Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.
Pendahuluan
Desa Cupunagara, yang terletak di Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, berada 17 km di selatan kota kecamatan Cisalak. Dengan ketinggian di atas 1.200 meter di atas permukaan laut (MDPL), desa ini menyajikan udara sejuk, dikelilingi oleh gunung dan perbukitan yang menambah pesona alamnya.
Saat ini, Desa Cupunagara tengah dikembangkan sebagai desa wisata oleh pemerintah setempat karena keindahan alamnya yang menyejukan. Desa ini juga memiliki peninggalan bersejarah seperti Situs Pabeasan dan bangunan kolonial Belanda yang masih berdiri.
Desa ini terbagi menjadi empat dusun: Dusun Ciwangun, Bukanagara, Sukamulya, dan Cibitung. Suhu yang dingin dan kabut yang menyelimuti desa setiap pagi dan sore menambah daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Di sekitar desa, rumah-rumah pabrik teh peninggalan Belanda menjadi salah satu daya tarik wisata sejarah. Jarak rumah saya sekitar 17 km dari desa Cupunagara, memberikan pemandangan lembah yang indah dan kabut yang menyelimuti Desa Bukanagara dari kejauhan.
Di kota kecamatan tempat saya tinggal, banyak bangunan peninggalan kolonial Belanda yang kini beralih fungsi menjadi kantor pemerintahan, rumah dinas, puskesmas, dan sekolah, termasuk SDN Cisalak 1, tempat saya dulu bersekolah.
Untuk mencapai Desa Cupunagara, kini dapat diakses dengan kendaraan pribadi. Lebih dari separuh jalan menuju desa telah diperbaiki, sementara sisanya sedang dalam proses pembenahan. Dahulu, jalan ini hanya dapat dilalui oleh truk pengangkut kina dan teh atau kendaraan sejenis yang mampu melewati medan terjal.
Saat menuju desa ini, kita disuguhkan pemandangan dataran tinggi yang menawan dengan beberapa spot wisata menarik, antara lain:
Dataran Tinggi dengan Pemandangan Indah
Dari ketinggian, kita dapat menyaksikan hamparan desa di bawahnya. Di sini, tersedia berbagai wahana seperti tempat selfie, flying fox, karaoke, dan tempat peristirahatan.
Curug Cipanoli
Curug ini merupakan sumber mata air pegunungan yang jernih dan tak pernah kering, terletak di bawah tebing yang dikelilingi pohon rotan dan pepohonan besar lainnya. Jalan menuju curug ini sebelumnya dipenuhi pepohonan besar yang kini telah dirapihkan demi pembangunan jalan.
Goa Jepang
Dalam perjalanan menuju desa, kita dapat melihat Goa Jepang, yang menyimpan berbagai mitos lokal. Meskipun demikian, tempat ini kini mulai dibersihkan dan dieksplorasi lebih lanjut.
Makom Keramat Eyang H. Geger Ilat
Makam keramat ini diyakini sebagai makam seorang tokoh sakti yang, menurut mitos, harus dimakamkan dengan memisahkan bagian tubuhnya. Masyarakat setempat mempercayai bahwa bagian tubuh lainnya dimakamkan di puncak bukit lain di sekitar daerah ini. Mitos ini diturunkan dari generasi ke generasi melalui cerita rakyat dan dijaga oleh kuncen (juru kunci) yang diwariskan secara turun-temurun.
Jalan yang Masih dalam Tahap Penyelesaian
Meskipun sebagian besar jalan sudah beraspal, beberapa kilometer terakhir menuju Desa Cupunagara masih berbatu dan belum diaspal, tetapi masih dapat dilewati oleh kendaraan bermotor.
Kesimpulan dan Harapan
Dengan dibukanya akses jalan menuju Desa Cupunagara, hal ini diharapkan dapat mendorong perkembangan desa tersebut, baik dalam distribusi hasil pertanian maupun pariwisata. Saya berharap pembangunan jalan dapat segera diselesaikan sehingga kita semua bisa lebih mudah mengeksplorasi desa ini.
Saya sendiri telah beberapa kali mengunjungi desa ini dengan berjalan kaki. Di atas Desa Cupunagara, terdapat sebuah perkampungan bernama Jamuju yang ditinggalkan penduduknya pada masa pemberontakan DITII, yang kini hanya menyisakan puing-puing bangunan yang tertutup semak belukar. Dengan akses yang lebih baik menuju daerah ini, saya yakin eksplorasi akan menjadi lebih menarik lagi, mengingat daerah ini kaya akan sejarah dan keindahan alam.