Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.
Gending Mari Kangen Dikumandangkan di Gedung Sriwedari Solo (16/6/2024)
Cerita sebelumnya: Persiapan Nonton Pertunjukan Ketoprak di Gedung Sriwedari Surakarta
Belum makan memang kurang nyaman. Apalagi waktu makan sudah lewat sekitar satu jam. Bersabar adalah solusi tetapi kondisi perut tidak mau kompromi. Saya segera menuju tempat penjualan tiket pertunjukan ketoprak yang pentas hari Ahad (16/6/2024). Untung, loket pertunjukan ketoprak sudah buka. Saya segera membeli enam tiket @Rp 20.000.
Tiga mahasiswi itu berasal dari kota berbeda. Satu dari Bandung, satu dari Sumedang, dan satu dari Medan. Mahasiswi yang dari Bandung mengambil jurusan PGSD. Begitu kalau tidak salah dengar tadi.
Setelah membeli tiket, saya tidak langsung masuk ke gedung pertunjukan. Kakak saya, Srimulyo dan adik ipar, Sriyono saya minta masuk ke dalam gedung pertunjukan lebih dahulu. Dua tiket saya berikan kepada mereka.
Sementara itu, saya berada di luar gedung untuk menunggu adik-adik yang sedang "berjuang" untuk mendapatkan makanan nasi. Hari Ahad (16/6/2024) merupakan waktu "takbiran" untuk sebagian masyarakat muslim yang pada hari Senin (17/6/2024) akan menunaikan salat Iduladha. Malam itu banyak warung makan tutup sehingga tiga adik saya bersama driver mobil rental berkeliling mencari warung nasi yang buka.
Waktu menunggu tidak lama. Tiga adik kandung saya: Winarso, Nanik (Harwahyuni), dan Tarti datang dengan membawa bungkusan makanan. Sementara itu Mas Thofik, sang driver mobil yang kami rental menunggu di mobil, tidak ikut nonton ketoprak.
Kami berempat segera menuju pintu masuk gedung. Perut saya sudah "menjerit-jerit" dan ada rasa ingin buang air kecil juga. Untung pertunjukan belum dimulai sehingga kami dapat duduk dengan tenang.
Perjalanan dari Klaten sejak pukul lima sore lebih sedikit menuju gedung Sriwedari Solo (Surakarta) agak mebuat letih karena kondisi perut saya kosong. Setelah duduk pada kursi nomor 11 (deret paling depan), saya merasa lega. Nasi dengan lauk ikan lele goreng dan lalapan segera saya nikmati sambil melihat keadaan sekeliling.
Belum banyak penonton yang datang. Tidak berapa lama setelah saya menikmati makanan yang cukup hangat, para pemain musik gamelan mulai menempati posisi masing-masing. Pada pukul 19.33 WIB mulai terdengar suara gamelan dikumandangkan. Satu gending selesai dilanjutkan gending berikutnya.
Untuk gending berikutnya itu, saya cukup mengenali judul atau nama gendingnya, yaitu Mari Kangen. Gending itu diciptakan oleh Ki Nartosabdo (almarhum). Sejak saya masih kanak-kanak, gending itu sudah sering saya dengar.
Silakan mendengarkan cuplikan gending Mari Kangen yang videonya disertakan dalam tulisan ini.
Baca juga:
1. Persiapan Nonton Pertunjukan Ketoprak di Gedung Sriwedari Surakarta
2. Penampakan Rumah Tradisional Jawa Berhadapan dengan Bangunan Modern di Klaten
3. Berbincang dengan Peternak Kambing Perah alias Penghasil Susu di Klaten Jateng
Ditulis di rumah ibunda di Klaten, 20 Juni 2024