Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.
Dalam hati saya protes, mengapa masjid sebesar itu tidak terasa sejuk? Bahkan, saat saya sudah duduk dekat kipas angin besar, udara sejuk tidak saya dapatkan. Kesimpulan pun saya buat bahwa pengaturan suhu udara kurang diperhatikan di dalam masjid. Jumlah kipas angin atau pendingin ruangan belum memadai.
Khotbah Menyinggung Judi Online
Tidak berapa lama setelah saya duduk, pengurus masjid tampil di atas mimbar. Ia mengumumkan kondisi keuangan masjid. Saya mendengar ada lebih seratus juta rupiah saldo uang yang disimpan. Kemudian saya mendengar permintaan maaf dari pengurus masjid itu karena air untuk berwudu sempat terjadi kemacetan. Ada masalah pada pompa air.
Untung, sebelum berangkat ke masjid, saya sudah berwudu dari rumah ibunda sehingga tidak sempat singgah ke tempat berwudu atau toilet masjid itu. Saya tidak mdngetahui kondisi air untuk berwudu di sana.
Setelah pengurus masjid turun dari mimbar. Prosesi salat Jumat pun dimulai. Khatib naik ke atas mimbar yang lebih tinggi untuk berkhotbah. Ada suara azan dikumandangkan dengan suara yang cukup merdu. Saya cukup mengagumi suara dari penceramah atau yang berkhotbah saat itu karena cukup enak didengar. Tidak terlalu menggebu-gebu dan tidak juga terlalu santai.
Setelah menyampaikan pembukaan khotbah, sang khatib menyinggung persoalan judi online. Cuplikan rekaman khotbah yang menyinggung judi online dapat didengarkan dalam tautan yang disertakan dalam artikel ini.
Usai Salat Jumat
Pelaksanaan salat Jumat hari itu dalam waktu standar. Tidak terlalu lama dan juga tidak terlalu cepat. Saya segera bangkit dari tempat duduk setelah selesai berdoa. Para jamaah lain demikian pula. Ada sebagian yang melakukan salat sunah. Sebagian besar langsung bangkit dari tempat duudk dan ingin segera meninggalkan masjid.
Kami harus bersabar untuk menuruni tangga ke lantai satu. Jamaah yang bubar bersamaan cukup banyak. Untunglah para jamaah terlihat tertib. Tidak ada jamaah yang ingin mendahului jamaah lain ketika berjalan menuju tangga. Sambil menunggu giliran untuk menuruni anak tangga, saya menyempatkan waktu untuk memotret tulisan berjalan.
Saya berusaha mendapatkan tulisan yang menunjukkan identitas masjid tersebut. Untuk itu, saya perlu menunggu beberapa kata yang lewat dan ketika tulisan yang menunjukkan identitas masjid muncul, saya menjepretnya.
Setelah antre menuruni anak tangga dari lantai dua ke lantai satu, para jamaah perlu antre lagi menuju lantai dasar untuk mengambil alas kaki. Tangga menuju lantai dasar agak sempit sehingga perlu bersabar lagi untuk menuju ke sana.