Omjay Labschool
Omjay Labschool Guru

Blogger Handal di Era Global wa 08159155515

Selanjutnya

Tutup

Video

Bulan November adalah Bulannya Guru Dimana PGRI Lahir 80 Tahun Lalu

4 November 2025   11:41 Diperbarui: 4 November 2025   13:36 85 1 1

pengurus PGRI jawa barat/pgri jabar
pengurus PGRI jawa barat/pgri jabar

Inilah bulan November 2025, bulan guru dan bulan lahirnya PGRI. Kisah Omjay kali ini akan mengangkat tema Bulan Guru, Bulannya PGRI: Dari Sejarah Menuju Pengabdian Tanpa Batas.


Bulan November selalu menjadi bulan yang istimewa bagi para pendidik di seluruh Indonesia. Di bulan inilah, dua momentum besar menyatu menjadi satu semangat --- Hari Guru Nasional dan Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Keduanya dirayakan setiap tanggal 25 November, hari bersejarah yang mengingatkan kita pada perjuangan para guru sejak awal kemerdekaan Indonesia.

PGRI lahir pada 25 November 1945, hanya tiga bulan setelah proklamasi kemerdekaan. Kala itu, para guru yang sebelumnya tergabung dalam berbagai organisasi guru di masa penjajahan sepakat untuk bersatu. Mereka menyadari bahwa pendidikan adalah kunci kemerdekaan sejati. Dari semangat itulah, lahir organisasi yang kita kenal hingga kini: Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

PGRI bukan sekadar organisasi profesi. Ia adalah rumah besar bagi para guru, wadah perjuangan, tempat berbagi inspirasi, dan benteng moral dalam memperjuangkan nasib pendidikan di Indonesia. Sejak berdirinya, PGRI telah menjadi saksi bagaimana guru berperan sebagai pelita di tengah gelapnya zaman, pembimbing di tengah derasnya arus perubahan, dan penggerak bangsa menuju kemajuan.

omjay anggota PGRI/dokpri
omjay anggota PGRI/dokpri

Guru: Dibutuhkan Tapi Sering Dilupakan

Menjadi guru bukan pekerjaan biasa. Guru adalah panggilan jiwa. Mereka bekerja dengan hati, mencurahkan tenaga, waktu, dan cinta demi mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun, tak jarang perjuangan guru masih diwarnai dengan berbagai keterbatasan --- kesejahteraan yang belum merata, status kepegawaian yang belum jelas, hingga beban administrasi yang berat.

PGRI terus berjuang agar suara guru didengar. Melalui berbagai kebijakan, advokasi, dan dialog dengan pemerintah, PGRI hadir untuk memastikan guru tidak berjalan sendiri. Di banyak daerah, PGRI menjadi motor perubahan dan penggerak solidaritas antarpendidik.

Sebagaimana disampaikan oleh Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd, Ketua Umum PB PGRI, bahwa "PGRI bukan hanya tentang perjuangan masa lalu, tetapi juga tentang membangun masa depan pendidikan yang bermartabat. Guru harus menjadi agen perubahan yang tak hanya mengajar, tetapi juga menginspirasi."

Bulan November: Saatnya Guru Bersyukur dan Berbenah

Bulan November menjadi saat yang tepat bagi para guru untuk bersyukur sekaligus berbenah. Bersyukur karena profesi ini diberkahi dengan kehormatan mendidik generasi bangsa. Berbenah karena dunia pendidikan terus berubah, menuntut guru agar tetap belajar, beradaptasi, dan kreatif di era digital.

Sebagai seorang guru sekaligus penulis, Omjay (Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd) sering mengatakan bahwa,

 "Menjadi guru itu tidak cukup dengan pintar, tapi harus sabar, ikhlas, dan terus belajar. Guru sejati adalah mereka yang tak pernah berhenti menginspirasi muridnya, meski tanpa pamrih."

Omjay sendiri telah membuktikan semangat itu melalui berbagai kegiatan literasi dan pelatihan menulis untuk guru di seluruh Indonesia. Ia percaya bahwa menulis adalah bentuk refleksi diri, dan guru yang menulis berarti guru yang berpikir kritis serta ingin berbagi manfaat bagi sesama.

PGRI: Dari Masa ke Masa

Kini, PGRI telah memasuki usia ke-80 tahun. Usia yang panjang bagi sebuah organisasi, namun semangatnya tak pernah pudar. PGRI terus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman --- dari era konvensional menuju era digital, dari advokasi kesejahteraan menuju transformasi kualitas guru.

PGRI juga menjadi ruang kebersamaan lintas generasi. Di sinilah guru senior dan guru muda saling berbagi pengalaman. PGRI menjadi jembatan bagi guru honorer untuk memperjuangkan haknya, sekaligus wadah penguatan kapasitas guru ASN agar lebih profesional.

Penutup: PGRI dan Guru, Dua Sisi Mata Uang Bangsa

Tak dapat dipisahkan, PGRI dan guru ibarat dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Tanpa guru, PGRI tak akan berarti. Tanpa PGRI, suara guru tak akan terdengar lantang.

Bulan November mengingatkan kita untuk kembali pada akar perjuangan: menjadikan guru sebagai pendidik sejati yang dihormati dan disejahterakan. Mari jadikan bulan ini bukan sekadar peringatan seremonial, tetapi momentum untuk memperkuat komitmen --- bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama, dan guru adalah ujung tombaknya.

Selamat Bulan Guru Nasional dan HUT ke-80 PGRI.
Jayalah selalu guru Indonesia, jayalah PGRI, pengabdi tanpa pamrih, penerang di jalan ilmu, dan penjaga moral bangsa.

Salam blogger persahabatan
Wijaya Kusumah - omjay
Guru blogger Indonesia
Blog https://wijayalabs.com

Omjay Guru Blogger Indonesia/dokpri
Omjay Guru Blogger Indonesia/dokpri