Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Kisah Omjay: Mengapa Saya Menulis Setiap Hari dengan Gembira dan bahagia
Oleh: Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd (Omjay)
Kisah Omjay kali ini tentang perjalanan menulis Omjay di Kompasiana tercinta.
Kisah inspiratif Omjay, guru blogger Indonesia, tentang perjalanan menulis setiap hari sejak 2015. Mengapa Omjay konsisten menulis? Apa manfaatnya? Dan bagaimana menulis bisa mengubah hidup seorang guru? Simak cerita lengkapnya di sini.

Pendahuluan:
Ketika Menulis Bukan Lagi Sekadar Hobi
Banyak orang mengenal saya sebagai Omjay---guru blogger Indonesia yang menulis hampir setiap hari.
Tidak sedikit yang bertanya, "Bagaimana bisa Omjay konsisten menulis terus tanpa bosan?"
Pertanyaan itu selalu membuat saya merenung karena jawaban sebenarnya lebih dalam daripada sekadar "suka menulis".
Menulis bukan sekadar kegiatan rutin. Ia adalah cermin hidup. Ia menjadi napas kedua. Ia adalah cara saya bersyukur kepada Tuhan. Dan seperti yang sering saya katakan kepada guru-guru di seluruh Indonesia: menulis itu membahagiakan jika dilakukan dengan hati.

Inilah kisah lengkap saya.
Awal Mula: Ketika Kompasiana Menjadi Rumah Kedua
Saya mulai serius menulis di Kompasiana pada tahun 2015. Sebagai seorang guru, saya merasakan banyak peristiwa berharga setiap hari. Ada tawa siswa, diskusi menarik, kegagalan eksperimen pembelajaran, serta momen-momen haru di kelas. Sayangnya, pengalaman itu mudah sekali hilang jika tidak ditulis.
Saat pertama menemukan Kompasiana, saya merasa seperti menemukan rumah baru. Tempat di mana guru biasa pun bisa menulis, berbagi cerita, dan memberikan inspirasi.
Saya menekan tombol daftar, dan dari situlah perjalanan panjang ini dimulai.
Artikel pertama saya sederhana---bahkan sangat sederhana. Tapi perasaan bangganya luar biasa. Dan ketika ada komentar pembaca, seolah dunia menyapa saya dengan hangat.
Mengapa Omjay Menulis Setiap Hari? (Alasan yang Tidak Banyak Orang Tahu)
Banyak orang mengira saya menulis karena saya pintar. Padahal tidak. Saya menulis karena saya ingin terus belajar. Dan karena beberapa alasan mendalam di bawah ini.
1. Menulis adalah cara mengabadikan pengalaman sebagai guru
Setiap hari ada cerita. Ada siswa yang sukses setelah berjuang. Ada murid yang menangis karena gagal. Ada orang tua yang mengucap terima kasih. Ada tantangan, ada tawa, ada perjuangan.
Semua itu sangat berharga.
Bila tidak ditulis, ia hilang.
Bila ditulis, ia menjadi warisan pengetahuan.
2. Menulis membuat saya lebih memahami diri sendiri
Guru sering sibuk mengurus orang lain: siswa, rekan kerja, kurikulum, administrasi. Kadang hingga lupa memahami dirinya sendiri.
Menulis membuat saya berhenti sejenak dan bertanya:
"Apa hikmah hari ini?"
Saat menulis, saya merasa berdialog dengan hati sendiri.
3. Menulis adalah ibadah berbagi ilmu
Guru sejati itu mengajar tanpa batas.
Dan tulisan adalah jembatan pengetahuan yang bisa dibaca siapa saja, kapan saja.
Saya percaya bahwa satu tulisan bermanfaat jauh lebih berharga daripada ribuan kata yang hanya tersimpan di kepala.
4. Menulis menghubungkan saya dengan banyak orang baik
Dari Kompasiana, saya kenal banyak kawan baru. Ada penulis, mahasiswa, jurnalis, guru senior, bahkan pejabat. Banyak kesempatan terbuka karena tulisan.
