Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.
Perjalanan Naik Speedboat Membuat Jantung Mau Copot!
Perjalanan panjang kami lakukan pada hari Senin (7/7/25). Berangkat dari rumah ibunda di Klaten pukul 04.54 WIB naik mobil carter. Perjalanan lancar, tiba di bandara YIA pukul 06.39 WIB. Kemudian naik pesawat dari bandara YIA Yogyakarta menuju Balikpapan, mendarat pukul 12.25 Wita.
Dari bandara Balikpapan naik taksi bandara menuju Pelabuhan Semayang. Beberapa bulan sebelumnya, saya memilih naik kapal klotok dan transit di Pelabuhan Kampung Baru Tengah. Berhubung ingin cepat sampai di rumah Penajam, saya memilih transportasi speedboat.
Perjalanan dari bandara Balikpapan ke Pelabuhan Semayang lebih cepat daripada perjalanan dari bandara ke Pelabuhan Kampung Baru Tengah.
Menikmati Sejenak Pelabuhan Semayang
Pelabuhan penyeberangan (Teluk Balikpapan) tidak begitu ramai pada siang hari Senin itu. Setelah turun dari taksi bandara, kami disambut oleh motoris speedboat. Barang bawaan kami langsung diangkut olehnya. Untuk masuk pelabuhan kami diminta membayar retribusi dua ribu rupiah per orang.
Setelah barang bawaan kami diletakkan di pinggir dermaga, sang driver atau motoris speedboat menginfokan bahwa ia akan mengambil kendaraannya.
Tempat menambatkan speedboat memang tidak semuanya di tepui dermaga. Ada kapal cepat (speedboat) itu yang diikat (ditambatkan) pada sisi lain dermaga. Dengan demikian kami harus menunggu.
Dalam mengisi waktu menunggu, saya membuat video pendek di tengah terik sinar mentari. Keringat meleleh pada wajah saya. Sementara itu, istri tercinta tampak melepaskan jaket yang melekat di tubuhnya.
Tidak berapa lama kemudian motoris speedboat datang. Saya ikut membantu menaikkan barang bawaan ke atas kapal yang akan dikemudikannya.
Saya dan istri tercinta menaiki speedboat dengan hati-hati. Motoris kapal cepat itu pun mengarahkan kami agar dapat naik kapal dengan mudah.
Pada saat kami mulai duduk, sang motoris masuk ke dalam speedboat lewat atas. Ada lubang khusus untuk keluar masuk pengemudi di bagian atas.
Saya dapat merekam dengan tenang. Saat driver masuk ke tempat duduk kemudi saya dapat merekam dengan santai. Kapal pun belum melaju dengan cepat.
Beberapa menit kemudian, kecepatan speedboat mulai ditambah. Nah, saat itulah saya merasakan goncangan yang tidak biasa. Kamera ponsel saya terguncang-guncang dan saya perhatikan ombak di luar terlihat agak besar.
Semakin lama mterasa goncangan semakin kuat. demi menjaga keamanan ponsel dan keselamatan jiwa, saya menghentikan aksi merekam perjalanan naik speedboat tersebut.
Semakin ke tengah laut semakin kuat goncangan saya rasakan. Ombak beetambah besar dan jantung rasanya mau pocot terhempas-hempas di atas tempat duduk.
Doa terbaik terus kami ucapkan selama perjalanan. Siapa sih yang tidak khawatir dalam perjalanan di laut dengan ombak yang begitu besar? Dalam cuplikan video memang tidak tampak betapa gelombang atau ombak laut cukup besar.
Posisi kami di dalam kapal speedboat memang tidak dapat menggambarkan suasana luar kapal dari sudut yang "dramatis". Namun, kami merasakan badan terguncang-guncang dan air laut tampak seperti jalan yang berlubang dan penuh batu kerikil. Intinya, jalan "tidak rata".
Mereka yang belum pernah mengalami perjalanan di atas speedboat tentu belum percaya jika saat gelombang besar, kapal seperti dihempas-hempaskan! Para penumpang, bahkan, bisa menjerit-jerit karena rasa takut.
Jika kondisi fisik kurang sehat, perlu berhati-hati saat menaiki speedboat pada saat gelombang laut tinggi. Bagaimana dengan Anda, sudah berapa kali naik speedboat?
Ditulis di Penajam Paser Utara, 23 Juli 2025