Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.
Kisah Omjay atau Wijaya Kusumah kali ini membahas tentang Ketika Murid Sekolah Dasar Menjadi Korban Kelalaian dan Pelajaran Dari Mobil MBG Tabrak Murid SD. Opini Omjay: Ketika Anak-Anak Kita Menjadi Korban Kelalaian -- Sebuah Renungan dari Insiden SDN 1 Kalibaru. Saat itu Omjay dan Pak Simon masih ikut acara di KOMDIGI.
Oleh: Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd (Omjay)
Guru Blogger Indonesia

Rabu pagi, 06.30 WIB. Seharusnya itu adalah waktu di mana tawa anak-anak sekolah dasar memenuhi udara. Waktu ketika mereka bermain kejar-kejaran, bercanda dengan teman sebangku, atau sekadar duduk di halaman sambil menunggu bel tanda pelajaran dimulai.
Namun pagi itu, di SDN 1 Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, tawa itu mendadak terhenti. Sebuah minibus operasional Makan Bergizi Gratis (MBG) melaju tak terkendali dan menabrak kerumunan siswa. Dalam hitungan detik, suasana ceria berubah menjadi jeritan, tangis, dan kepanikan.
Sebagai guru dan orang tua, hati saya hancur membaca dan mendengar kabar ini. Anak-anak---yang setiap harinya penuh semangat berangkat ke sekolah demi mengejar mimpi---menjadi korban kelalaian yang seharusnya bisa dicegah.
Keselamatan Anak Seharusnya Menjadi Prioritas Utama
Ketika saya membaca bahwa 20 korban---19 siswa dan 1 guru---harus dilarikan ke RSUD Cilincing dan RS Koja, dada saya sesak. Meski tidak ada korban jiwa, luka fisik dan trauma psikis anak-anak itu tidak bisa dianggap enteng.
Sekolah adalah ruang aman. Tempat di mana anak-anak datang untuk belajar, bermain, dan membangun masa depan. Jika tempat seaman sekolah saja bisa menjadi lokasi musibah, kita harus bertanya:
Ada apa dengan sistem keamanan kita?
Kelalaian Kecil, Dampak Besar
Dugaan awal menyebut sopir salah menginjak pedal gas. Kelalaian sekecil apa pun, ketika berada di area penuh anak-anak, bisa berubah menjadi tragedi besar.
Saya teringat betul, bagaimana di banyak sekolah pada pagi hari kendaraan keluar-masuk begitu bebas tanpa ada manajemen lalu lintas yang tertib. Anak-anak berlarian di halaman, sementara kendaraan operasional melintas terlalu dekat.
Ini bukan soal menyalahkan individu semata, tapi soal sistem. Sistem pengelolaan kendaraan sekolah, sistem pelatihan sopir, sistem pengawasan pagi hari. Semua harus dibenahi.
Belajar dari Kejadian Ini: Jangan Tunggu Ada Korban Lagi
Sebagai bangsa, kita sering kali baru bergerak setelah terjadi kejadian memilukan. Padahal keselamatan anak-anak seharusnya menjadi urusan yang tak boleh ditawar.
Saya mengajak:
Pemerintah daerah untuk memperketat SOP kendaraan operasional sekolah.
Sekolah untuk membuat jalur aman bagi siswa dan area khusus kendaraan.
Orang tua untuk lebih aktif menuntut keamanan lingkungan belajar anak.
Dan kita semua untuk menjadikan kejadian ini sebagai peringatan keras.
Jangan sampai kita kembali membaca kabar buruk tentang anak-anak kita yang menjadi korban karena kelalaian yang seharusnya bisa dicegah.
Guru, Murid, dan Luka yang Tak Terlihat
Di antara 20 korban itu ada seorang guru yang juga terluka. Guru yang setiap hari menjaga dan mendidik anak-anak kita. Saya membayangkan bagaimana paniknya para guru ketika melihat murid-muridnya terseret kendaraan. Betapa berat beban batin yang mereka tanggung.
Anak-anak yang selamat dari tabrakan pun belum tentu selamat dari trauma. Butuh waktu, pendampingan, dan kasih sayang untuk memulihkan mereka.
Harapan Omjay untuk Semua Korban
Sebagai sesama pendidik, saya hanya bisa berdoa:
Semoga seluruh korban lekas pulih. Semoga orang tua diberi kekuatan menghadapi cobaan ini. Semoga guru-guru di SDN 1 Kalibaru tetap sabar dan tegar membimbing anak-anak dalam masa pemulihan ini.
Kita tidak bisa membalikkan waktu. Tapi kita bisa memperbaiki masa depan dengan memastikan keamanan sekolah jauh lebih baik daripada hari ini.
Penutup: Jangan Anggap Ini Sekadar Berita
Bagi sebagian orang, ini mungkin hanya berita pagi.
Namun bagi 20 keluarga, ini adalah luka yang akan dikenang sepanjang hidup.
Anak-anak adalah amanah. Tugas kita sebagai pendidik, orang tua, dan pemerintah adalah memastikan amanah itu dijaga sebaik-baiknya.
Jangan tunggu tragedi berikutnya. Bertindaklah sekarang. Ketika Murid Sekolah Dasar Menjadi Korban Kelalaian dan Pelajaran Dari Mobil MBG Tabrak Murid SD. Semoga menjadi pelajaran yang berharga buat kita semuanya.
Salam blogger persahabatan
Wijaya Kusumah - omjay
Guru blogger Indonesia
Blog https://wijayalabs.com
