, "Biar kalau satu nggak headline, dua lainnya bisa saling komentar dan kasih semangat!" wkwkwkwk....!
Tapi serius, awalnya saya membuat akun lebih dari satu karena ingin memisahkan tulisan: ada yang untuk pendidikan, ada yang untuk renungan, dan satu lagi untuk eksperimen. Tapi lama-lama, semuanya jadi tempat curhat dan latihan sabar.
Kesabaran adalah kunci menjadi seorang blogger, apalagi menjadi blogger di rumah keroyokan kompasiana. Harus rajin blog walking dan memberikan komentar di tulisan orang lain, dan akhirnya saling kenal di dunia nyata.
Contohnya Oma Roselina, dan Opa Tjipta, gara-gara sering menulis di kompasiana, Omjay ditraktir makan di rumah makan padang sama mereka.
Tiga akun di kompasiana itu seperti tiga sisi kehidupan saya Omjay:
1. Omjay si Guru Blogger-- yang serius menulis tentang pendidikan dan dunia guru.
2. Omjay si Ayah Rumah Tangga -- yang menulis tentang keluarga, Intan dan Berlian, dua anak kebanggaan.
3. Omjay si Penulis Gokil-- yang kadang menulis ngelantur tapi tetap pakai niat baik.
Kadang ketiganya bertemu di kolom komentar. Saya bisa membalas komentar dari akun satu ke akun lain. Ada yang bilang, "Ini komentar siapa, sih?" Saya jawab, "Itu masih saya juga, lagi simulasi interaksi antar pembaca!" wkwkwkwkwk!
Bagi sebagian orang mungkin aneh, tapi bagi saya Omjay, itu hiburan. Dunia menulis itu harus disyukuri dan dinikmati. Kalau kita terlalu serius, nanti cepat bosan.
Tapi kalau ditulis dengan hati, apalagi sambil bercanda, menulis jadi terapi jiwa. Sebab menulis itu menyembuhkan, Omjay pernah sakit dan dirawat di rumah sakit tapi tetap menulis. Lihat dan tonton saja video di bawah ini.
Zaman Dulu Tulisan Omjay Sering Headline, Sekarang Entah Mengapa Hilang Terbang bersama Angin
Dulu, waktu admin Kompasiana masih kenal baik sama Omjay (mungkin karena sering nongkrong di acara Kopdar Kompasiana), tulisan Omjay sering banget headline atau masuk artikel utama kompasiana.
Rasanya bangga luar biasa melihat nama Omjay nongol di beranda utama. Walaupun dapat gopay kompasiana hanya cukup buat beli bakso di kantin sekolah Labschool Jakarta. hehehe.
Tiap pagi saya Omjay rajin buka Kompasiana sambil nyeruput kopi, dan berkata dalam hati,
"Wah, headline lagi nih, Omjay hebat!" begitu kata Omjay dalam hati sambil ninggiin mutu, hahaha.
Tapi belakangan ini, setelah adminnya ganti, kok rasanya saya seperti mantan yang dilupakan. Tulisan saya Omjay seperti teriak di tengah padang pasir. Tidak dilihat, tidak disapa, apalagi dipajang di halaman depan.
"Kenapa, ya? Apa tulisan saya sudah tidak menarik?" pikir saya Omjay. Atau mungkin admin baru belum kenal siapa Omjay, Guru Blogger Indonesia yang dulu dan sampai saat ini sering jadi pembicara di mana-mana itu.
Bukankah ada pepatah mengatakan, "Tak kenal maka tak sayang"? Mungkin kalau adminnya sudah kenal, nanti headline datang lagi. Hehehe. Maaf hanya bercanda saja hahaha. Jangan dimasukkan ke dalam hati hehehe.
Tapi tidak apa-apa. Saya Omjay tidak pernah berkecil hati. Karena menulis bagi saya Omjay bukan semata soal headline. Menulis adalah cara saya Omjay berbagi. Soal dibaca atau tidak, itu urusan belakangan. Yang penting hati saya Omjay lega karena sudah menyalurkan uneg-uneg dengan cara yang sehat dan positif.
Menulis di Kompasiana Itu Kadang Seperti Bicara Sendiri
Saya pernah membaca komentar seorang teman Kompasianer, katanya,
"Omjay, saya sering lihat tulisan Bapak di mana-mana, tapi kok Bapak juga sering komentar di tulisan sendiri ya?"
Saya jawab jujur,
"Kadang saya kasih komentar untuk menambah semangat, kadang untuk mengingatkan diri sendiri, kadang karena tidak ada yang mau komentar jadi saya isi sendiri!" wkwkwkwk. Sebab di kompasiana itu banyak orang sibuk, jadi tidak sempat menulis komentar.
Begitulah lucunya dunia menulis di Kompasiana. Kadang tulisan sudah dibuat dengan sepenuh hati, tapi pembacanya cuma dua orang---itu pun saya dan istri! wkwkwkwk.
Namun, justru di situ letak keseruannya. Saya tidak pernah berhenti menulis hanya karena tidak ada yang membaca. Saya menulis karena saya butuh menulis, dan menulis itu adalah sebuah kebutuhan sama seperti kita makan.
Seperti halnya orang berolahraga untuk menjaga badan, saya menulis untuk menjaga kewarasan. Menjaga kesehatan supaya tidak cepat menua dan melupa, apalagi sekarang omjay sudah dipanggil Kakek Jay, hehehe.
