Klik Video di atas ya!!!
Di zaman yang aneh dan membingungkan ini, kita seolah bekerja tanpa bisa menikmati hasilnya. Uang yang kita tabung setelah bekerja keras bertahun-tahun bahkan tidak akan bisa dinikmati oleh anak cucu kita nanti. Nilainya selalu turun, saya masih ingat di zaman SD dulu jika punya uang 2000 rupiah maka itu bisa untuk jajan selama sebulan. Sekarang? Hanya cukup untuk membayar biaya parkir saja.
100 ribu sekitar 12 tahun yang lalu bisa untuk belanja kebutuhan selama seminggu atau bahkan dua minggu, kini bahkan tiga hari saja sudah habis. Nah, tahukah kalian apa yang salah?
Sebelum membahas lebih jauh tahukah sobat muslim, bahwa di Al-Quran sudah tertulis tentang uang yang sesungguhnya. Pertama di surat Al-Kahfi yang dihubungkan langsung oleh Dajjal atau penipu di akhir zaman.
Dalam Al Quran surat Al-Kahfi ayat ke 19 dan 25 Allah SWT berfirman, yang artinya:
"...Maka, utuslah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini..." (Al Kahfi (18): ayat 19)
"Mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun." (Al Kahfi (18): ayat 19)
Coba sekarang kalian renungkan baik-baik, selama 300 tahun para pemuda kahfi menyimpan uang perak mereka, yang ternyata masih bisa digunakan untuk membeli keperluan mereka. Kalau uang ini uang kertas rupiah kira-kira masih bisa dipakai tidak ya?
Nah, tidak hanya perak, Allah SWT menyebutkan pula yang lain, misal di surat At-Taubah ayat 34:
"...Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih." (At Taubah (9): ayat 34)
Jadi, uang sunnah yang sudah disebutkan oleh Al-Quran adalah perak dan emas. Kenapa sunnah? Karena manusia masih bisa menggunakan hal lain sebagai pengganti uang seperti barter misalnya. Biasanya barang-barang yang dijadikan alat tukar di sistem barter merupakan bahan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari dan ia dapat bertahan lama. Di era sekarang tidak hanya beras dan gandum yang bisa dijadikan alat tukar namun juga minyak bumi. Dollar misalnya, memanfaatkan minyak bumi sebagai backingannya sehingga muncul istilah petro dollar setelah ia lepas dari konvergensi ke emas.
Namun demikian jika sistem barter tidak dipakai, maka sudah seharusnya uang itu dalam bentuk yang sesungguhnya adalah perak dan emas. Keduanya tidak dapat dicetak seenaknya sendiri oleh bank manapun, yang akan membatasi mereka yang masih ngeyel menerapkan sistem riba. Dan yang paling penting, ia memiliki nilai instrinsik, the value of the money is in the money. Nilai uang itu ada di dalam dirinya sendiri, tidak bisa terlalu dipengaruhi oleh sesuatu di luar dirinya. Seperti uang kertas yang nilainya ditetapkan oleh pemerintah, bukan dari nilai wujud uang itu sendiri.
Uang yang memiliki nilai intrinsik juga berarti bisa digunakan sebagai teempat untuk menaruh nilai (a place to stored value), yang artinya uang ini akan sama nilainya jika ditabung.
Coba sekarang kalian bandingkan jika menabung dengan perak dan emas dengan menabung menggunakan uang kertas, mana yang lebih stabil. Hmm, harga kambing di masa Rasulullah SAW adalah sekitar 1 dinar emas, coba sekarang kalian cek berapa harganya? Pasti sama dan jangan lupa sudah 1400 tahun berlalu lho sejak zaman rasulullah.
Oleh karena itu orang-orang sekarang bekerja tak ubahnya seperti seorang budak yang bahkan jika ia bisa bekerja dengan sangat keras, tabungannya tidak bisa digunakan untuk anak cucunya nanti.
Uang yang salah lagi menipu dan sistem moneter yang memperbudak karena berbasiskan riba menjadikan manusia-manusia di zaman ini hanya memikirkan uang, uang, dan uang. Hal yang akan menjadi awal masalah besar, yakni semakin memburuknya akhlak dan budaya karena kepentingan dunia yang tidak pernah bisa cukup. Akan kita bahas lain kali ya, untuk saat ini semoga sobat muslim bisa paham dulu tentang arti uang yang sesungguhnya.
Oh, iya sebelum ada sebuah kisah.
seorang laki-laki bekerja keras setuju untuk menerima gajinya flat sepanjang waktu yang saat itu bisa membeli seekor sapi, waktu berlalu ia terbangun dan ternyata gajinya sekarang hanya bisa untuk membeli seekor kambing, waktu pun berlalu lagi, ia terbangun dan akan berbelanja kebutuhan ke pasar, ternyata kini gajinya hanya cukup membeli seekor ayam.
Itulah ilustrasi apa yang terjadi jika uang yang dipakai bukan uang yang sesungguhnya, semoga menginspirasi!