A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)
Kata Chindon-ya memang tidak sepopuler bahasa Jepang lain, misalnya karaoke, maupun anime. Mungkin beberapa dari Anda, ada juga yang baru pertama kali mendengar kata ini.
Sebenarnya, penamaan "chindon-ya" berasal dari bunyi instrumen musik yang dimainkan oleh sekelompok orang dalam grup tersebut. Bagi kuping orang Jepang, suara-suara itu terdengar "Chinchin, Dondon, Chindondon."
Akhiran "ya", biasanya disematkan pada nama toko, profesi tertentu, atau terkadang dipakai untuk menyebut sifat seseorang.
Chindon-ya adalah sekumpulan orang yang berprofesi sebagai pengiklan berjalan, sambil memainkan alat musik seperti shamisen, gendang, terompet, klarinet, lonceng dan sebagainya.
Kesenian ini menarik perhatian orang karena umumnya anggota grup Chindon-ya memakai kostum mencolok.
Chindon-ya adalah media yang biasanya digunakan sebagai iklan untuk mengumumkan pembukaan toko baru, atau memberitahukan akan adanya suatu penyelenggaraan acara tertentu.
Kesenian ini muncul pada akhir era Edo di daerah Sen-nichi-mae di Osaka. Sehingga, Chindon-ya sudah mempunyai sejarah yang panjang.
Meskipun Chindon-ya merupakan salah satu ciri khas daerah Osaka, namun saat ini populer di seluruh Jepang.
Saya kebetulan sedang jalan-jalan di Oume ketika melihat pertunjukan ini. Oume adalah bagian dari Tokyo yang terletak di sebelah Barat.