Mantan jurnalis; videografer Media Asing New Tang Dinasty Television (NTDTV). Blogger lifestyle, suka menulis isu lingkungan, seni budaya, traveling, kuliner dan fiksi. Kompasiana Next Top Content Creator 2024 || Peraih Brst in Fiction Kompasiana 2014. Tinggal di Bogor. IG @rachmatpy Tiktok @rachmat_py
Ngopi seduhan sendiri lebih puas. Bisa atur takaran, komposisi sesuai selera.
BAGI kamu yang suka bereksperimen bikin kopi sendiri di rumah, coba kopi bubuk hasil gilingan mesin diesel tua toko ini.
Seru banget saat mampir ke sini, toko samping Pasar Gondangdia atau dulu disebut Pasar Boplo.
Dia generasi kedua toko kopi bubuk yang berdiri tahun 1930 ini.
Orangnya seru dan ramah. Suka cerita tentang tokonya
Toko kopi bubuk yang legendaris hampir seabad umurnya.
Waktu berdiri, toko ini bernama Toko Burung Kenari.
Katanya ayah Koh Yi Lun suka piara burung kenari.
Sekarang toko bernama Toko Kopi Bubuk Luwak. Nama diganti pasca toko terbakar tahun 2012 silam. Toko buka kembali tahun 2014, setelah vakum 2 tahun.
Untung mesin giling kopi tua bermesin diesel ini bisa diselamtkan dari kebakaran ya.
Nah nama Luwak sengaja dipilih biar dapet hoki, karena kopi Luwak disukai orang.
Deretan kotak berisi biji kopi lampung, ada depan toko. Kecium harum wangi kopi, jenis robusta dan arabica. Langsung pilih kalau beli dan pesan mau giling halus atau kasar.
Seru ya liat biji kopi digiling pakai mesin diesel yang usianya udah tua.
Prosesnya biji kopi ditiimbang lalu dimasukan ke mesin giiling kopi. Selesai digiling, bubuk kopi kemudian dikemas pakai kertas coklat polos ini.
Ini kopi robusta. Harga sekilonya Rp. 120 ribu. Segini seperempat aja.
Nah kamu yang mau cobain kopi warisan Burung Kenari ini, mampir saja kemare. Jalan kaki 2 menit saja dari Stasiun Gondangdia.
Oke sekian dulu info traveler madyanger kali ini. Terima kasih sudah menonton.
Salam kuliner.
@rachmatpy