Takziah Ke Rumah Pak Bambang Susetiyanto yang Meninggal Mendadak

Pengurus kogtik takziah ke rumah pak bambang/dokpri

Kabar duka dari pak Bambang Susetyanto ketua kogtik dan igtik pgri yang meninggal mendadak. Inilah kisah Omjay kali ini di kompasiana tercinta.

Selamat Jalan Pak Bambang, Pejuang TIK yang Kami Sayangi dan banggakan. Perjuanganmu akan terus kami lanjutkan hinggal ajal menjemput kami.

Jumat sore yang penuh duka, kami pengurus Komunitas Guru TIK dan KKPI serta Ikatan Guru TIK dan Informatika PGRI menyempatkan diri untuk berkunjung ke rumah duka almarhum Bapak Bambang di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Omjay ditemani oleh Bu Betti, Wakil Bendahara KOGTIK, yang dengan setia membawa mobil pribadinya untuk mengantar kami. Juga Bu Wiwin, Kepala Diklat KOGTIK, ikut menemani perjalanan yang penuh kenangan itu. 

Kami bertiga berangkat dari Bekasi dengan hati yang berat. Jalanan Jakarta sore itu padat merayap, kemacetan tak terelakkan, tetapi berkat bantuan Google Maps, akhirnya kami sampai juga di rumah almarhum.

Sementara itu, Pak Tatang, Bendahara KOGTIK, sudah lebih dulu hadir sejak Kamis, 2 Oktober 2025. Beliau bahkan ikut mendampingi proses pemakaman Pak Bambang di TPU Kebon Jeruk. Sangat menyentuh hati ketika mendengar almarhum dimakamkan satu liang dengan mendiang ayahnya. Seakan keduanya dipertemukan kembali dalam keabadian.

Sesampainya di rumah duka, kami disambut oleh keempat anak Pak Bambang. Tatapan mata mereka begitu sayu, seakan menyimpan beban yang amat berat. Kini mereka telah menjadi yatim piatu---tanpa ayah, tanpa ibu. Untunglah ada adik perempuan Pak Bambang yang tinggal bersebelahan, yang masih bisa mendampingi dan memberikan dukungan bagi anak-anaknya.

Kepergian yang Mendadak

Menurut cerita keluarganya, saat itu Pak Bambang sedang menyalakan mobil kesayangan, sebuah Zebra merah yang begitu dekat di hatinya. Tiba-tiba saja beliau terkena serangan jantung dan meninggal di dalam mobil tersebut. Sang tetangga yang menemukan almarhum tak kuasa menahan air mata. Kabar ini sungguh mengejutkan, sebab hanya sehari sebelumnya, pada Rabu 1 Oktober, kami masih sempat rapat online melalui Zoom bersama Epson Indonesia. Siapa sangka, keesokan harinya beliau sudah pergi untuk selamanya.

Mobil zebra pak bambang/dokpri

Omjay sendiri pertama kali mendapat kabar duka dari Pak Hadi, rekan mengajar Pak Bambang di SMP Kebon Jeruk. Saat itu Omjay masih berada di Yogyakarta. Rasanya seperti mimpi yang sulit dipercaya.

Sosok Pejuang TIK

Pak Bambang bukanlah sosok biasa. Beliau adalah pejuang TIK sejati yang tanpa lelah memperjuangkan nasib guru-guru TIK dan KKPI di seluruh Indonesia. Lewat wadah KOGTIK, beliau menjembatani aspirasi, menyatukan suara, dan memperjuangkan eksistensi mata pelajaran TIK yang sempat terpinggirkan. Banyak guru TIK yang merasa terbantu berkat perjuangannya.

Kini, perjuangan itu harus terhenti karena Sang Pemilik Kehidupan telah memanggilnya pulang. Tetapi semangat dan warisan pemikirannya tidak akan pernah padam.

Takziah kw rumah duka/dokpri

Doa dan Ucapan Duka

Kami, keluarga besar KOGTIK dan IGTIK PGRI, menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya Bapak Bambang. Terima kasih juga kepada sahabat-sahabat di PGRI yang telah ikut memberikan bantuan duka bagi keluarga almarhum. Semoga Allah mengganti kebaikan itu dengan rezeki yang berlipat ganda.

Ibu Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd., Ketua Umum PB PGRI, juga menyampaikan rasa dukanya:

"Pak Bambang adalah sosok pejuang TIK yang tak kenal lelah memperjuangkan pendidikan di negeri ini. Beliau bukan hanya seorang guru, tetapi juga pemimpin yang menggerakkan banyak hati. PGRI merasa sangat kehilangan. Semoga segala amal baiknya diterima di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan."

Senada dengan itu, Bapak Dr. Dudung Abdul Qodir, Sekretaris Jenderal PB PGRI, menuturkan:

"Kepergian Pak Bambang adalah kehilangan besar bagi kita semua, khususnya para guru TIK. Beliau telah berkontribusi nyata dalam memperjuangkan posisi strategis TIK dalam pendidikan. Doa kami, semoga Allah menempatkan beliau di tempat terbaik."

Penutup

Meninggalnya Pak Bambang mengingatkan kita bahwa hidup ini hanyalah sementara. Setiap perjuangan, setiap kebaikan, setiap langkah kecil yang kita lakukan untuk pendidikan akan meninggalkan jejak yang tak pernah pudar. Pak Bambang telah menorehkan jejak itu. Kini tugas kita, para guru TIK dan Informatika, untuk melanjutkan perjuangan beliau.

Selamat jalan, Pak Bambang. Engkau telah meninggalkan dunia ini, tetapi nama dan jasamu akan selalu hidup dalam hati kami.

Salam blogger persahabatan
Wijaya Kusumah - omjay
Guru blogger Indonesia
Blog https://wijayalabs.com

1003248192-68e06138ed64154b3d34e0e2.jpg