Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.
Kemarin saya janjian dengan seorang teman untuk ketemuan di Malioboro. Kebetulan saya tiba lebih dulu. Teman saya sedikit telat sebab terkena macet.
Iya. Yogyakarta memang begitu. Kalau masa liburan jalanannya tak pernah lengang. Terlebih di kawasan Malioboro dan Titik Nol, yang julukannya saja neraka kemacetan tatkala liburan.
Saya pun mencari tempat yang nyaman untuk menunggu sang teman. Tentu saya tidak bengong saja selama menunggu. Tidak melamun juga. Di Malioboro kok melamun. Rugi, dong.
Yang benar, di Malioboro kita mestinya buka mata lebar-lebar dengan kesadaran penuh. Mengapa? Sebab ada banyak hal menarik untuk dipotret dan divideokan.
Lebih dari itu, ada pula beberapa hal yang perlu dicatat. Antara lain terkait pelarangan skuter listrik dan pelarangan merokok. Tidak main-main. Pelarangan itu telah dilengkapi dengan peraturan resmi.
Akan tetapi, saat menunggu teman itu saya mendadak puyeng. Dari tempat saya berdiri (karena kebetulan tidak menemukan bangku kosong), kedua larangan tersebut saya lihat dilanggar terang-terangan.
Seorang pria muda asyik merokok. Dia duduk di bangku yang berada di sebelah kiri saya. Adapun di sebelah kanan saya, sekumpulan skuter listrik siap disewa.
Halah. Di manakah para anggota satpol PP? Entahlah. Tak ada satu pun dari mereka yang tampak.
Justru yang akhirnya tampak adalah pemandangan orang-orang yang naik skuter listrik. Yang bisa Anda tonton di video yang saya sematkan di atas itu.
Salam.