Pegiat Literasi Publik, Pro Life Indonesia, Digital Journalism, Pengelola Jakarta News dan Ruang Biblika Kompasiana
I wandered through Christian lands from end to end, At the Cross I sought, but He was not to be found.
I visited monasteries and ancient pagodas, Amidst the Zoroastrians' fire-worshiping chants, Yet still, I could not find Him.
I climbed the peaks of Herat and Kandahar, Searching for Him in the mountains' depths and heights, But He was nowhere to be seen.
I raced around the Kaaba in fervent search, That sanctuary for the young and old, But there too, He was absent.
Then I turned my gaze inward, to the depths of my heart, And there I found Him, in no other place.
By Mevlna Jalaludin Rumi
Aku berkelana di tanah orang-orang Kristen dari ujung ke ujung
Di tiang Salib, aku mencari, tapi Dia tak ada di palang Salib
Aku mendatangi biara tempat penyembahan, mendatangi pagoda kuno juga di tengah nyanyian kaum Majusi ketika memuja api, tak kutemukan Dia
Aku mendaki gunung Herat dan Kandahar
Aku tak melihat Dia bersemayam di dalam dan di ujung-ujung bukit-bukitnya
Aku berlari cepat mengitari Ka'bah mencari Dia tapi di Ka'bah itu yang menjadi altar perlindungan anak-anak muda dan orang tua, tak kutemukan Dia
Ketika aku memandang pada ke dalaman hatiku
Ya, aku melihat-Nya Dia di sana, dan bukan di tempat yang lain
By Mevlna Jalaludin Rumi
Translate by Opa Jappy
Puisi ini menyajikan sebuah pencarian spiritual yang mendalam. Rumi, seorang penyair Sufi yang terkenal, mengajak kita untuk merenungkan keberadaan Tuhan dan hakikat spiritualitas.
Rumi menyampaikan pesan bahwa Tuhan tidak terbatas pada satu agama atau tempat tertentu. Ia adalah keberadaan yang universal yang dapat ditemukan di dalam diri setiap individu. Pencarian Tuhan yang sejati bukanlah perjalanan fisik, melainkan perjalanan spiritual ke dalam diri sendiri.
Ada pesan yang, tersirat, kritik terhadap formalitas, Agama. Rumi mungkin sedang mengkritik kecenderungan manusia untuk terjebak dalam ritual dan formalitas agama tanpa memahami esensi spiritualitas.
Universalitas Kebenaran. Menurut Rumi. kebenaran spiritual adalah universal dan dapat ditemukan dalam semua tradisi agama.
Pengalaman menemukan Tuhan adalah sesuatu yang sangat pribadi dan tidak dapat diperoleh hanya dengan mengikuti ajaran agama secara formal.
Rumi menyampaikan "undangan" untuk merenungkan perjalanan spiritual diri sendiri. Dan menjawab pertanyaan,
Puisi ini mengingatkan kita bahwa jawaban atas pertanyaan-pertanyaan terbesar dalam hidup mungkin sudah ada di dalam diri kita.
(Opa Jappy Official)