Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.
Menikmati Pemandangan Sawah sambil Mendorong Kursi Roda di Klaten
Adik Tarti mendorong kursi roda. Ibunda kami duduk di atas kursi roda. Jarak tempuh sekitar dua kilometer. Kursi roda didorong dari rumah di Dukuh Ketinggen, Desa Karanglo, Kecamatan Klaten Selatan, Provinsi Jawa Tengah, menuju lapangan Birin dekat Balai Desa Karanglo (23/8/25).
Suasana cukup ramai di bawah tenda di tengah lapangan Birin tersebut. Saat itu peserta lomba jalan sehat sudah tiba kembali di lapangan. Acara pengundian kupon pun segera dimulai. Kue-kue dibagikan. Setiap RW ada pos khusus. Jenis kue pun berbeda sesuai selera masing-masing pengurus RW.
Kami hanya beberapa saat mengikuti acara pengundian kupon. Ibunda kami tentu tidak boleh berlama-lama di tempat terbuka. Adik Tarti memutuskan untuk mengajak ibunda pulang.
Sama sperti saat berangkat, saya pun turut atau mengikuti dari belakang saat adik Tarti mendorong kursi roda ibunda yang sudah berusia sekitar 85 (delapan puluh lima) tahun.
Melewati Jalan di Antara Persawahan
Jalan yang kami lewati adalah jalan beraspal di antara persawahan. Itu berarti di sebelah kiri jalan ada persawahan dan di sebelah kanan juga ada persawahan.
Setiap petak sawah tidak sama umur padi yang ditanam. Ada padi yang baru saja ditanam. Pada petak lain ada padi yang sudah tumbuh dan tampak hijau daun padinya.
Pada bagian lain kami mendapati ada petak sawah yang padi-nya sudah menguning. Sungguh enak dipandang mata. Bulir-bulir padi merunduk menandakan sudah berisi.
Saya menyempatkan waktu untuk berhenti sejenak di dekat tanaman padi yang menguning maupun tanaman padi yang masih hijau. Ada perasaan bangga dengan para petani yang dengan setia merawat tanaman padi di sawah itu.
Pengguna jalan tidak terlalu banyak sehingga kami dapat leluasa berjalan kaki sambil menikmati suasana yang menyenangkan. Hamparan tanaman padi yang cukup luas membuat mata dimanjakan. Angin yang semilir di bawah pohon yang rindang menambah suasana pedesaan benar-benar terasa syahdu.
Suasana pedesaan yang sudah terpengaruh kota tidak membuat kami jera. Pengaruh kota yang merembet ke desa tidak banyak mengubah suasana yang saya rindukan setiap mudik ke Klaten.
Banyak agenda dapat disusun selama mudik di Klaten. Banyak spot menarik yang dapat dikunjungi yang masih alami. Sebagai kota yang dikenal dengan kota seribu mata air, belum semua tempat pemandian atau kolam renang di Klaten yang saya kunjungi. Kalau lewat di depan area umbul/kolam renang sudah sering atau sudah banyak.
Untuk singgah atau menikmati umbul/kolam renang, masih diperlukan jadwal atau agenda khusus. Hal itu mengingat keterbatasan waktu dan kesempatan.
Ditulis di Klaten, 25 Agustus 2025