Kalau tidak menulis, bisa-bisa saya stres lihat berita yang isinya penuh keluhan. Tapi begitu menulis, hati saya tenang kembali. Makanya, kalau ada yang bilang "Omjay gila", saya hanya jawab, "Iya, gila menulis." wkwkwkwk.
Omjay Dulu Pernah Dapat GoPay Kompasiana, Sekarang Cuma Dapat Doa
Ah, saya Omjay masih ingat betul masa-masa indah itu. Waktu tulisan saya Omjay sering headline, tiba-tiba dapat notifikasi, "Selamat, Anda mendapatkan apresiasi GoPay dari Kompasiana!" Email dari pengelola kompasiana membuat Omjay ceria, dan bahagia.
Rasanya seperti menang lomba menulis tingkat nasional! Uang GoPay-nya memang tidak seberapa, tapi kebahagiaan batinnya luar biasa. Saya langsung traktir anak-anak es krim sambil berkata bangga, "Ini hasil tulisan ayah di Kompasiana, loh!"hehehehe.
Tapi sekarang, sudah lama saya Omjay tidak dapat notifikasi seperti itu. Entah karena sistemnya berubah, atau karena tulisan saya Omjay tidak lagi dianggap "menarik" oleh algoritma Kompasiana. Omjay tetap semangat menulis, sebab uang bukan tujuan utama Omjay menulis setiap hari.
Kadang saya bercanda sendiri,
"Mungkin GoPay saya nyangkut di semesta digital, belum turun karena admin belum kenal saya!"wkwkwkwk
Tapi ya sudahlah. Menulis tidak selalu harus dibayar dengan uang. Ada kalanya tulisan dibayar dengan senyuman, apresiasi pembaca, atau sekadar komentar sederhana: Tulisan Bapak menginspirasi saya."
Dan komentar seperti itu jauh lebih mahal daripada GoPay berapa pun nilainya.
Kompasiana, Rumah yang Selalu Dirindukan
Walaupun kadang merasa "dipinggirkan", saya Omjay tidak pernah bisa jauh dari Kompasiana. Tempat ini sudah seperti rumah kedua bagi saya. Omjay mulai terkenal dan dikenal karena rajin menulis di https://kompasiana.com/wijayalabs.
Dari sinilah saya Omjay belajar menulis konsisten, mengenal banyak teman, dan bahkan dipercaya menjadi pembicara nasional di berbagai forum. Dengan mantra ajaib MENULISLAH SETIAP HARI DAN BUKTIKAN APA YANG TERJADI, Omjay menjadi blogger terkenal Indonesia, dan sering diundang sebagai pembicara atau narasumber yang bayarannya lebih besar dari gopay kompasiana, hehehe.
Kompasiana adalah tempat saya Omjay menemukan diri sendiri. Tempat saya Omjay belajar bahwa menulis bukan tentang mencari perhatian, tapi tentang menyebarkan kebaikan. Hadiah dari melakukan kebaikan adalah kebaikan itu sendiri.
Saya Omjay percaya, selama niatnya tulus, tulisan kita pasti menemukan pembacanya. Tulisan kita akan menemukan takdirnya, entah hari ini, besok, atau bertahun-tahun lagi. Kita tunggu saja apa yang akan terjadi.
Jadi, walau belum terjadi, artikel anda belum dijadikan headline lagi, saya Omjay tetap menulis setiap hari di kompasiana tercinta. Walau GoPay kompasiana belum mampir lagi, saya Omjay tetap tersenyum. Karena bagi saya Omjay, menulis adalah ibadah. Dan Kompasiana adalah masjid tempat saya berdoa lewat kata-kata. UJungnya tulisan Omjay jadi buku kisah Omjay.
Penutup: Biarlah Omjay Tetap "Gila" di Kompasiana
Kalau ada yang bilang Omjay gila, biarlah dan biarkan saja mereka tertawa. Karena dunia ini butuh lebih banyak orang "gila" seperti itu seperti gila menulis, gila berbagi, gila menginspirasi.
Saya Omjay tidak tahu kapan tulisan saya Omjay akan headline lagi. Saya Omjay juga tidak tahu kapan GoPay Kompasiana mampir ke dompet digital saya lagi. Tapi saya Omjay tahu satu hal pasti: Omjay akan tetap menulis, dimana saja, dan kapan saja.
Teruslah Menulis dengan cinta, dengan semangat, dan dengan sedikit kegilaan yang membuat hidup lebih berwarna. Hidup bahagia bersama anak cucu seperti Oma Roselina, dan Opa Tjipta yang selalu berbagi kebahagiaan di kompasiana.
Untuk Kompasiana tercinta, terima kasih sudah jadi rumah bagi para penulis yang "agak gila" seperti saya Omjay. Jangan khawatir, meski belum headline, Omjay masih di sini eh di sana lalu mengetik setiap hari, tersenyum sendiri, dan kadang... kasih komentar sendiri juga. Walaupun terkadang tulisan ini dibantu dengan kecerdasan buatan atau akal imitasi, hahaha.
"Menulis bukan karena ingin terkenal, tapi karena ingin dikenang." Omjay, Guru Blogger Indonesia menulis untuk kompasiana tercinta, dan semoga ada guru paling ngeblog kompasiana berikutnya.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay/Kakek Jay
Guru Blogger Indonesia