agus hendrawan
agus hendrawan Guru

Guru di SMAN 9 Kota Bekasi yang tertarik menulis di Kompasiana. Penulis reflektif, dan pengamat kehidupan sosial sehari-hari. Menulis bagi saya adalah cara merekam jejak, menjaga kenangan, sekaligus mengolah ulang pengalaman menjadi gagasan yang lebih jernih. Saya tumbuh dari kisah pasar tradisional, sawah, dan gunung yang menjadi latar masa kecil di Cisalak-Subang. Kini, keseharian sebagai guru membuat saya dekat dengan cerita murid, dunia pendidikan, serta perubahan sosial yang terjadi di sekitar kita. Di Kompasiana, saya banyak menulis tentang: pendidikan yang manusiawi, dinamika sosial budaya, kenangan kecil yang membentuk cara pandang, serta fenomena keseharian seperti kafe, pasar, hujan, dan keluarga. Saya punya prinsip tulisan yang baik bukan hanya menyampaikan pendapat, tetapi juga mengajak pembaca berhenti sejenak untuk merenung, tersenyum, atau tergerak untuk berubah.

Selanjutnya

Tutup

Video

Desa Cupunagara yang Dulu Terisolasi Kini Jadi Desa Wisata

8 Agustus 2024   04:16 Diperbarui: 10 Agustus 2024   19:44 2055 5 1

Gapura Cupunagara (dokpri)
Gapura Cupunagara (dokpri)


Pendahuluan

Desa Cupunagara, yang terletak di Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, berada 17 km di selatan kota kecamatan Cisalak. Dengan ketinggian di atas 1.200 meter di atas permukaan laut (MDPL), desa ini menyajikan udara sejuk, dikelilingi oleh gunung dan perbukitan yang menambah pesona alamnya.

Saat ini, Desa Cupunagara tengah dikembangkan sebagai desa wisata oleh pemerintah setempat karena keindahan alamnya yang menyejukan. Desa ini juga memiliki peninggalan bersejarah seperti Situs Pabeasan dan bangunan kolonial Belanda yang masih berdiri.

Desa ini terbagi menjadi empat dusun: Dusun Ciwangun, Bukanagara, Sukamulya, dan Cibitung. Suhu yang dingin dan kabut yang menyelimuti desa setiap pagi dan sore menambah daya tarik tersendiri bagi pengunjung.

Di sekitar desa, rumah-rumah pabrik teh peninggalan Belanda menjadi salah satu daya tarik wisata sejarah. Jarak rumah saya sekitar 17 km dari desa Cupunagara, memberikan pemandangan lembah yang indah dan kabut yang menyelimuti Desa Bukanagara dari kejauhan.

Di kota kecamatan tempat saya tinggal, banyak bangunan peninggalan kolonial Belanda yang kini beralih fungsi menjadi kantor pemerintahan, rumah dinas, puskesmas, dan sekolah, termasuk SDN Cisalak 1, tempat saya dulu bersekolah.

Untuk mencapai Desa Cupunagara, kini dapat diakses dengan kendaraan pribadi. Lebih dari separuh jalan menuju desa telah diperbaiki, sementara sisanya sedang dalam proses pembenahan. Dahulu, jalan ini hanya dapat dilalui oleh truk pengangkut kina dan teh atau kendaraan sejenis yang mampu melewati medan terjal.

Saat menuju desa ini, kita disuguhkan pemandangan dataran tinggi yang menawan dengan beberapa spot wisata menarik, antara lain:

  1. Dataran Tinggi dengan Pemandangan Indah

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4