Freelancer, suka traveling, dan kuliner. Nominee best in citizen journalism 2024 Nominee best in storytelling 2025

Treking menuju Air terjun Tirto Gumarang sungguh menantang. Jalannya yang terus turun membuat saya dan suami harus ekstra waspada. Tak heran hampir tidak ada orang yang bersedia mendatangi tempat ini.
Dari besi sandaran yang sudah goyah, dan rumput tebal serta jalan setapak yang nyaris tak nampak menunjukkan tempat ini jarang dilewati.
Tapi ramai suara orang dan gemuruh air memberi semangat bagi kami untuk terus melangkah.
"Hoiiii!" Ada suara teriakan, saat gemuruh air semakin keras dan jelas.
"Hoiiii!" Ayah membalas teriakan. Sungguh melegakan kalau bertemu orang di tengah hutan.
Tak lama terlihat 2 laki-laki yang melewati rute yang sama dengan kami. Sementara di bawah gemuruh air semakin jelas terdengar.
Ada turunan tajam nyaris tegak lurus 90 derajad. Ada trap dari papan, tapi sepertinya sudah agak lapuk, dan jarak nya cukup jauh, membuat kakiku susah menjangkau.

Tapi Alhamdulillah, ini adalah rute terakhir, sebab jalan setapak sudah mentok, dan kalau diteruskan masuk sungai.
Gemuruh air terdengar jelas, tapi tidak ada orang sama sekali. Posisi air terjun agak tersembunyi tanpa ada tanda-tanda jalan setapak yang mengarah ke air terjun. Di depan mata hanya semak belukar yang cukup rapat, sangat beresiko kalau harus ditembus.