agus hendrawan
agus hendrawan Guru

Guru di SMAN 9 Kota Bekasi yang tertarik menulis di Kompasiana. Penulis reflektif, dan pengamat kehidupan sosial sehari-hari. Menulis bagi saya adalah cara merekam jejak, menjaga kenangan, sekaligus mengolah ulang pengalaman menjadi gagasan yang lebih jernih. Saya tumbuh dari kisah pasar tradisional, sawah, dan gunung yang menjadi latar masa kecil di Cisalak-Subang. Kini, keseharian sebagai guru membuat saya dekat dengan cerita murid, dunia pendidikan, serta perubahan sosial yang terjadi di sekitar kita. Di Kompasiana, saya banyak menulis tentang: pendidikan yang manusiawi, dinamika sosial budaya, kenangan kecil yang membentuk cara pandang, serta fenomena keseharian seperti kafe, pasar, hujan, dan keluarga. Saya punya prinsip tulisan yang baik bukan hanya menyampaikan pendapat, tetapi juga mengajak pembaca berhenti sejenak untuk merenung, tersenyum, atau tergerak untuk berubah.

Selanjutnya

Tutup

Video Pilihan

Ekspresi Siswa dengan Alat Musik Sederhana dalam Lagu Kebyar-Kebyar

14 Oktober 2024   11:33 Diperbarui: 14 Oktober 2024   11:42 573 12 5


Kali ini, saya ingin membagikan sebuah momen spesial hari ini yang berhasil saya abadikan dalam sebuah video singkat. Video ini menampilkan kreativitas dan kekompakan sekelompok siswa yang tampil dengan aransemen lagu patriotik Kebyar-Kebyar karya Gombloh. Uniknya, mereka menggunakan kombinasi alat musik tradisional dan sederhana seperti angklung, gitar akustik, cajon, dan galon kosong untuk menciptakan harmoni indah.

Meskipun singkat penampilan mereka sarat makna dan penuh energi, menampilkan bahwa cinta tanah air dapat diekspresikan dengan cara kreatif. Dengan penuh semangat, mereka menyanyikan lagu tersebut hingga bagian akhir menegaskan bahwa patriotisme adalah semangat yang hidup di setiap generasi muda.

dokpri
dokpri

Pemilihan lagu Kebyar-Kebyar memiliki makna mendalam tentang semangat kebangsaan dan kecintaan terhadap Indonesia. Liriknya yang penuh energi dan melodi yang indah menjadikannya salah satu lagu patriotik yang selalu relevan, terutama bagi generasi muda. Dalam konteks kegiatan siswa ini, lagu tersebut menyampaikan pesan bahwa cinta tanah air bisa diekspresikan melalui berbagai cara, termasuk seni musik dengan alat tradisioanal dan sederhana.

1. Angklung: Warisan Budaya yang Tetap Relevan

Penggunaan angklung dalam aransemen ini memberi warna tradisional, memperkuat pesan bahwa alat musik daerah bisa tetap relevan dalam konteks modern. Angklung, yang terbuat dari bambu, menghasilkan bunyi unik dan harmonis ketika dimainkan bersama. Dengan teknik getaran sederhana, siswa mampu menyesuaikan alunan angklung dengan lagu Kebyar-Kebyar, menciptakan perpaduan antara tradisi dan modernitas.

Nilai kreatif:

  • Menumbuhkan kecintaan pada budaya lokal.
  • Menunjukkan bahwa alat musik tradisional bisa dipadukan dengan genre musik modern.

2. Gitar Akustik: Penjaga Harmoni dan Ritme

Sebagai salah satu alat musik paling umum, gitar akustik berfungsi sebagai tulang punggung melodi dalam penampilan ini. Petikan dan strumming gitar membantu mempertahankan ritme sekaligus memberikan kedalaman pada aransemen lagu. Siswa yang memainkannya tampak lihai dalam menjaga tempo dan transisi akor, menunjukkan bahwa latihan mereka telah menghasilkan kekompakan yang baik.

Nilai kreatif:

  • Membiasakan siswa berlatih alat musik populer dengan teknik yang benar.
  • Memadukan instrumen modern dengan alat tradisional untuk menghasilkan musik baru yang unik.

3. Cajon: Sumber Energi dalam Permainan Ritme

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2