agus hendrawan
agus hendrawan Guru

Guru di SMAN 9 Kota Bekasi yang tertarik menulis di Kompasiana. Penulis reflektif, dan pengamat kehidupan sosial sehari-hari. Menulis bagi saya adalah cara merekam jejak, menjaga kenangan, sekaligus mengolah ulang pengalaman menjadi gagasan yang lebih jernih. Saya tumbuh dari kisah pasar tradisional, sawah, dan gunung yang menjadi latar masa kecil di Cisalak-Subang. Kini, keseharian sebagai guru membuat saya dekat dengan cerita murid, dunia pendidikan, serta perubahan sosial yang terjadi di sekitar kita. Di Kompasiana, saya banyak menulis tentang: pendidikan yang manusiawi, dinamika sosial budaya, kenangan kecil yang membentuk cara pandang, serta fenomena keseharian seperti kafe, pasar, hujan, dan keluarga. Saya punya prinsip tulisan yang baik bukan hanya menyampaikan pendapat, tetapi juga mengajak pembaca berhenti sejenak untuk merenung, tersenyum, atau tergerak untuk berubah.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Chat GPT vs Mr. Bard

12 Februari 2024   10:33 Diperbarui: 12 Februari 2024   11:05 1022 4 1

Sumber gambar dokpri
Sumber gambar dokpri

Sebagaimana kita sudah mafhum kalau Artificial Intelligence  (AI) mengumpulkan informasi dari data global, kemudian diolah berdasarkan kecerdasan buatan dengan pendekatan kecerdasan manusia pada umumnya, sebelum di serahkan pada usernya.

Mulai menjamur aplikasi online yang menawarkan komonukasi (chatboot) menggunakan kecerdasan buatan ini, tapi ada dua yang cukup dominan yaitu Chat GPT dan Bard dari google.

Saya coba bandingkan keunggulan dan kekurangan masing-masing aplikasi ini. Ternyata secara otomatis Bard memberikan informasi yang lebih komprehensif tanpa diminta.

Bahkan dia memberikan detail dari mana data itu didapat dan menyertakan linknya, selain itu Bard juga memberikan link referensi tambahan untuk dikunjungi sebagai perbandingan.

Bard memberikan detail waktu dan tempat informasi itu diminta dan didapat.

Sebenarnya Chat GPT juga bisa melakukan hal yang sama tapi tergantung dari perintah (prompt) yang user berikan.

Sebagai hemat pribadi saya sebagai penulis lebih cenderung untuk menggunakan Bard karena lebih simpel penggunaannya demi keamanan dari terjebaknya kita yang mencari referensi kedalam praktik plagiasi karena kita bisa memeriksa situs aslinya dan tentunya kita bisa menilai sumber itu terpercaya atau tidak, walau pun ini memerlukan kerja ekstra.

Menurut pengalaman pribadi saya Chat GPT sering kali memberikan informasi yang salah, walau pun akhirnya dia mengklarifikasinya setelah kita komplen lalu dia meminta maaf.

Tapi kadang dia juga mentok tidak menemukan solusi dari pertanyaan yang di berikan dengan alasan keterbatasan akses, jadi alangkah baiknya kita lebih bijak dalam menggunakan teknologi ini. 

Berikut adalah trik-trik semoga bisa membantu kita dalam langkah di atas:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3