Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.
Mengejar Matahari Tenggelam di Desa Donokerto, Turi, Sleman, DI Yogyakarta
Suasana matahari akan tenggelam sangat menakjubkan. Di berbagai objek wisata, sering ditawarkan pemandangan itu dengan berbagai instrumen yang menarik.
Wilayah dataran tinggi dan wilayah dataran rendah, sama-sama memiliki peluang yang sama. Pada wilayah dataran tinggi seperti di pegunungan, banyak spot objek wisata yang menawarkan situasi matahari saat akan tenggelam. Objek wisata Candi Keraton Ratu Boko adalah salah satu spot yang menawarkan suasana seperti itu.
Wisatawan yang pernah berkunjung ke Candi Prambanan tentu akan ditawari objek wisata Candi Keraton Ratu Boko yang terletak pada ketinggian tidak jauh dari Candi Prambanan.
Saya pernah berkunjung ke objek wisata tersebut pada siang jelang jelang. Kami harus buru-buru pulang karena ada anggota keluarga yang menunggu di bawah (dekat loket). Ibunda kami dan kakak Srimulto tidak ikut naik ke perbukitan tempat Candi Keraton Ratu Boko.
Sementara itu, pada wilayah dataran rendah seperti di pantai, spot objek wisata dengan suasana matahari akan tenggelam sering dipromosikan secara besar-besaran. Foto-foto saat matahari akan tenggelam dipamerkan dengan berbagai ilustrasi yang menawan.
Bahkan, penggalan video saat-saat mentari akan kembali ke peraduan diiklankan dengan teknik yang menarik. Biro jasa perjalanan wisata berlomba membuat paket wisata yang salah satunya menyaksikan suasana matahari akan tenggelam.
Objek wisata di Bali banyak yang menawarkan spot suasana matahari akan tenggelam, misalnya di Tanah Lot. Pada saat masih bertugas sebagai kepala sekolah, kami pernah berkunjung ke Bali. salah satu spot yang didatangi adalah Tanah Lot.
Saat itu kami sempat menyaksikan saat-saat mentari akan kembali ke peraduan. para pengunjung atau wisatawan sangat antusias berada di pantai menunggu saat-saat mentari akan tenggelam.
Tempo atau waktu berjala sangat cepat saay mentari akan muai tenggelam. dalam hitungan beberapa detik, sang surya sudah "hilang" dan suasana senja benar-benar syahdu.
Kondisi atau keadaan yang semula terang-benderang berangsur redup dan akhirnya menjadi gelap. Suasana senja selalu memesona. Banyak orang merasakan suasana senja adalah suasana yang romantis.
Menjemput Istri Sekaligus Mengejar Matahari
Pada hari Rabu (4/9/25) saya bersama adik Tarti mencarter mobil dengan driver Mas Thofik. Tujuan utama adalah menjemput istri tercinta yang sedang berada di rumah keluarga besarnya di Desa Pabelan IV, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah.
Kami berangkat pukul 16.00 WIB lewat beberapa menit. Saya harus menunggu adik Tarti pulang kerja. Setelah persiapan cukup, driver Mas Thofik segera saya beri tahu lewat pesan WhatsApp (WA) bahwa kami sudah siap dijemput. Kebetulan tempat tinggal Mas Thofik (di rumah istri/mertuanya) yang satu pedukuhan dengan rumah ibunda di Klaten.
Perjalanan menjelang senja. Jalanan pada awalnya masih terang benderang. Beberapa saat kemudian, suasana senja mulai tampak. Mas Thofik sang driver mengatakan bahwa pemandangan sinar matahari akan tenggelam dapat dilihat tidak lama lagi.
Saya pun segera menyiapkan kamera ponsel untuk merekam suasana tersebut. Mas Thofik mempercepat laju mobilnya. Tanjakan akan dilalui. Maksudnya, posisi atau tempat yang agak tinggi akan dilewati.
Pada posisi di ketinggian, kami dapat menyaksikan penampakan matahari yang jelas. Bentuk bulat dengan warna keemasan benar-benar menakjubkan. Saya sangat kagum atas ciptaan Yang Mahakuasa.
