
Dansa di Panggung Thank Giving:
Sebuah Pengalaman Bersama Istri di Komunitas CFC Helena Paroki Curug
Oleh: Widodo, S.Pd.
Pembukaan
"Ha, dansa?" kataku sambil tertawa kecil ketika menerima tugas dari komunitas Couple For Christ (CFC) untuk tampil di panggung mewakili Chapter Helena. Tidak pernah terbayang sebelumnya bahwa saya yang lebih terbiasa mengajar di kelas daripada berlenggak-lenggok mengikuti irama akan diminta menunjukkan kreativitas di atas panggung.
"Mudah kok dansa itu, kita bisa latihan terlebih dahulu," bujuk Brother Heru dengan senyum khasnya yang selalu berhasil menenangkan hati.
Akhirnya, bersama istri, saya memberanikan diri untuk mencoba. Dari sinilah pengalaman menarik itu bermula, yang kemudian kami abadikan dalam sebuah video singkat.
Pembahasan
1. Acara Thank Giving dalam Komunitas CFC
Istilah Thank Giving meminjam tradisi positif dari budaya Amerika, namun diterjemahkan secara lebih sederhana dan spiritual oleh komunitas CFC. Maknanya adalah mengucap syukur atas penyertaan Tuhan sepanjang tahun---baik dalam keluarga, pelayanan, maupun perjalanan rohani.
Dalam CFC, Thank Giving bukan sekadar pesta, melainkan momentum bersama untuk merenungkan berkat-berkat kecil yang sering luput kita sadari. Setiap keluarga diundang hadir bukan dengan formalitas, melainkan dengan hati yang rela berbagi kegembiraan.
2. Acara Pentas Seni: Panggung Kreativitas Keluarga
Salah satu bagian yang paling ditunggu dalam momen Thank Giving adalah Pentas Seni. Inilah ajang spontanitas dan kebersamaan yang mempersatukan setiap anggota komunitas. Ada yang menyanyi, ada yang bermain musik, ada yang menari, dan ada pula yang menampilkan drama komedi sederhana.
Tahun ini, Chapter Helena mendapat giliran tampil. Setelah diskusi, diputuskanlah bahwa kami akan menampilkan video pengalaman dansa---mulai dari latihan sederhana di ruang tamu rumah, hingga penampilan final di panggung.
Anehnya, meskipun sederhana, justru video ini menjadi sarana humor, pengingat kesabaran, dan bukti bahwa berlatih bersama pasangan bisa menjadi momen yang hangat dan menyenangkan.
Saat tampil di panggung, langkah demi langkah terasa lebih ringan. Bukan karena kami sudah ahli, melainkan karena atmosfer komunitas memberikan dukungan penuh. Semua tertawa bahagia, bersorak, dan ikut menikmati keceriaan panggung.
3. Kerukunan Keluarga dan Kemesraan Suami Istri
Dansa bersama istri ternyata bukan sekadar soal gerakan tubuh mengikuti irama, tetapi juga gerakan hati mengikuti keharmonisan. Ketika kaki saya mulai salah langkah, istri menahan senyum. Ketika ia ragu mengikuti putaran, saya yang menggandeng tangannya lebih erat.
Kami belajar saling menunggu, saling menyelaraskan, dan saling mendengarkan---persis seperti prinsip komunikasi dalam keluarga.
Video dansa itu kemudian menjadi simbol kecil dari perjalanan rumah tangga: tidak selalu sempurna, tapi selalu bisa indah bila dijalani bersama.
Di tengah kesibukan mengajar, mengurus rumah, dan pelayanan di gereja, momen latihan tarian itu menjadi ruang bertemu yang lebih intim. Sebuah me time berdua yang justru terjadi dalam pelayanan.
Penutup
Pengalaman tampil dansa dalam acara Thank Giving CFC Chapter Helena Paroki Curug memberikan banyak hal lebih dari yang saya bayangkan. Bukan hanya soal berani tampil di panggung, tetapi tentang belajar menyatu sebagai pasangan, merayakan syukur bersama komunitas, dan menghadirkan kegembiraan kecil dalam hidup berkeluarga.
Video sederhana itu menjadi kenangan, bahwa kebahagiaan keluarga sering lahir dari hal-hal sepele yang dilakukan dengan hati terbuka.
Pada akhirnya, Thank Giving mengajarkan kami untuk terus menari bersama dalam perjalanan hidup, dengan irama kasih, syukur, dan kebersamaan.