Yogyakarta -- Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga menggelar kuliah umum bertema "Pokoknya Bikin Film!" pada Selasa (10/6) di Interactive Centre Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora. Acara ini dihadiri oleh mahasiswa prodi ilmu komunikasi angkatan 2024. Kuliah umum menghadirkan narasumber utama Mulia Alif, sutradara muda yang telah memproduksi sejumlah film pendek dan iklan layanan masyarakat. Dalam paparannya, Arief menekankan pentingnya keberanian untuk memulai produksi film, bahkan dengan peralatan dan pengalaman yang terbatas. Selain kuliah umum, acara ini juga merupakan momen awarding atau penghargaan dengan beberapa nominasi untuk sekian music video yang telah berhasil dibuat oleh para mahasiswa di semester satu lalu. Mulia Alif pun sebelumnya telh diminta dosen mata kuliah Broadcasting yaitu Alip Kunandar untuk mereview dan memberikan rating bagi music video terbaik yang nantinya akan masuk nominasi. Materi yang disampaikan meliputi proses dasar pembuatan film, mulai dari penyusunan ide cerita, penulisan naskah, pembentukan kru, proses syuting, hingga penyuntingan (editing). Dalam hal ini ditekankan pentingnya kolaborasi dan manajemen produksi dalam tim kecil.
Acara dimulai sekitar pukul 13.15 dengan pembukaan dilanjutkan pembacaan ayat suci Al-Qur'an. Kemudian sambutan dari Ketua Umum prodi ilmu komunikasi dan dosen mata kuliah broadcasting. Selepas itu acara dilanjutkan dengan kuliah umum dengan narasumber yang ternyata juga merupakan alumni UIN Sunan Kalijaga. Persis dari program studi ilmu komunikasi dahulu di angkatan 2009. Ini membuat mahasiswa terinspirasi untuk mengikuti jejaknya dalam dunia broadcasting. Tetapi, tak disangka perjuangannya dulu hingga kini bisa menjadi sutradara film itu sangat penuh lika-liku dan sama sekali tidak mulus. Dalam pengakuannya, Mulia Alif bahkan pernah membawa pulang kamera DSLR milik prodi selama 3 bulan. Namun, berkat ia membawa pulang kamera tersebut ia berhasil membuat 4 film yang beberapa diikutkan lomba dan menjadi juara. Bahkan salah satu dari keempatnya yang menceritakan tentang kisah orang-orang pinggiran meraih juara satu dan membawa dampak bagi kampung tersebut. Sejak itulah Mulia Alif terinspirasi untuk terus berkarya membuat film.
Mengenai review music video karya mahasiswa prodi ilmu komunikasi pada awalnya Mulia Alif mengaku bahwa semua konsep video yang jumlahnya bisa mencapai 27 buah itu belum jadi. Dalam artian lain kurang dari ekspektasinya. Namun, ketika tahu bahwasanya music video tersebut dibuat di semester satu Mulia Alif kemudian mengakui bahwa hasilnya sudah cukup bagus untuk pemula. Hanya saja, untuk kedepannya ia berharap par mahasiswa menggunakan apa yang mereka bisa dengan lebih maksimal lagi. "Kita nih sudah keluar waktu, keluar tenaga, dan pasti juga keluar biaya kan walaupun sekedar untuk biasa transport dan makan. Tapi itulah makanya kalau bikin film ibaratnya kita jangan mau rugi. Sudah berkorban banyak, ya hasilnya jangan segitu-segitu saja." ungkapnya untuk memotivasi para mahasiswa.
Memang benar membuat film juga bukan perkara yang mudah. Semua butuh proses yang tidak simple. Mulai dari perencanaan, pembuatan script, eksekusi adegan, shoot film, hingga editing. Jadi, ketika memiliki project film apapun itu sebaiknya curahkan seluruh kemampuan yang kita bisa agar hasilnya bisa lebih baik. Bukan hanya sekedar asal jadi atau pokoknya bikin film, dikumpul, dan selesai. Meski project music video ini adalah tugas selama 1 semester di mata kuliah broadcasting, tetapi pengalaman yang ada di sana bisa membawa kita menuju kesuksesan-kesuksesan yang tidak diduga-duga di hari ke depannya.
Acara terakhir menjadi moment yang ditunggu-tunggu yaitu saat pembacaan nominasi setelah karya music video dari semua kelompok dinilai. Nominasi yang ada diantaranya adalah nominasi best script, best actor, best movie, dan lain-lain. Bagi yang memasuki nominasi mendapatkan hadiah berupa sejumlah uang dari dosen mata kuliah broadcasting, Alip Kunandar. Dari kisah pengalaman Mulia Alif yang unik dalam dunia perfilman ini menginspirasi saya untuk meniru jejaknya suatu saat nanti karena kebetulan sekali saya juga tertarik dan menyukai dunia pembuatan film.