Matahari dapat tampak begitu besar. Berbeda saat pagi atau siang hari. Kami hanya dapat merasakan sinarnya. Wajah atau perwujudan matahari tidak dapat dilihat. Pancaran sinar matahari pada pagi hingga siang hari sangat menyilaukan mata. Kami tidak sanggup menatapnya.
Pada senja hari itu, saya benar-benar dapat menyaksikan bentuk bulat matahari yang sangat indah. Berhubung kami tidak berhenti. Mobil terus melaju, penampakan matahari itu hanya sekejap dapat kami saksikan.
Jalanan kembali menurun dan berbelok. Matahari tertutup pepohonan dan bangunan di tepi jalan. Saya agak kecewa tetapi sudah cukup gembira karena berhasil mengejar penampakan bentuk matahari yang bundar dengan warna yang sangat indah.
Perjalanan Berkesan
Tiba di rumah keluarga besar istri tercinta di Pabelan, Mungkid, Magelang, kami beristirahat sejenak. Hal yang utama, kami melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim, yaitu menunaikan salat magrib.
Setelah minum teh hangat yang dibuatkan oleh adik ipar saya, kami segera berpamitan. Perjalanan pulang ke Klaten pun dimulai. Kami singgah di sebuah tempat makan pinggir jalan. Adik Tarti menginginkan menikkati makanan di pinggir jalan (warung lesehan).
Sebuah warung sederhana dipilihkan oleh Mas Thofik sang driver. Warung makan itu dipilih karena memiliki tempat parkir yang agak lega. Tidak sempit atau sulit tempat untuk parkir mobil.
Empat orang masuk ke warung lesehan. Banyak pilihan menu makanan. Istri tercinta dan adik Tarti memilih daging bebek sebagai lauk makan. Kemudian, saya dan Mas Thofik memilih ayam goreng.
Lauk yang dipesan baru digoreng setelah dipesan. Jadi, kondisi masih hangat. Hal itulah yang membuat warung lesehan banyak diminati masyarakat.
Sambil menunggu lauk disiapkan, pengunjung atau pembeli dapat mengobrol santai sambil melepaskan lelah (jika sedang dalam perjalanan).
Kami menikmati hidangan cukup lahap. sambal yang disertakan dalam piring sangat cocok di lidah. Mas Thofik mengakui hal itu. saya pun mengiyakan. Rasa sambal cukup lezat.
Berapa harus kami bayar untuk amkan berempat? Adik Tarti mengatakan bahwa uang yang dibayarkan Rp 108.000 (seratus delapan ribu rupiah). Silakan menghitung berapa harga setiap porsi makanan yang kami santap. Minuman kami ada dua macam. Saya dan Mas Thofik minum teh manis. Istri tercinta dan adik Tarti Minum jeruk hangat.
Sempatkan Menyaksikan Matahari Tenggelam
Untuk meningkatkan rasa bersyukur, sekali-sekali kunjungilah tempat atau objek wisata yang menyuguhkan pemandangan detik-detik matahari akan tenggelam. Rasakan suasana saat-saat seperti itu. Sang Pencipta Alam menunjukkan bahwa pada saat pergantian siang dan malam hari, ada suasana yang luar biasa.
manusia yang mengakui kekuasaan Tuhan tentu akan bersyukur dan mengagumi hal tersebut. Tidak semua orang dapat menyaksikan atau menyempatkan waktu untuk merasakan suasana pergantian siang dan malam pada senja hari.
Umumnya, orang-orang disibukkan dengan aktivitas pada saat jelang pergantian siang dan malam. Ada orang yang sedang dalam perjalanan pulang kerja. Ada sebagian orang yang akan berangkat ke tempat tugas.
Ibu-ibu di rumah sibuk mengurus anak-anaknya untuk segera mandi dan makan malam. Sebagian yang lain sibuk mengolah masakan untuk makan malam bersama keluarga.
Demi mengagumi suasana senja, sekali-sekali, perlu dijadwalkan. Mengagumi ciptaan Tuhan untuk meningkatkan rasa syukur. Dengan lebih sering menyaksikan fenomena alam yang luar biasa, kita akan merasa kecil dan mengakui kebesaran Tuhan.
Sudah berapa kali Anda menyaksikan sausana saat-saat matahari akan tenggelam? Bagaimana perasaan Anda?
Ditulis di Klaten, 4 September 2025