Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.
"Bandungmu adalah Bandungku" mengapa saya pilih judul ini? Emh terus terang saya merasa kehilangan kota ini selain karena kini tidak lagi tinggal disekitar kota ini, terlebih Bandung yang saya saksikan sekarang telah banyak berubah dari Bandung yang saya kenal dahulu.
Saya lahir dan dibesarkan disebuah kota kecil yang berbatasan dengan Bandung Utara. Semasa kanak-kanak kami hanya mengandalkan jalan kaki untuk mengunjungi saudara-saudara yang jaraknya bisa sampai belasan kilometer dari tempat tinggal. Ke Bandung kami gunakan kendaraan umum untuk turun di terminal Ledeng dan melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki pula.
Bandung yang dulu saya kenal tidak seperti sekarang yang didominasi hiruk pikuk kendaraan dan padatnya bangunan-bangunan yang membingungkan, dahulu setelah turun dari kendaraan umum di terminal Ledeng (Jl. Setia Budi) kami jalan kaki ke daerah Sukajadi dimana saudara dan handaitolan tinggal disekitar wilayah ini. Melewati jalan setapak, pesawahan, perkebunan penduduk, yang akhirnya sampai di tempat tujuan.
Bahkan konon kakek buyut kami disana seringkali hanya mengandalkan jalan kaki untuk mengunjungi keluarga kami. Turun gunung, naik gunung, melewati jalan setapak bahkan melewati hutan lebat, untuk sampai di desa kami.
Kota Bandung adalah saksi kenangan manis masa kecil yang tak akan pernah kembali. Menjadi jendela ke sebuah waktu yang sudah berlalu, mengingatkan akan perjalanan hidup yang panjang, tidak terasa setengah abad sudah waktu berlalu. Kehadiran ayah dan ibu yang senantiasa mendampingi kemana kami pergi, kini mereka semua telah tiada seiring kota Bandung yang terus berubah mengikuti zamanya.
Ahirnya dengan tulisan dan video di bawah ini saya coba hadirkan kembali kota Bandung yang saya kenal sampai menjadi Bandung saat ini. Mudah-mudahan menjadi inspirasi...