Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Penulis

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Video

Lomba Memancing Ikan dalam Rangka HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Klaten

24 Agustus 2025   16:28 Diperbarui: 24 Agustus 2025   16:28 94 6 4

Lomba Memancing Ikan dalam Rangka HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Klaten


Berswafoto dekat pemancing (dokpri)
Berswafoto dekat pemancing (dokpri)

Beraneka lomba diadakan dalam menyemarakkan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Lomba standar seperti makan kerupuk, balap karung, dan tarik tambang sudah biasa dilakukan di setiap daerah.

Peserta bebas memilih tempat memancing (dokpri)
Peserta bebas memilih tempat memancing (dokpri)

Untuk orang yang tidak suka ikut lomba yang memeras keringat, ada lomba memancing ikan. Lomba diadakan pada hari Minggu (24/8/25) mulai pukul 13.00 WIB hingga azan magrib berkumandang.

Lomba diselenggarakan di sungai yang ditutup teteknya (tempat mengatur air bisa keluar atau tetap berada di bagian atas sungai). Untuk mudahnya, tetek adalah pintu air. Jika pintu ditutup, air dalam sungai tidak bisa mengalir. Jika pintu dibuka, air akan mengalir sampai jauh.

Informasi (Woro-Woro) Lomba Memancing Ikan (dokpri)
Informasi (Woro-Woro) Lomba Memancing Ikan (dokpri)

Pada hari Minggu (24/8/25) itu pintu air (tetek) ditutup. Air menggenang cukup banyak seperti kolam. Ikan sebanyak 1,6 kuintal ditebar di sana. Ada tiga jenis ikan yang ditebar, yaitu ikan lele, ikan bawal, dan ikan nila. Paling banyak ditebar adalah ikan lele.

Peserta lomba berasal dari warga dua RW, yaitu RW 10 Ketinggen dan RW 11 Slarongan, Desa Karanglo, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.

Meskipun sinar mentari cukup menyengat, warga dari dua RW tersebut tidak menyurutkan semangat untuk berlomba. Warga bebas memancing dengan posisi di mana saja. Hasil tangkapan memancing boleh dibawa pulang.

Hadiah Lomba Memancing

Ada puluhan ikan yang diberi tanda pita. Pemancing yang berhasil mendapatkan ikan yang berpita akan diberikan hadiah. Mengingat lomba ini hanya level kecil, hanya diikuti dua RW (Rukun Warga), tentu saja hadiah yang disediakan cukup sederhana berupa uang. Untuk juara 1 hadiah berupa uang Rp 150.000 (seratus lima puluh ribu rupiah), Juara 2 berupa uang Rp 125.000 (seratus dua puluh lima ribu rupiah), Juara 3 berupa uang Rp 100.000 (seratus ribu rupiah), ditambah hadiah hiburan.

Pada pukul setengah dua siang, adik Tarti mengajak saya untuk menyaksikan lomba memancing tersebut. Lokasi tidak begitu jauh dari rumah ibunda. Hanya dalam waktu beberapa menit, kami sudah tiba di lokasi lomba.

Terlihat sudah cukup banyak peserta yang berada di tepi sungai dengan kail atau pancing masing-masing. Adik Tarti tertarik untuk mengikuti lomba. Setelah saya diturunkan di dekat jembatan, adik Tarti kembali ke rumah ibunda untuk mengambil alat pancing.

Sementara itu, saya mulai asyik membuat perekaman gambar. Suhu udara yang agak tinggi dan sinar mentari yang memancar cukup kuat, tidak kami hiraukan.

Beberapa pemancing tampak sudah memperoleh ikan hasil memancing. Wajah sumringah pun tampak di wajah-wajah mereka. Sementara itu, ada pemancing yang masih duduk termenung karena belum ada ikan yang menyentuh umpan yang dipasangnya.

Saya berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mengambil gambar, baik berupa gambar foto maupun berupa video. Terik mentari tidak begitu saya rasakan. Perasaan senang telah mengalahkan sengatan mentari. Untung saya memakai topi dan kaos lengan panjang. Dua hal itu dapat mengurangi rasa panas.

Ditulis di Klaten, 24 Agustus 2025  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2