Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Penulis

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Kapi Pramuja Diperintahkan untuk Menemukan Kembang Dewa Retna

15 Juli 2024   16:32 Diperbarui: 15 Juli 2024   18:52 1191 3 2

Kapi Pramuja Diperintahkan untuk Menemukan Kembang Dewa Retna

Pada babak sebelumnya diceritakan bahwa Kapi Pramuja diperintahkan untuk menyelamatkan Kembang Dewa Retna saat berada di Kahyangan. Setelah turun ke bumi, Kapi Pramuja berjumpa dengan Anila (patih dengan raja Rama Wijaya).

Kapi Pramuja diperintahkan untuk menemukan Kembang Dewa Retna (dokpri)
Kapi Pramuja diperintahkan untuk menemukan Kembang Dewa Retna (dokpri)
Anila menolak kehadiran Kapi Pramuja, terjadilah perkelahian atau pertempuran. Aksi perkelahian antara dua "kera" tersebut sangat atraktif. Keduanya menari dengan bagus. Pada beberapa gerakan keduanya kompak dan serasi dalam menari.

Kapi Pramuja menghadap Rama Wijaya (dokpri)
Kapi Pramuja menghadap Rama Wijaya (dokpri)
Kapi Pramuja dapat dilumpuhkan. Kemudian ia dibawa menghadap ke Rama Wijaya. Dalam pertemuan itu terungkap bahwa Kembang Dewa Retna telah dicuri oleh Rahwana.

Deskripsi cerita di kiri pangung (dokpri)
Deskripsi cerita di kiri pangung (dokpri)
Oleh karena itu, Rama Wijaya memerintahkan kepada Kapi Pramuja dan Anila segera berangkat menuju Alengka, kerajaan yang dipimpin oleh Rahwana. 

Deskripsi Cerita sangat Membantu Penonton

Penonton yang kurang paham dengan bahasa Jawa tidak perlu khawatir saat menyaksikan wayang orang Sriwedari Solo. Pada sisi kiri panggung ada tulisan deskripsi cerita.

Pada pergantian babak atau pada adegan tertentu sering ada muncul tulisan di sana. Penonton yang kurang mendengar isi dialog antarpemain atau kurang mendengar suara Pak Dalang, bisa membaca tulisan yang cukup jelas isinya.

Sebagai penonton, meskipun saya orang Jawa, sering kurang paham dengan isi dialog antarpemain. Hal itu disebabkan oleh volume suara pemain yang kurang terdengar dengan jelas.

Sebaliknya, suara musik gamelan yang lebih mendominasi. Dengan adanya deskripsi yang terpampang cukup nyata di sebelah kiri panggung, penonton dapat mengetahui adegan apa yang sedang berlangsung.

Jika tulisan tampak kecil dan sangat banyak kalimat yang terpampang, saya memotret tulisan di sana itu. Setelah dijepret, baru kemudian dibaca di ponsel dengan diperbesar ukurannya (di-zoom). Dengan cara seperti itu, kita dapat menikmati tahap demi tahap cerita dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2