Dulu penulis cerita, kini penulis status yang suka jalan-jalan sambil dagang-dagang. https://www.youtube.com/channel/UCnMLELzSfbk1T7bzX2LHnqA https://www.facebook.com/zainaltahir22 https://zainaltahir.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/zainaltahir/ https://twitter.com/zainaltahir22 https://plus.google.com/u/1/100507531411930192452
Saya baru saja menunaikan salat subuh yang hari ini, selasa 12 November 2019, jatuh pada pukul 05.34 di negeri Singa ini.
Lewat call Whatsapp hubungi Tomi Lebang, tapi ia tak merespon. Mungkin teman saya itu masih meringkuk di balik selimut. Lalu saya beralih ke Buyung Wijaya Kusuma, teman sekamar Tomi Lebang di lantai 5.
Dengan cepat Boy -sapaan akrab Buyung Wijaya Kusuma, menjawab, "Oke, tunggu!"
"Sekarang, saya sudah mau jalan ini!"
"Awwah, tunggulah sejenak," sahutnya.
"Kita ketemu di lobbi sekarang," tegas saya.
"Ok, ok!"
Keluar dari lobbi, saya langsung bilang, "Kita mengarah ke Kopitiam Killiney saja, Boy!"
"Yah, itu mantap," sahutnya. "Tapi kamu yang penunjuk jalan yah? Saya nggak ngerti di mana itu," lanjutnya.
"Tenang, ada Google Map dan Strava," kata saya.
"Pake Waze saja," sarannya.
"Itu suka ngawur! Tenang saja, ayok jalan! Saya melirik ke smartphone. Saya lihat di situ tertera 2,8 kilometer yang harus ditempuh berjalan kaki menuju Kopitiam Killiney di 76, Killiney Road.
Menyusuri jalan-jalan negeri tetangga pagi ini selama hampir satu jam seusai subuh, sungguh nikmat. Muaranya di Kopitiam Killeney di Killiney Road, tak jauh dari kawasan Orchad yang super sibuk, walau masih pagi.
Kopitiam di Killiney Road yang asyik. Ada teh tarik, roti kaya dan telur setengah matang. Itu masuk kategori Paket 1 seharga SGD 4,5 sahaja. Saya pesan Paket 1 ini. Begitupula Boy pesan menu yang sama dengan saya.
Dan, kami mongkrong pagi ini hampir satu jam lamamya, menikmati suasana Kopitiam yang cukup ramai
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
ZT -Singapura, 12 November 2019