Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Mengapa TPG Guru Ada yang Cair dan Ada yang Tertunda?
Refleksi Omjay untuk Sahabat Guru di Seluruh Indonesia
Pagi itu saya membuka aplikasi mobile banking BNI seperti biasa. Tidak ada firasat apa pun. Namun, ketika layar memunculkan notifikasi masuk, saya langsung tersenyum lega: Tunjangan Profesi Guru (TPG) sudah cair. Alhamdulillah, tunjangan sertifikasi yang ditunggu banyak guru akhirnya ditransfer tepat waktu dan tepat jumlah oleh Kemdikdasmen.
Bagi sebagian orang, notifikasi itu mungkin sesuatu yang biasa. Tetapi bagi seorang guru, terutama yang sudah lama mengabdi, kabar cairnya TPG bukan sekadar soal angka di rekening. Ia adalah bentuk penghargaan negara terhadap profesionalitas, komitmen, dan pengabdian. Ia adalah bukti bahwa kerja keras, disiplin, dan tanggung jawab kita dihargai.
Namun setelah rasa syukur itu hadir, pikiran saya langsung melayang pada satu pertanyaan yang sering muncul setiap triwulan:
Bagaimana dengan kawan-kawan guru lain yang TPG-nya belum cair?
Setiap bulan pencairan TPG, saya selalu menerima pesan WhatsApp dari berbagai daerah: mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, NTT, hingga Papua. Ada yang bertanya, ada yang kebingungan, ada pula yang curhat penuh emosional karena tunjangan belum turun padahal kebutuhan hidup semakin menekan.
Sebagai Ketua Umum Komunitas Guru TIK dan Informatika (KOGTIK), saya sering berdiskusi dengan banyak guru, operator sekolah, kepala sekolah, hingga pejabat dinas. Dari pengalaman panjang itu, saya ingin berbagi refleksi agar kawan-kawan guru lebih memahami mengapa TPG bisa cair tepat waktu, dan mengapa ada juga yang tertunda.
Artikel ini saya persembahkan untuk para pejuang pendidikan, khususnya pembaca setia Kompasiana yang selalu haus akan informasi dan inspirasi.
TPG: Antara Hak Guru dan Ketelitian Administrasi
Pertama-tama, mari kita pahami bahwa TPG bukanlah hadiah, bukan pula bonus. Ia adalah hak bagi guru yang telah memenuhi empat syarat utama:
Memiliki sertifikat pendidik
Memenuhi beban mengajar 24 jam atau setara
Datanya valid di Dapodik dan Info GTK
SKTP (SK Tunjangan Profesi) telah terbit
Jika keempat syarat itu lengkap, maka TPG akan cair otomatis. Tetapi jika salah satunya tersendat, walaupun hanya salah satu huruf, satu angka, atau satu rombel, TPG bisa tertunda.
Itulah mengapa banyak guru sudah mengajar dengan baik, namun masih terhambat administrasi.
Mengapa Ada Guru yang TPG-nya Tidak Cair? Inilah 5 Penyebab Terbesar
Dari pengalaman dan diskusi dengan banyak guru di seluruh Nusantara, inilah lima penyebab utama kenapa TPG bisa tertunda.
1. SKTP Belum Terbit
SKTP adalah "kunci pembuka" TPG. Tanpa SKTP, tidak ada pencairan.
SKTP bisa tertunda karena:
Jam mengajar kurang
Mengajar tidak sesuai sertifikasi
Validasi Dapodik belum lengkap
Sinkronisasi belum dilakukan oleh operator sekolah
Banyak guru tidak tahu bahwa SKTP-nya belum keluar. Mereka baru sadar ketika TPG belum masuk rekening.
2. Beban Mengajar Kurang dari 24 Jam
Ini kasus yang sangat sering terjadi.
Beberapa sekolah memiliki rombel sedikit. Akibatnya guru tidak dapat memenuhi JTM 24 jam sebagaimana yang disyaratkan. Jika tidak terpenuhi, SKTP tidak akan terbit.
