Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Guru

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Ketika Menulis Menjadi Ladang Bisnis dengan Penuh Rasa Optimistis dan Romantis Di Saat Merintis Di Hujan Gerimis

15 September 2025   11:28 Diperbarui: 15 September 2025   14:53 139 1 1

Hadirnya penerbit indie telah membuka kesempatan luas bagi siapa saja yang ingin melihat karyanya menjelma menjadi buku nyata. Baik penulis pemula maupun penulis berpengalaman, semua punya peluang yang sama untuk mengekspresikan diri, berbagi ilmu, dan menginspirasi pembaca. 

Fleksibilitas dan Kebebasan Berkarya Penerbit indie menawarkan fleksibilitas yang tidak selalu bisa didapat di penerbit mayor. Penulis bebas memilih tema, gaya bahasa, hingga desain sampul sesuai identitas karyanya. 

Tidak ada batasan kaku yang membelenggu, karena semua keputusan kreatif berada di tangan penulis. Lebih dari itu, jalur indie juga memberikan kesempatan bagi karya-karya unik, yang mungkin tidak dianggap “pasaran” oleh penerbit besar, untuk tetap bisa hadir dan dinikmati pembaca. 

Keunggulan dan Tantangan Meski begitu, setiap pilihan tentu punya sisi keunggulan sekaligus tantangan. 

Keunggulannya: proses penerbitan relatif cepat, penulis berperan penuh dalam pengambilan keputusan, dan peluang membangun branding pribadi lebih terbuka.

Tantangannya: penulis dituntut lebih aktif dalam memasarkan bukunya sendiri, serta perlu memastikan kualitas naskah, tata letak, hingga promosi berjalan maksimal. Namun justru dari sinilah proses belajar berharga tercipta. 

Penulis tidak hanya menghasilkan karya, tetapi juga memahami ekosistem dunia perbukuan secara menyeluruh. Pengalaman Nyata dari Jalur Indie Banyak penulis yang awalnya ragu, akhirnya menemukan jalannya lewat penerbit indie. Misalnya, seorang guru muda yang awalnya hanya menulis catatan harian tentang pengalamannya mengajar di sekolah pelosok. 

Naskah itu sempat ditolak beberapa penerbit besar dengan alasan pasar terbatas. Namun ketika ia mencoba jalur indie, bukunya berhasil terbit dengan desain sesuai impian. 

Tak disangka, buku itu mendapat sambutan hangat, terutama di kalangan guru dan mahasiswa pendidikan. Contoh lain datang dari seorang ibu rumah tangga yang gemar menulis cerpen di blog. 

Berkat keberanian menerbitkan kumpulan cerpennya secara indie, ia kini diundang ke berbagai forum literasi untuk berbagi kisah. Bagi mereka, penerbit indie bukan sekadar jalur alternatif, tetapi pintu menuju mimpi. 

Belajar Bersama di KBMN PGRI Gelombang 33 Malam ini, dalam Kelas Belajar Menulis (KBMN) PGRI Gelombang 33, kita akan bersama-sama menggali lebih dalam tentang langkah-langkah menerbitkan buku melalui penerbit indie. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6