Banyak guru berkata kepada saya:
"Omjay, tulisan Anda menginspirasi saya untuk bertahan."
Setiap mendengar itu, saya merasa Tuhan mengingatkan untuk terus menulis.
5. Menulis membuat saya terus belajar dan tidak cepat puas
Guru yang berhenti belajar akan tertinggal.
Menulis memaksa saya membaca, mencari referensi, dan memperbarui wawasan.
Setiap tulisan adalah rangkuman dari pengetahuan yang saya serap.
6. Menulis adalah obat untuk mengatasi lelah dan tekanan
Tidak semua hari menyenangkan. Ada kalanya saya merasa lelah, kecewa, atau tertekan. Tetapi ketika saya menulis, perlahan hati saya lebih tenang.
Menulis itu menata ulang apa yang kusut.
Menulis itu terapi jiwa.
Kebiasaan Menulis Setiap Hari: Dari Disiplin Menjadi Kegembiraan
Ketika saya memutuskan menulis setiap hari, saya tidak berpikir bisa bertahan lama. Tetapi lambat laun, menulis justru menjadi momen paling saya tunggu setiap hari. Bahkan ketika sedang sibuk, 10--15 menit menulis sudah cukup untuk membuat hati saya bahagia.
Bagi saya, menulis bukan tugas.
Menulis adalah hadiah kecil untuk diri sendiri.
Tantangan Menulis Setiap Hari: Bukan Seperti yang Anda Bayangkan
Jika ada yang bilang menulis setiap hari itu mudah, mereka belum mencobanya. Tantangan yang saya hadapi antara lain:
kurang waktu,
rasa lelah setelah mengajar,
pikiran buntu,
ide datang tetapi tidak sempat ditulis,
kebiasaan menunda-menunda.
Namun saya selalu mengingat alasan-alasan mengapa saya menulis. Selama alasannya kuat, tantangan terasa ringan. Dan setiap kali berhasil menyelesaikan satu artikel, rasa puasnya luar biasa.
Hasil dari Konsistensi: Menulis Membawa Saya ke Tempat-Tempat Baru
Saya tidak pernah menyangka bahwa menulis bisa membawa perubahan besar dalam hidup. Dari kebiasaan menulis setiap hari, saya mendapatkan:
Peningkatan kemampuan berpikir
Menulis melatih saya menyusun ide secara jernih dan logis.
Kesempatan berbicara di banyak workshop
Karena menulis, saya sering diundang mengisi pelatihan guru dan webinar nasional.
Jejaring luas
Saya bertemu banyak penulis, guru, dan pembaca dari seluruh Indonesia.
700+ artikel di Kompasiana
Sesuatu yang tidak akan mungkin tercapai jika saya hanya menulis "kalau sempat."
Kebahagiaan yang tidak bisa dibeli
Menulis membuat saya bahagia, itu saja.
Tips Menulis Setiap Hari Ala Omjay
Bagi Anda yang ingin mencoba menulis setiap hari, tips ini bisa Anda terapkan:
Mulai dari pengalaman paling dekat.
Tulis 10 menit saja setiap hari.
Jangan mengejar kesempurnaan.
Ide besar tidak perlu---yang penting tulis.
Banyak membaca untuk memperkaya kosakata.
Nikmati prosesnya.
Menulis itu seperti bersepeda.
Semakin sering dilakukan, semakin lancar dan mengasyikkan.
Penutup: Menulis adalah Cara Saya Menjadi Guru yang Lebih Baik
Saya menulis setiap hari bukan untuk terkenal.
Saya menulis setiap hari bukan untuk dipuji.
Saya menulis karena menulis membuat saya menjadi guru yang lebih baik.
Menulis mengajarkan saya untuk jujur, berpikir jernih, dan melihat hidup dengan rasa syukur.
Jika Anda ingin memulai menulis, lakukanlah hari ini---tanpa menunggu waktu yang ideal.
Karena bagi saya, setiap tulisan adalah doa yang berbentuk kata.
Apakah Anda siap memulai perjalanan menulis Anda?
