Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Penulis

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Menyeleksi Makanan di Akhir Zaman: Hikmah dari Al-Quran Surat Al-Kahfi

16 Maret 2025   10:04 Diperbarui: 16 Maret 2025   10:04 128 2 0


Al-Kahfi adalah surat yang dihubungkan langsung oleh Rasulullah SAW dengan Dajjal keluar di akhir zaman. Nah, salah satu hal yang penting untuk dibahas yakni mengenai makanan di akhir zaman.

Dalam Al Quran surat Al-Kahfi ayat ke 19 Allah SWT berfirman, yang artinya:

Demikianlah, Kami membangunkan mereka agar saling bertanya di antara mereka (sendiri). Salah seorang di antara mereka berkata, "Sudah berapa lama kamu berada (di sini)?" Mereka menjawab, "Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari." Mereka (yang lain lagi) berkata, "Tuhanmu lebih mengetahui berapa lama kamu berada (di sini). Maka, utuslah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini. Hendaklah dia melihat manakah makanan yang lebih baik, lalu membawa sebagian makanan itu untukmu. Hendaklah pula dia berlaku lemah lembut dan jangan sekali-kali memberitahukan keadaanmu kepada siapa pun. (Al Kahfi (18): ayat 19)

Ada dua hal yang jelas untuk dibahas di sini, yang pertama adalah uang sunnah yang sesungguhnya, yang telah disebutkan salah satunya dalam Al-Quran, akan dibahas di waktu berikutnya. Serta yang kedua yakni makanan. Pemuda-pemuda yang bangun dari tidur panjangnya selama 300 tahun (menurut perhitungan syamsyiah/masehi) atau 309 tahun (menurut perhitungan qomariah/hijriah) kemudian merasa lapar dan mengutus salah seorang diantara mereka untuk membawa makanan yang lebih baik dengan membawa uang perakuntuk membelinya.

Makanan yang lebih suci/bersih/lebih baik begitulah terjemahan harfiah dari kata    

Menunjukkan bahwa di waktu itu makanan umat manusia banyak yang buruk, sehingga membuat pemuda-pemuda kahfi tadi menyeleksi mana makanan yang lebih suci, lebih bersih, dan lebih baik diantara makanan-makanan yang tersedia.

Nah, hal yang sangat berkesesuaian dengan kondisi manusia di zaman sekarang ini.

Pertama, halal dan haramnya makanan menunjukkan sesuatu yang lebih suci. Makanan yang halal tentu lebih suci dibandingkan makanan yang haram. Di masa sekarang Alhamdulillah sudah banyak upaya untuk memisahkan halal food diantara yang haram untuk dimakan bagi seorang muslim.

Kedua, tidak cukup sampai di situ, makanan haruslah bersih, bebas dari kuman, diolah tidak dengan cara yang kotor. Hal yang masih wajar jika dinilai dengan sudut pandang manusia normal.

Ketiga, seleksi makanan dilanjutkan menjadi yang lebih baik. Saya rasa di sini ibu-ibu yang mendengarkan dan menelaah lebih lanjut pastilah akan segera menangkapnya. Banyak sekali makanan palsu yang beredar di pasar, misalnya saja telur palsu, lalu makanan kadaluarsa yang disulap menjadi makanan baru. Ada lagi makanan dengan tambahan bahan kimia supaya terlihat lebih menarik namun berbahaya bagi kesehatan. Lebih jauh lagi makanan yang telah mengalami rekayasa genetika, yang akan memberikan dampak buruk secara lambat laun yang akan dirasakan keturunan kita nanti. Kondisi autoimun yang marak terjadi pada anak-anak sekarang bisa jadi karena konsumsi makanan yang tidak baik oleh orang tuanya.

Belum lagi berbagai makanan yang banyak mengandung zat sintetik, mengakibatkan rusaknya ginjal dan hati, lalu obat-obatan kimia yang lebih dipilih ketimbang cara herbal dan alami yang lebih dekat dengan alam dan sunnatullah manusia itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2