Sustainable lifestyle learner | Book sniffer | another me : irerosana.com | email : irerosana@gmail.com
Pasca sidang Isbat menyatakan bahwa satu syawal 1445H jatuh pada 10 April 2024, sepanjang jalanan Mulur Kab. Sukoharjo penuh gema suara takbir. Sebuah mobil pickup lengkap dengan sound system serta bendera Indonesia dan Nahdlatul Ulama berada di barisan paling depan.
Di belakangnya ada barisan motor dan diikuti rombongan odong-odong dengan lampu warna warni serta klakson telolet yang sesekali mengeluarkan suara.
Tak hanya ada satu, ada banyak rombongan mobil dan motor dengan konsep yang sama saling berpapasan. Semuanya meneriakkan takbir.
"Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. La ilaha illallahu wallahu akbar. Allahu akbar wa lillahil hamdu."
Rencananya kami akan melakukan pawai takbiran dengan menempuh jarak kurang lebih 30 km dan memakan waktu kurang lebih 2 jam, menelusuri jalanan menuju ke dusun-dusun di sekitar Mulur.
Sudah menjadi tradisi rutin tahunan serta turun temurun, masjid-masjid di desa Kab. Sukoharjo melakukan pawai takbiran keliling sebagai bentuk sukacita kemenangan umat muslim setelah berhasil menyelesaikan puasa ramadan serta penyambutan hari raya Idul Fitri.
Jika dahulu kala pawai dilakukan dengan berjalan kaki dengan membawa oncor maka sekarang jauh lebih modern. Banyak yang memilih menggunakan kendaraan bermotor seperti odong-odong, sepeda motor, truk, pickup untuk berkeliling.
Masing-masing masjid unjuk kehebohan dari rombongannya. Ada yang memakai truk dengan lampu warna warni dan memutar kaset takbiran berkonsep dangdut, ada pula yang meneriakkan takbir dengan microphone secara manual.
Mereka memulai rutenya masing-masing dengan titik awal di daerah masing-masing.
Berbeda dari barisan kendaraan bermotor, rupanya masih ada pula yang tetap menjaga keotentikan takbiran dengan tetap memakai obor dari bambu. Mereka juga menghias gerobak menjadi bentuk masjid dan membawanya berkeliling.
Di depan lapangan Pringgondani, terlihat pula rombongan dengan konstum unik, mereka meneriakkan takbir dengan diiringi suara drum band. Setiap rombongan membawa serta gerobak yang sudah dihias sedemikian rupa. Ada yang berbentuk ikan hiu, wayang serta tank tempur. Rupanya mereka adalah para peserta lomba pawai takbiran dari wilayah sekitar pasar Mulur.
Pawai ini diikuti oleh semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Semua terlihat berantusias dan bersemangat menyambut lebaran idul fitri 2024.
Ini kali pertama saya ikut pawai takbiran di kampung halaman suami. Berbeda dari biasanya di mana kami hanya menonton rombongan melewati depan rumah, kali ini kami ingin turut serta merasakan kemeriahan gema takbir menuju ke desa-desa lain.
Dan benar saja, ikut kemeriahan pawai takbiran rupanya menjadi salah satu momen yang tak akan terlupakan dan patut dicoba sekali seumur hidup!