Solusinya bisa melalui:
team teaching
tugas tambahan yang setara
mengajar lintas sekolah
Tetapi ingat, semuanya harus terekam resmi di Dapodik.
3. Data Tidak Valid di Info GTK
Banyak guru terkejut ketika melihat Info GTK bertuliskan BELUM VALID. Ada yang salah satu digit NUPTK-nya meleset. Ada nama yang salah ketik. Ada tanggal lahir yang tidak sama dengan dokumen.
Masalah kecil ini tidak bisa dianggap sepele, karena sistem bekerja secara otomatis. Bagi sistem, kesalahan kecil artinya ketidakcocokan data.
4. Mutasi, Pindah Sekolah, atau Perubahan Status
Guru yang pindah sekolah atau naik pangkat kadang mengalami jeda administrasi.
Data perlu diperbarui dan divalidasi ulang. Proses ini memakan waktu. Jika prosesnya melewati batas penerbitan SKTP, maka TPG bisa tertunda hingga triwulan berikutnya.
5. Ketidaksinkronan Data antara Sekolah, Dinas, dan Pusat
Inilah yang disebut "administrasi berjenjang".
Meski pencairan sudah terpusat, namun:
Sekolah menginput data
Dinas memverifikasi
Pusat menetapkan SK
Jika salah satunya terlambat, semuanya ikut terhambat.
Kisah Pengalaman Omjay: Tertunda karena Satu Huruf
Beberapa tahun lalu, TPG saya sendiri tidak cair. Saat itu saya bingung, karena jam mengajar cukup, sertifikat lengkap, dan SKTP tahun sebelumnya tidak bermasalah.
Setelah mengecek Info GTK, barulah ketahuan penyebabnya:
Nama saya "Wijaya Kusumah" tertulis menjadi "Wijaya Kusuma".
Hanya beda satu huruf h, tetapi berdampak besar.
Saya harus:
meminta operator membetulkan
menunggu sinkronisasi
mengecek ulang Info GTK
Semua proses itu memakan waktu, dan TPG baru cair di periode berikutnya.
Sejak saat itu saya selalu berkata kepada guru-guru:
"Jangan anggap remeh satu huruf, satu angka, atau satu rombel.
Sistem tidak mengenal toleransi."
Apa yang Harus Guru Lakukan Jika TPG Belum Cair?
Berikut langkah praktis yang saya sarankan:
1. Cek Info GTK secara rutin
Pastikan statusnya VALID.
2. Pastikan jam mengajar benar-benar 24 jam
Jangan hanya merasa cukup, tetapi pastikan tercatat di Dapodik.
3. Berkomunikasilah dengan operator sekolah
Operator adalah pahlawan tak terlihat dalam urusan TPG.
4. Periksa SKTP di tiap awal triwulan
Jika belum keluar, cari sebabnya.
5. Jangan diam --- kawal data Anda
Guru profesional bukan hanya mengajar, tetapi juga menjaga validitas administrasi.
Penutup: TPG adalah Bentuk Penghormatan, Maka Mari Kita Jaga Profesionalitas
TPG adalah wujud perhatian negara terhadap guru. Namun pencairannya membutuhkan ketelitian dari semua pihak: guru, operator, sekolah, dinas, dan pemerintah pusat.
Saya bersyukur TPG saya cair tepat waktu kali ini. Tetapi kebahagiaan itu belum lengkap selama masih ada kawan-kawan guru yang belum menerimanya.
Untuk Anda yang sedang menunggu, jangan putus asa.
TPG akan cair selama datanya benar dan persyaratan terpenuhi.
Mari kita saling menguatkan.
Mari terus mengabdi dengan hati.
Dan mari menjadi guru profesional yang tidak hanya hebat di kelas, tetapi juga teliti dalam administrasi.
Sampai jumpa di tulisan berikutnya, sahabat Kompasiana. Semoga informasi ini bermanfaat dan memberi pencerahan bagi semua guru di Indonesia.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay/Kakek Jay
