Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.
Tetap Aktif Meski Dirawat
Meski sedang dirawat, semangat belajar dan berkontribusi tak pernah padam. Siang hari, Omjay sempat mengikuti FGD (Focus Group Discussion) bersama Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) melalui aplikasi Zoom. Diskusi itu membahas tentang koding dan implementasi pembelajaran informatika di sekolah. "Saya tidak ingin ketinggalan perkembangan terbaru. Meski dari ranjang rumah sakit, saya tetap ingin menyumbang gagasan untuk kemajuan pendidikan," katanya penuh semangat.
Selain itu, Omjay juga masih memantau jalannya Olimpiade TIK dan Informatika Nasional (OTN) ke-7 yang sedang berlangsung di ICE BSD, Serpong, Tangerang. Ia merasa bahagia karena kegiatan tersebut berjalan lancar, meriah, dan penuh semangat kebersamaan dari para peserta. "Anak-anak Indonesia luar biasa. Saya bangga bisa ikut menyemangati mereka meski dari kejauhan," ujar Omjay.

Teman Baru dan Hikmah di Ruang Rawat
Selama dirawat, Omjay tak pernah merasa kesepian. Ia mendapatkan teman baru di ruang kelas 1 kamar 219A, seorang pasien yang juga sedang berjuang untuk sembuh. Keduanya sering berbincang ringan tentang keluarga, pekerjaan, dan makna hidup. "Ternyata di ruang sakit pun kita bisa belajar banyak hal. Saya jadi lebih banyak mendengar dan memahami cerita orang lain," kata Omjay dengan nada reflektif.

Mereka saling menyemangati agar tidak stres menghadapi sakit. "Kami tertawa bersama, saling mengingatkan untuk minum obat tepat waktu, dan bahkan saling berbagi buah dari keluarga yang datang menjenguk," tambahnya. Dari pengalaman ini, Omjay semakin yakin bahwa kesehatan bukan hanya urusan tubuh, tapi juga jiwa dan perasaan.
Sehat Itu Mahal
Sore hari, setelah makan dan beristirahat, Omjay merenung di atas ranjang rumah sakit. Ia menatap langit-langit putih dan berucap pelan, "Sehat itu memang mahal. Kalau sudah sakit, baru kita sadar betapa berharganya waktu, makanan, dan tidur yang cukup."
Ia berharap para guru, siswa, dan rekan-rekannya bisa menjadikan pengalamannya ini sebagai pelajaran. "Jangan menunggu sakit untuk mulai menjaga diri. Kesehatan itu modal utama untuk terus berkarya," ujarnya tegas.