Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.
Pak Sahroni, hati-hati. Di zaman Raja Louis XVI dulu, rakyat Prancis juga dibilang remeh. Pajak dinaikkan, rakyat lapar, sementara bangsawan pesta pora. Hasilnya? Revolusi Prancis 1789. Inilah sejarah yang tidak boleh terjadi di Indonesia.
Belajar dari Revolusi Prancis
Sedikit kilas balik:
Bangsawan hidup mewah di Versailles, rakyat makan roti keras.
Pajak terus dinaikkan, sementara raja dan elit pesta anggur.
Rakyat marah, menyerbu penjara Bastille, lalu lahirlah Revolusi.
Slogan yang lahir: "Libert, galit, Fraternit" (Kebebasan, Persamaan, Persaudaraan).
Pelajarannya jelas: kalau rakyat terus ditekan, kritik dibungkam, pajak dinaikkan, dan pejabat pesta tunjangan yang akhirnya rakyat menjadi marah.
Sejarah mengajarkan, ketika kesabaran habis, yang runtuh bukan guru, tapi singgasana para penguasa. Hati-hati wahai pejabat negeri dan jangan berani melawan guru.
Satir Penutup: Bastille ala Senayan?
Kita tentu tak mau Indonesia mengulang sejarah berdarah. Tapi suara rakyat jangan dianggap angin lalu. Kalau rakyat teriak "Bubarkan DPR!", itu tanda bahaya.