Video Pilihan

Kiprah Kaum Muda dalam Pertanian dan Green Jobs

10 Juni 2024   10:59 Diperbarui: 10 Juni 2024   15:28 465 19 5


Dalam dua dasa warsa terakhir regenerasi petani menjadi topik menarik perbincangan dalam ketahanan pangan secara global dan nasional.

Gadis milenial menanam padi. | Dokpri 
Gadis milenial menanam padi. | Dokpri 

Secara kasat mata memang terlihat demikian namun apakah separah yang dibayangkan betapa sedikitnya anak muda mau terjun dalam dunia pertanian juga yang menyangkut green jobs?

Bila kita mau menjelajah dari desa ke desa apalagi saat musim tanam dan panen tidaklah sulit menjumpai kaum muda generasi milenial dan gen Z ikut terlibat dalam kegiatan pertanian milik keluarga.

Misalnya seorang remaja pria dan diikuti adik-adiknya  membajak sawahnya dengan traktor.

Ada juga seorang  pemuda pembuat pupuk kompos dari kotoran hewan ikut panen dan menjual daun bawang yang ditanam bapaknya.

Memanen bersama ayahanda. | Dokpri 
Memanen bersama ayahanda. | Dokpri 

Paling luar biasa, ada gadis milenial yang mempunyai posisi di PSDM atau HRD di sebuah perusahaan multinasional berani mengambil cuti selama dua hari untuk terjun langsung menanam padi. 

Tanpa takut menjadi hitam dan kotor, gadis berkulit putih ini mau belepotan lumpur membantu orangtuanya menanam padi.

Pada masa pertumbuhan dan perawatan, dunia pertanian memang sulit ditemukan kaum muda terlibat dalam dunia pertanian secara langsung karena tidak terlalu membutuhkan tenaga kerja.

Pada masa seperti ini, generasi milenial dan gen Z berkarya sesuai dengan kompetensi mereka masing-masing. Ada yang berkarya dalam pembibitan sayuran dan pembuatan pupuk dari kohe atau kotoran hewan serta menjadi pengepul sayur.

Hasil panen dengan latar belakang pupuk kohe sebagai wujud lingkungan sehat. | Dokpri 
Hasil panen dengan latar belakang pupuk kohe sebagai wujud lingkungan sehat. | Dokpri 

Bagaimana dengan petani muda dari generasi milenial dan gen Z yang pendidikan tinggi?

Adalah kurang tepat jika dikatakan untuk menjadi petani harus terjun langsung di ladang dan sawah serta belepotan lumpur dan kepanasan.

Sepanjang jalur ke utara antara Batu, Malang - Pacet, Mojokerto hingga Sukorejo, Pandaan atau Kecamatan Pakis, Tumpang, Poncokusumo, Kabupaten Malang, demikian juga antara Purwodadi hingga Wonerejo, Pasuruan di lereng Bromo Tengger Semeru mudah dijumpai perkebunan dan greenhouse yang dikelola secara modern oleh kaum milenial lulusan perguruan tinggi terutama IPB.

Perkebunan dengan tanaman apel, jeruk, dan palawija. Greenhouse mulai bunga aster hingga mawar, strawberi, tomat, dan paprika. Semuanya untuk memenuhi permintaan konsumen kelas menengah dan atas. Terutama dikirim ke Surabaya, Bali, bahkan untuk bunga mawar dan aster juga dikirim ke Bandungan, Ambarawa yang dulu juga dikenal dengan produksi bunga.

Tantangan yang amat menarik, antar perusahaan pertanian sering terjadi 'pembajakan'  tenaga ahli professional dengan tawaran gaji dan tunjangan yang kompetitif sehingga sering terjadi kutu loncat para petani modern green jobs.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2