Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.
Berikut ini adalah artikel utama untuk Kompasiana berjudul "Sarapan Pagi Omjay dengan Ayam Geprek Ibu Sayang: Lebih dari Sekadar Makanan", dengan panjang minimal 1000 kata yang dibuatkan kecerdasan buatan.
Sarapan Pagi Omjay dengan Ayam Geprek Ibu Sayang: Lebih dari Sekadar Makanan. Sambil menonton acara pelepasan siswa.
Oleh: Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd (Omjay)
Guru Blogger Indonesia
Pagi itu, saya memulai hari dengan sesuatu yang tidak biasa. Bukan bubur ayam atau roti bakar. Melainkan sepiring ayam geprek dari warung sederhana bernama 'Ibu Sayang'. Dan seperti biasa, setiap peristiwa kecil dalam hidup seorang guru, bisa menjadi kisah besar yang layak dibagikan.
Sebuah Sarapan yang Tidak Direncanakan
Pagi itu saya melangkah keluar rumah dengan niat sederhana: mencari sarapan yang bisa menghangatkan perut dan memantik semangat. Jadwal saya cukup padat, mulai dari kelas daring dengan siswa Labschool, membuat konten blog, sampai menghadiri rapat virtual dengan para guru dan kepala sekolah dari berbagai kota.
Langkah kaki saya membawa ke sebuah warung kecil di pinggir jalan. Warung ini tampak biasa saja: meja kayu, kursi plastik, dan aroma dapur sederhana. Tapi papan namanya cukup menyentuh hati: "Ayam Geprek Ibu Sayang".
Tanpa pikir panjang, saya masuk. Disambut dengan senyum hangat seorang ibu separuh baya yang segera menyapa dengan ramah.
"Mau makan apa, Pak?" katanya.
"Ayam geprek satu, Bu. Pedasnya sedang saja. Sama teh tawar hangat," jawab saya.