Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

KOGTIK dan Sejarahnya: Dari Akta Notaris hingga Bergabung ke PGRI
Tak banyak yang tahu bahwa Komunitas Guru TIK dan KKPI (KOGTIK) memiliki akar sejarah yang kuat dan sah secara hukum. Akta notarisnya keluar dengan nomor AHU-0021152.AH.01.07.TAHUN 2015, berisi pengesahan pendirian badan hukum perkumpulan Komunitas Guru TIK dan KKPI, yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 27 November 2015.
Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai hari lahir atau hari ulang tahun KOGTIK, sekaligus menjadi momentum penting lahirnya semangat baru para guru TIK di Indonesia.
KOGTIK Lahir dari Semangat Perjuangan Guru TIK dan KKPI
KOGTIK lahir dari kegelisahan dan tekad para guru TIK dan KKPI di seluruh Indonesia. Ketika mata pelajaran TIK dihapus dari kurikulum 2013, banyak guru TIK kehilangan jam mengajar dan status profesionalnya. Namun, daripada menyerah, mereka berkumpul, berjejaring, dan bergerak bersama untuk tetap eksis, terus berbagi ilmu, dan memperjuangkan pengakuan kembali peran mereka dalam dunia pendidikan.
Dari forum-forum kecil di media sosial, pertemuan regional, hingga musyawarah nasional, akhirnya lahirlah KOGTIK secara resmi melalui akta notaris. Akta tersebut menjadi bukti legal bahwa para guru TIK telah bersatu dalam wadah resmi, bukan sekadar komunitas maya, tetapi sebuah organisasi yang terdaftar dan diakui secara hukum.
Ketua Pertama: Bambang Susetyanto, Sang Pejuang yang Rendah Hati
Dalam sejarahnya, KOGTIK pertama kali dipimpin oleh Bapak Bambang Susetyanto, seorang guru yang dikenal rendah hati, tekun, dan berdedikasi tinggi. Di bawah kepemimpinannya, KOGTIK tumbuh pesat menjadi komunitas nasional yang solid.
Beliau dikenal sebagai sosok yang selalu mengedepankan kolaborasi, sering turun langsung mengorganisasi kegiatan, dan mendorong para guru agar terus belajar teknologi baru.
Sayangnya, Bapak Bambang Susetyanto berpulang beberapa waktu lalu karena serangan jantung mendadak. Kepergian beliau meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar KOGTIK. Namun semangat perjuangan dan dedikasi beliau menjadi warisan yang abadi. Banyak rekan guru mengenangnya sebagai "pionir tanpa pamrih", yang mengorbankan waktu dan tenaga demi kemajuan guru TIK di Indonesia.

Sebagaimana disampaikan oleh Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd (Omjay), salah satu penggerak KOGTIK:
"Pak Bambang bukan hanya ketua, tetapi sahabat dan inspirator. Beliau mengajarkan kita arti perjuangan tanpa pamrih. KOGTIK bisa besar seperti sekarang karena fondasi kuat yang beliau bangun."
Bergabung dengan PGRI: Langkah Strategis Menuju Perubahan
Dalam perjalanannya, KOGTIK menyadari bahwa perjuangan guru TIK perlu diperjuangkan di level yang lebih tinggi. Oleh karena itu, komunitas ini bergabung dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) --- rumah besar perjuangan seluruh guru Indonesia.
Langkah tersebut melahirkan Ikatan Guru Informatika PGRI (IGI-PGRI) sebagai bentuk transformasi kelembagaan KOGTIK di bawah naungan organisasi profesi yang sah dan kuat.
Dengan bergabung ke PGRI, perjuangan guru TIK tidak lagi berjalan sendiri, melainkan menjadi bagian dari gerakan nasional guru Indonesia. Dalam wadah ini, aspirasi guru informatika dapat diperjuangkan secara lebih efektif, baik dalam kebijakan pendidikan, peningkatan kompetensi, maupun perlindungan profesi.
Apresiasi dari Pimpinan PGRI
Ketua Umum PB PGRI, Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd, memberikan apresiasi terhadap semangat para guru TIK yang bertransformasi menjadi guru Informatika.
"Guru Informatika adalah wajah baru pendidikan kita. Mereka bukan hanya mengajarkan teknologi, tetapi juga menanamkan nilai-nilai etika digital, kreativitas, dan tanggung jawab dalam dunia maya. Itulah esensi pendidikan abad ke-21."
Sementara itu, Dr. Sumardiansyah Perdana Kusumah, Ketua Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis (APKS) PB PGRI, menegaskan pentingnya sinergi antara komunitas dan organisasi profesi.
"KOGTIK telah memberi teladan bagaimana komunitas guru bisa bertransformasi menjadi kekuatan profesi yang solid. PGRI selalu membuka ruang bagi komunitas seperti KOGTIK untuk tumbuh dan memperjuangkan kompetensi guru di era digital."

Jejak Panjang dan Warisan KOGTIK
Kini, meskipun secara kelembagaan KOGTIK telah bertransformasi menjadi Ikatan Guru Informatika PGRI, semangat dan nilai-nilai perjuangannya tetap hidup di hati para anggotanya.
Di berbagai daerah, mantan pengurus dan anggota KOGTIK terus menggerakkan pelatihan coding, literasi digital, keamanan siber, dan kecerdasan buatan bagi siswa dan guru. Mereka menjadi garda terdepan transformasi digital pendidikan Indonesia.
KOGTIK telah menjadi sekolah kepemimpinan digital bagi para guru, tempat lahirnya banyak inovator pendidikan yang kini aktif di berbagai lembaga, komunitas, dan pemerintahan. Semangat kolaborasi dan berbagi yang diwariskan tetap menjadi napas perjuangan para guru informatika hingga kini.
Penutup: Dari Akta Notaris Menuju Cinta Abadi untuk Pendidikan
Tanggal 27 November 2015 bukan sekadar tanggal di atas kertas notaris. Ia adalah simbol tekad, keberanian, dan persaudaraan para guru TIK dan KKPI di Indonesia. Dari situlah KOGTIK berdiri dan tumbuh menjadi kekuatan moral dan intelektual dalam dunia pendidikan digital.
Kini, saat KOGTIK telah resmi menjadi bagian dari PGRI, perjuangan itu tidak berhenti --- justru semakin luas jangkauannya.
Sebagaimana sering diungkapkan Omjay:
"Perjuangan KOGTIK adalah kisah cinta guru Indonesia kepada pendidikan. Dari ruang kelas, dari jaringan internet, hingga meja kebijakan, guru-guru TIK telah membuktikan: kita tidak akan berhenti belajar dan berbagi."
Selamat ulang tahun KOGTIK, komunitas yang lahir dari hati, tumbuh dari perjuangan, dan terus berbuah untuk masa depan pendidikan Indonesia.
Salam Blogger Persahabatan
Wijaya Kusumah - omjay
Guru Blogger Indonesia
Blog https://wijayalabs.com
