Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.
Aura Kasih terjeduk hingga lebam,
Terima kasih teruntuk Mr. Bams._
*J1*
*Ibu Yuyun di Sumedang yang berbahagia*
1. Interaksi yang dibangun harus interaksi yang *SEHAT*. Ini pentin dalam mindset kita. Contoh bila kita pengguna media sosial (memanfaatkan wa, IG, FB, dll, maka tanamkan dalam diri kita meskipun *media sosial* tidak nampak secara langsung, akan tetapi saat *berinteraksi* pastikan seperti di *DUNIA NYATA*. Bila di dunia nyata rasa saling menghormati, menghargai dan yang lainnya dilakukan maka di Media Sosial pun begitu.
2. Kesempatan Baru pastinya akan selalu datang kepada orang-orang yang *MAU* melihat apapun sebagai *PELUANG/KESEMPATAN*. Tergantung dari tujuan orang tersebut.
3. Bicara *KESUKSESAN* itu pasti setiap orang akan berbeda memahaminya. Orang dikatakan *SUKSES* bila banyak uang, misanya. Akan tetapi bagi *Mr. Bams* pengertian *SUKSES* adalah *Pemanfaatan waktu dalam menggunakan setiap kesempatan yang ada dengan tujuan ibadah kepada Allah* Setiap orang wajib memiliki *TUJUAN HIDUP* karena sekarang *INFORMASI* sudah begitu *Dasyat* ada di depan mata. Maka *DIGITAL MINIMALIS* harus menjadi *Keterampilan* hidup kita. Maksudnya gunakan Teknologi ini *hanya untuk kebutuhan kita* yang sesuai dengan *tujuan* kita.
4. Menyikapi *trik-trik* agar tidak *miskonsepsi* tentunya dengan belajar terus menerus. Mempraktikan apa yang kita bisa lakukan. Mr. Bams berikan *RUMUS 4B Mr. Bams* . a) *Belajar* b) *Berkarya* c) *Berbagi* d) *Berbakti*. Saat kita rajin belajar, maka jadikanlah sebuah karya yang bisa dibagikan sebagai bentuk berbakti kepada semuaNYA.
Sepakat, Mr. Bams. Kalau tidak puas atas jawaban pastinya akan berusaha terus belajar untuk bisa menemukan jawaban yang lebih memuaskan.
P2
Nama: Endang
Asal: Bogor
Pertanyaan:
1. Alhamdulilah pak, terasa sekali manfaatnya dari literasi digital. Tapi dengan pengaruhnya umur dan mata yang kadang kala tidak bisa diajak untuk bekerjasama bagaimana cara kita agar bisa konsisten dalam menulis dan berkarya di dunia digital ?
2. Dengan semakin banyaknya guru junior yang ahli akan digital kita yang senior ini kadang ada rasa malu dan sedikit ragu untuk maju bersama. Tolong berikan tips dan motivasi agar guru yang senior tetap bisa aktif di literasi digital.
Terimakasih Pak Mazmo dan Mr Bams.
*J2*
Maaf ya kalau salah ini apa Ibu Endang atau Bapak Endang yang selalu bersemangat di Bogor.
1. Umur dengan mata akan saling berhubungan. Tak usah khawatir dengan semuanya. Yakinkanlah saat kita melakukan sesuai dengan kemampuan diri, itu sudah menjadi ladang kebaikan. Niatkan semuanya ibadah, in syaa allah aktivitas akan mendapatkan *Nilai Tambahan*. Konsisten itu bukan *Teori*, karena konsisten itu pekerjaan real. Contoh saat dengan Azan mau nya ke Masjid, tapi karena saya masih belajar bersama ibu-bapak, saya niatkan akan Sholat Ashar setelah ini selesai. Ada rasa penyesalan saat tidak shola tepat waktu dan tidak di mesjid. Akan tetapi Allah Maha Tahu. *Lakukan dengan riang gembira sesuai kemampuan dan motivasi ibu/bapak*
2. Rasa *Malu* itu sebagian dari *Iman*, akan tetapi bila tidak tepat mengaplikasikannya maka itu kurang pas. Rasa *Percaya Diri* harus dibangun dari dalam, tentunya cari tempat dan orang yang selalu mendorong kita. Tetap semangat untuk melakukan yang terbaik. Junior dan senior itu hanya sebutan, karena kehidupan ini dilakukan bergiliran, kita dilahirkan lebih dulu sehingga dianggap *senior*, padahal kita *tidak pernah minta dilahirkan kapan*
Sudah lewat pukul 15.30 WIB, tetapi masih ada 1 pertanyaan nih, Mr. Bams. Kita tuntaskan sekalian nggih, Mr. @Bambang Mr Bambs ?
P3
Nama: Rosweni
Asal: Tolitoli Sulawesi Tengah
Pertanyaan:
P3
Bagaimana cara mengembangkan kemampuan analitis dalam literasi digital
Apa kelebihan web daripada platform lain?
[2/1, 15.45] Bambang Mr Bambs: *J3*
*Ibu Rosweni yang bijaksana di Sulawesi Tengah*
Kemampuan analitis. Sebentar saya coba sederhanakan dengan kata dasarnya yaitu *ANALISIS*
Kemampuan *Analisis* bisa dilatih dari kemampuan berpikir. Berpikir tentang apapun lebih mendalam. Biasanya analisis ada yang berbasis angka atau deskripsi.
Misalnya :
Kenapa saya membuat *RAPOR LITERASI* dengan menggunakan *POIN LITERASI (POIN LITERASI)*. Pengamatan saya setiap mengolah data kesungguhan peserta didik khususnya kelas 9 itu sangat rendah. Saya berpikir : *Gimana ya caranya agar anak-anak kelas 9 tetap semangat mengikuti kegiatan literasi dan poin literasi nya terjaga bagus*
Maka saya *berpikir* kemudian mencari berbagai *solusi*. Untuk mencari solusi banyak cara, dengan berdiskusi atau mencari referensi yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Kemudian semua hasil aktivitas dalam kegiatan literasi saya dokumentasikan dalam bentuk *Rapor Literasi*
1. Poin Literasi (Politera)
2. Hasil Tes Kecepatan Efektivitas Membaca (KEM)
3. Karya Literasi yang dibuat
4. Jumlah buku yang dibaca dalam 1 semeter
Nah, kemudian saya rancang. Di sekolah saya selalu berkoordinasi dengan *KEPALA SEKOLAH* untuk terus konsultasi dan menjelaskan apa yang akan dibuat. KEPSEK pun memberikan kesempatan untuk *PRESENTASI* dalam *RAPAT DINAS* di Semester Ganji TA 23-24 akan tetapi hasilnya belum diputuskan untuk digunakan. KEPSEK memberikan dukungan dengan mencoba adanya Laporan di Rapor Bulanan.
Jadi ANALISIS merupakan kemampuan berpikir untuk memecahkan masalah atau mengembangkan sesuatu.