Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Guru

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Enaknya Naik Kereta Matarmaja Dari Pasar Senen Hingga Malang

20 Desember 2025   19:49 Diperbarui: 21 Desember 2025   13:36 63 5 2

Gerbong 8 kereta matarmaja/dokpri
Gerbong 8 kereta matarmaja/dokpri

Kisah Wijaya Kusumah atau kisah Omjay kali ini tentang enaknya Perjalanan Kereta Ekonomi Matarmaja mulai berangkat Dari Pasar Senen Jakarta pusat Menuju Malang Jawa Timur.

Oleh: Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd
(Guru Blogger Indonesia)

Pagi itu Stasiun Pasar Senen dipenuhi lautan manusia. Suara roda koper yang diseret, pengumuman petugas, dan deru lokomotif yang bersiap berangkat menjadi musik pembuka perjalanan kami. Saya, istri, dan anak memulai perjalanan menggunakan Kereta Ekonomi Matarmaja tujuan Malang.

Namun perjalanan kali ini tidak sepenuhnya kami lalui bersama. Karena keterbatasan kursi, kami terpisah gerbong. Istri dan anak berada di gerbong paling depan, sementara saya harus menerima kenyataan duduk di gerbong paling belakang.


Terpisah di Atas Rel

Awalnya terasa berat. Sebagai seorang ayah dan suami, meninggalkan istri dan anak di gerbong lain bukan hal yang menyenangkan. Namun inilah realitas kereta ekonomi---semua harus siap dengan kondisi yang ada.

Saya melangkah menuju gerbong paling belakang. Kursi berhadapan, ruang kaki yang pas-pasan, dan suara rel yang terus berdentang menjadi teman perjalanan. Di sinilah saya benar-benar merasakan denyut kehidupan penumpang kereta ekonomi.

Gerbong Paling Belakang, Cerita Paling Jujur

Di gerbong belakang, saya duduk bersama para pekerja, pedagang, mahasiswa, dan keluarga kecil. Kami datang dari latar belakang yang berbeda, namun dipersatukan oleh satu tujuan: pulang atau menuju harapan baru.

Sesekali pedagang asongan lewat, kondektur memeriksa tiket dengan ramah, dan percakapan sederhana antarpenumpang mengalir tanpa sekat. Kereta ekonomi mengajarkan bahwa kesederhanaan justru mempertemukan banyak hati.

Menyusuri Gerbong, Membaca Wajah Indonesia

Beberapa kali saya berjalan menyusuri gerbong menuju depan untuk memastikan istri dan anak baik-baik saja. Lorong panjang kereta menjadi ruang refleksi. Dari belakang ke depan, saya melihat Indonesia dalam skala kecil: anak-anak tertidur di pangkuan ibunya, bapak-bapak yang berusaha tetap terjaga, hingga petugas yang bekerja tanpa banyak bicara.

Di sinilah saya menyadari, kondisi Kereta Api Indonesia (KAI) hari ini jauh lebih baik dibanding masa lalu yaitu:

A. Keamanan lebih terjaga
B. Petugas lebih sigap dan humanis
C. Jadwal perjalanan relatif tepat waktu

Meski demikian, kereta ekonomi tetap menyimpan pekerjaan rumah:

A. Kebersihan yang masih perlu ditingkatkan
B. Fasilitas untuk anak dan keluarga yang terbatas
C. Kenyamanan jarak jauh yang menantang fisik

Namun di balik semua itu, ada niat kuat untuk melayani rakyat kecil.

Akhir Perjalanan di Kota Malang

Saat kereta akhirnya memasuki Stasiun Malang, rasa lega menyelimuti. Saya melangkah cepat menuju gerbong depan. Istri dan anak menunggu dengan senyum yang sama lelahnya, namun penuh syukur.

Kami terpisah sepanjang perjalanan, tetapi dipertemukan oleh tujuan yang sama. Kereta Ekonomi Matarmaja bukan sekadar alat transportasi, melainkan ruang belajar tentang kesabaran, keikhlasan, dan makna kebersamaan.

Perjalanan ini membuat saya semakin memahami kondisi nyata transportasi publik Indonesia---masih sederhana, tetapi terus bergerak maju. Dan di atas rel itulah, saya belajar bahwa perjalanan hidup, seperti kereta ekonomi, tak selalu nyaman, namun selalu penuh pelajaran.

Demikianlah kisah Omjay tentang enaknya naik kereta ekonomi Matarmaja dari pasar Senen menuju Malang. Semoga bermanfaat buat pembaca Kompasiana tercinta.

Salam blogger persahabatan
Wijaya Kusumah - omjay
Guru blogger infonesia
Blog https://wijayalabs.com

Kopdar penulis kbmn PGRI/dokpri
Kopdar penulis kbmn PGRI/dokpri