Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Guru

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Kurangnya Etika Siswa Saat Guru Mengajar di Kelas

11 September 2025   21:15 Diperbarui: 11 September 2025   21:15 108 2 1

Info Wijaya Kusumah alias Omjay ini diterima dari sebuah video yang sedang viral dari tvone. Saat guru mengajar terlihat dalam video, ada siswa yang mengangkat kakinya di atas meja, dan inilah kisah Omjay kali ini di kompasiana.

Omjay guru blogger Indonesia/dokpri
Omjay guru blogger Indonesia/dokpri

Siswa Naikkan Kaki ke Atas Meja Saat Guru Mengajar: Cermin Krisis Etika di Kelas

Belakangan ini, sebuah video di media sosial menjadi viral. Dalam tayangan singkat tersebut, tampak seorang siswa dengan santai menaikkan kakinya ke atas meja saat guru sedang mengajar di depan kelas. Pemandangan ini sontak menimbulkan reaksi beragam dari masyarakat. Banyak yang merasa prihatin, kecewa, bahkan marah, karena tindakan itu jelas menunjukkan kurangnya etika dan penghormatan terhadap sosok guru.

Fenomena ini seakan menjadi potret nyata bahwa dunia pendidikan kita sedang menghadapi tantangan besar, bukan hanya dalam hal akademik, tetapi juga dalam hal pembentukan karakter.

Mengapa Etika di Kelas Begitu Penting?

Kelas bukan sekadar ruangan empat dinding tempat siswa belajar mata pelajaran. Kelas adalah miniatur kehidupan, tempat anak-anak dilatih untuk menghargai, menghormati, serta membangun interaksi sosial yang sehat. Etika di kelas meliputi sikap sopan santun, penghargaan terhadap guru, serta kepedulian terhadap teman.

Ketika seorang siswa menaikkan kaki ke meja guru, ada banyak pesan negatif yang muncul:

1. Kurangnya rasa hormat kepada guru -- Guru adalah pendidik dan pembimbing. Menunjukkan sikap seenaknya di depan guru mencerminkan lunturnya nilai penghargaan.

2. Mengganggu wibawa guru -- Tugas guru bukan hanya menyampaikan ilmu, tapi juga membentuk karakter. Tindakan tidak sopan bisa membuat otoritas guru dipandang remeh.

3. Menciptakan suasana belajar tidak kondusif -- Siswa lain bisa terdistraksi atau bahkan ikut meniru. Kelas yang seharusnya jadi ruang belajar berubah menjadi tempat yang kurang tertib.

4. Bertentangan dengan budaya lokal -- Dalam kultur Indonesia, guru dipandang sebagai sosok yang harus dihormati, bahkan disamakan dengan orang tua. Maka, perilaku seperti ini sangat melukai nilai-nilai luhur bangsa.

Dampak Perilaku Tidak Etis

Bukan hanya sekadar soal kaki di atas meja. Perilaku kecil ini bisa berdampak besar:

  • Disiplin kelas menurun -- Satu sikap yang tidak ditindak bisa menjadi contoh buruk bagi siswa lain.
  • Relasi guru-siswa terganggu -- Guru bisa merasa tidak dihargai, sementara siswa kehilangan rasa respek.
  • Menurunkan mutu pendidikan -- Belajar bukan hanya soal akademik, tapi juga moral. Ketika moral runtuh, ilmu yang diajarkan kehilangan maknanya.
  • Merusak citra sekolah -- Tindakan tidak sopan bisa mencoreng nama baik sekolah di mata masyarakat.

Peran Guru, Sekolah, dan Orang Tua

Untuk mencegah peristiwa serupa, ada beberapa hal yang perlu diperkuat:

Guru bersikap tegas namun bijaksana -- Setiap perilaku tidak pantas harus ditindak secara mendidik.

Sekolah memasukkan pendidikan karakter dalam kurikulum -- Sopan santun, etika, dan budi pekerti harus mendapat porsi yang seimbang dengan pelajaran akademik.

Orang tua menanamkan nilai di rumah -- Karakter anak dibentuk pertama kali di rumah. Tanpa dukungan keluarga, sekolah akan kesulitan membangun sikap hormat anak.

Dialog terbuka dengan siswa -- Anak perlu diberi pemahaman mengapa sikap tertentu tidak pantas, bukan hanya dihukum tanpa penjelasan.

Komentar Omjay: Pendidikan Sejati Memanusiakan Manusia

Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd. atau yang akrab disapa Omjay, Guru Blogger Indonesia, memberikan pandangan mendalam tentang kasus ini.

"Guru adalah orang tua kedua di sekolah. Kalau siswa sudah berani menaikkan kaki ke meja guru, berarti ada yang keliru dalam pembentukan karakter. Pendidikan sejati bukan hanya membuat anak pintar, tapi juga memanusiakan manusia. Tugas kita bersama---guru, orang tua, dan masyarakat---adalah mengembalikan makna sejati pendidikan, yaitu membangun anak-anak berakhlak mulia."

Komentar Omjay ini seakan menjadi pengingat keras bahwa masalah etika bukan sekadar tanggung jawab guru seorang diri. Pendidikan adalah kerja kolaborasi. Jika orang tua hanya menyerahkan anak ke sekolah tanpa membekali nilai-nilai dasar di rumah, maka sekolah akan kewalahan.

Menatap ke Depan: Pendidikan Berbasis Karakter

Pendidikan Indonesia saat ini sudah banyak berbicara tentang Merdeka Belajar dan pembelajaran berbasis kompetensi. Namun, tanpa pondasi karakter, semua inovasi akan rapuh. Kasus siswa menaikkan kaki ke meja guru harus dijadikan refleksi bersama: apakah kita sudah cukup serius menanamkan nilai-nilai moral pada anak-anak kita?

Kita tidak bisa menutup mata bahwa generasi muda hidup di era serba bebas. Informasi deras, budaya asing mudah masuk, dan kontrol sosial semakin longgar. Justru di sinilah peran pendidikan berbasis karakter menjadi penting. Guru harus tetap berwibawa, orang tua harus konsisten, dan lingkungan harus mendukung tumbuhnya etika yang baik.

Penutup

Video siswa menaikkan kaki ke meja guru bukan sekadar viral sesaat. Itu adalah cermin masalah mendalam dalam dunia pendidikan kita. Etika dan karakter harus kembali menjadi pondasi utama.

Pendidikan yang berhasil bukan hanya melahirkan anak-anak pintar berhitung dan berteori, tetapi juga generasi yang tahu sopan santun, menghargai guru, serta memiliki akhlak yang baik. Karena seperti kata pepatah, ilmu tanpa adab bagaikan api tanpa cahaya.

Semoga kejadian ini menjadi pengingat untuk kita semua agar pendidikan Indonesia benar-benar melahirkan manusia yang berkarakter mulia.

Siswa naikkan kaki ke atas meja saat guru mengajar dan tidak ada etikanya.

https://youtu.be/_aD4xKhCnrU?si=LcejgUECGZkgKKgS